Catatan Langkah Pemenang

Sequis meluncurkan web series berjudul Kopi Paste yang dibintangi pasangan suami istri Sharena dan Ryan Delon (dok.windhu) Was-was antara kemungkinan ada aksi demonstrasi atau tidak. Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di bulan September 2019 memang tak lepas dari pengaruh aksi menyuarakan pendapat di gedung parlemen. Ini berujung pada angkutan umum yang tidak berhenti di setiap halte ataupun pengalihan rute. Padahal, sebelumnya tidak begini.   Seperti itu jugalah hidup. Selalu ada yang muncul dengan tidak pasti. Demikian pula halnya cinta. Rasa cinta kerap muncul bagai kejutan. Keinginan untuk mencapai kesempurnaan cinta, tak selalu sejalan dengan yang terjadi dalam hidup nyata yang sesungguhnya.    Hal ini terasa saat menyaksikan Kopi Paste, video web series Sequis, yang ditayangkan di auditorium Sequis Center, Jakarta, pada Kamis 26 September 2019. Pemutaran perdana web series yang dibintangi oleh Sharena dan Ryan Delon itu turut dihadiri 100 karyawan Sequis.