Langsung ke konten utama

“Pesan Sang Mentari” dari Penyair Korea Kong Kwang-Kyu Untuk Penggemar Sastra di Indonesia


Buku Kumpulan Puisi berjudul Pesan Sang Mentari karya penyair Korea Kong Kwang-Kyu diluncurkan 21 Okrober 2019 (dok.windhu)
Buku Kumpulan Puisi berjudul Pesan Sang Mentari karya penyair Korea Kong Kwang-Kyu diluncurkan 21 Okrober 2019 (dok.windhu)


Anak-anak sedang mandi
Di kolam berpayungkan pohon kelapa

Setiap kali anak-anak bermain air
Air kolam beriak
Berkilauan

Anak-anak bertubuh sawo matang
Seperti biji kopi yang matang

Langit biru memandang para malaikat
Dengan matanya yang biru, besar, dan jernih

(Anak-anak Khatulistiwa-Kong Kwang-Kyu)




Saranghaeyo (사랑해요) atau Saranghae (사랑해), seringkali diucapkan oleh banyak orang Indonesia, terutama para pemuda dan pemudi sebagai ungkapan rasa cinta. Umumnya lengkap dengan menautkan jari jemari secara khas membentuk lambang cinta.

Drama Korea, Film Korea, lagu Korea, bintang-bintang Korea, bahkan hingga produk-produk asal Korea dikenal luas dan seakan sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. K-Pop dan Opa Korea, banyak digandrungi para remaja.  Namun tunggu dulu, bagaimana  halnya dengan sastra Korea?

Tidak banyak orang Indonesia yang mengetahui dan menyukai sastra Korea, termasuk puisi Korea. Di toko buku-toko buku Indonesia, memang sudah bisa ditemukan novel dan komik Korea yang sudah diterjemahkan. Sayangnya, masih sangat sedikit buku yang menggunakan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) sekaligus.

Buku Kumpulan Puisi Pesan Sang Mentari hadir dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (dok.windhu)
Buku Kumpulan Puisi Pesan Sang Mentari hadir dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (dok.windhu)


Pesan Sang Mentari, buku kumpulan puisi karya penyair Korea Kong Kwang Kyu, terbitan PT Grasindo adalah yang pertama kalinya hadir dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Peluncuran buku ini dilakukan 21 Oktober 2019 di Perpustakaan Universitas Indonesia.

Buat penyair Korea bernama Kong Kwang-kyu yang dilahirkan di Seol tahun 1960, negara Indonesia bukanlah hal yang baru. Kong Kwang-Kyu pernah datang ke Indonesia pada tahun 2018 dan 2019 sebagai dewan juri dalam Penghargaan Sastra Khatulistiwa.

Selain itu, Kong Kwang-Kyu aktif berinteraksi dengan para penyair Korea yang bermukim di Indonesia dan dengan para pembacanya. Karenanya, penerbitan buku berjudul Pesan Sang Mentari karya Kong Kwang-Kyu begitu berarti.


Penyair Kong Kwang-Kyu  (dok.windhu)
Penyair Kong Kwang-Kyu  (dok.windhu)

Di negaranya, Kong Kwang-Kyu bercerita, puisi sangat disukai. Dia sendiri sudah menggelutinya lebih 30 tahun. Selama ini, Kong Kwang-Kyu juga telah melahirkan karya-karya istimewa, yang menempatkannya sebagai jajaran penyair terbaik kesusasteraan Korea.

Lalu kenapa buku kumpulan puisi Pesan Sang Mentari setebal 113 halaman karya Kong Kwang Kyu dalam edisi dua bahasa dihadirkan? Kong Kwang-Kyu berharap, Pesan Sang Mentari bisa membantu  orang-orang yang tertarik pada Korea, sehingga lebih memahami bahasa dan budaya Korea. Bukan hanya untuk masyarakat Korea yang tinggal di Indonesia.

Hangatnya Gaya Tutur Bahasa  

Puisi merupakan sarana menyampaikan perasaan yang dimiliki seseorang. Melalui puisi, seseorang menemukan keindahan, kehangatan, ketenangan, dan pencerahan. Puisi-puisi Kong Kwang-Kyu  seakan merepresentasikan hubungan kasih sayang antara manusia dan alam semesta, sesama mahluk hidup dengan persaudaraan. Manusia dengan alam merupakan satu keluarga besar yan tinggal di rumahyang sama.

Sastrawan Ibnu, Penyair Jokpin, Penyair Korea Kong Kwang Kyu, dan moderator. (dok,windhu)


Joko Pinurbo alias Jokpin, penyair Indonesia yang melakukan supervisi terjemahan Bahasa Indonesia dalam Pesan Sang Mentari karya Kong  Kwang-Kyu mengakui hal itu.

Menurut Jokpin, Kong Kwang-Kyu laksana oase yang bisa membebaskan hidup yang terasa sumpek dan gerah.  Penyair Korea itu mampu memotret suasana dan menuliskannya dalam bait-bait puisi yang mengalun dan halus.

Contohnya kalimat dalam puisi berjudul “Pesan Sang Mentari”, yang diambil menjadi judul buku Pesan Sang Mentari. (Di dunia ini terlalu banyak manusia dan rumah. Sulit bagi Tuhan untuk Singgah).

Kong Kwang-Kyu, menurut Jokpin, menggunakan gaya bertutur yang sederhana dan hangat. Melalui citraan yang terperinci, Kong Kwang-Kyu mampu mengajak pembaca puisinya untuk merefleksikan kembali hubungan manusia dengan alam, serta sesama mahluk hidup. Manusia dan alam merupakan keluarga yang tinggal setara di rumah yang sama.

Sejumlah puisi dalam buku Pesan Sang Mentari dibacakan saat peluncuran buku di Perpustakaan UI (dok. windhu)


Terjemahan Sastra dan Keindahan Berkhianat 

 Jokpin mengatakan,Kong Kwang-Kyu mempunyai kemampuan membuat puisi yang andal. Namun, Jokpin yang melakukan supervisi terjemahan Bahasa Indonesia juga menyatakan adanya kurang sreg pada beberapa kata terjemahan.

Sayangnya, Jokpin mengakui tidak memahami bahasa Korea. Jokpin menyoroti penggunaan kata pohon Kesemek dalam puisi berjudul “Musim Gugur Tiba”. (Belalang datang dengan sinar matahari. Dan meletakkannya di deaunan pohon Kesemek - halaman 84).

Jokpin menegaskan, penggunaan buah Kesemek terasa janggal. Namun, agak kesulitan untuk menemukan padanan kata yang pas sebagai penggantinya karena tidak menguasai Bahasa Korea.

Ibnu Wahyudi, sastrawan yang juga dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (d/h Fakultas Sastra) Universitas Indonesia pun menyampaikan hal sama terhadap hasil karya terjemahan Bahasa Korea Pesan Sang Mentari. Ibnu, pernah tinggal di negeri Korea selama beberapa tahun.

Menurut Ibnu, orang yang menerjemahkan sastra dari suatu negara, akan lebih baik jika diberikan kepada orang yang mengerti dan menyukai sastra.Alasannya, pada hasil terjemahan karya sastra tersebut.

Negara Korea misalnya, berbeda dengan negara Indonesia. Disana ada salju, sedangkan di Indonesia tidak. Di Korea, terdapat sejumlah pohon-pohon yang mungkin tidak ditemukan di Indonesia, sehingga harus dicari padanan kata, diksi yang tepat.

Ibnu pun menyoroti puisi berjudul Anak-Anak Khatulistiwa  (Anak-anak bertubuh sawo matang. Seperti biji kopi yang matang). Ibnu mempertanyakan warna biji kopi yang matang.

Sastra terjemahan yang indah, terkadang harus “berkhianat” agar mampu dinikmati dengan baik. Untuk mengurangi kesan khianat itu, baik Jokpin maupun Ibnu sepakat jika dalam puisi terjemahan, perlu dibuatkan catatan kaki agar  tahu asalnya.

Memahami Korea, selain dari budayanya, juga bisa melalui karya sastra seperti puisi (dok.windhu)


Secara garis besar, buku kumpulan puisi Pesan Sang Mentari karya Kong Kwang-Kyu sangat menarik untuk disimak buat orang Indonesia. Ada sejumlah puisi berlatar belakang Indonesia yang dibuat Kong Kwang-Kyu saat mengunjungi Indonesia, yakni ‘Anak-Anak Khatulistiwa’, ‘Burung Layang-Layang’, dan’ Ambarawa yang Membara’

 Semoga saja Pesan Sang Mentari karya Kong Kwang-Kyu membuat orang Indonesia lebih mengenali sastra Korea. Setidaknya, seperti yang disampaikan Suh Mi-Sook, salah seorang penyair dan Esayist Korea di buku Pesan Sang Mentari, yang berharap buku ini dapat menjadi batu pijakan agar sastra Korea lebih dikenal luas di Indonesia.

Judul Buku : Pesan Sang Mentari
Kumpulan Puisi Kong Kwang-Kyu
Cetakan Pertama  (2019)
Supervisi Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Joko Pinurbo (penyair)
Penerbit : PT Grasindo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

Tumbuh Bersama KBA Warakas, Setia Menjaga Lingkungan dan Iklim Lewat Kreativitas Pengelolaan Sampah

  Seorang ibu membawa kardus untuk dibawa ke Bank Sampah Warakas RW.02, Tanjung Priok, Jakarta Utara (dok.windhu) Terletak di Jakarta Utara, wilayah Warakas, Tanjung Priok tergolong cukup padat penduduk sehingga tak luput dari permasalahan  sampah. Kesadaran dan kepedulian warga, serta konsistensi untuk menjaga lingkungan dan iklim menjadi kunci dalam pengelolaan sampah yang efektif dan ekonomis di KBA Warakas. Langit cerah. Sinar matahari mulai terik. Padahal baru pukul 10.00. Seperti halnya kawasan yang berlokasi tak jauh dari laut, Warakas memang sering diidentikkan dengan cuaca panas serta banyak embusan angin. Penanda Bank Sampah KBA Warakas 02 (dok.windhu) Namun semua itu tak mempengaruhi warga yang berkumpul di Bank Sampah Warakas RW. 02 Senyuman mengembang terlihat jelas di wajah Nela, warga RT. 12, RW 02 yang membawa setumpuk lipatan kardus dan sejumlah botol plastik. Tak hanya Nela yang pagi itu menggunakan baju berwarna merah, ada juga sejumlah ibu-ibu lainnya yang datan

Beli Buku Hanya Bayar Setengah di Buka Gudang Gramedia

Selama satu bulan, digelar Gudang Buku Gramedia, di Jl. Palmerah Barat, Jakarta. Diskon sebesar 50 % untuk semua jenis buku. Untuk buku komik hanya Rp.1000, dengan ketentuan minimal pembelian 10 buah (dok.windhu) There is no friend as loyal as book . Kalimat kutipan Ernest Hemingway, novelis yang karya-karyanya mendunia itu benar adanya. Buat sebagian orang, termasuk saya, buku sudah menjadi teman yang sangat setia. Sejak masih anak-anak hingga kini dewasa. Nah, begitu mata memandang seluruh ruangan yang disebut Buka Gudang Gramedia, Jl Pamerah Barat dan melihat tumpukan ratusan buku sesuai dengan kategorinya jelas terlihat di depan mata, rasa senang timbul.  Jumlah buku di rumah, si teman setia sudah jelas akan bertambah.Harga buku di zaman sekarang kalau karya top atau penulis bermutu pastilah mendekati Rp.100.000 atau lebih, per satu bukunya. Kegiatan diskon buku seperti Buka Gudang Gramedia, jadi salah satu solusi menambah bahan bacaan.  Ragam pilihan buku ba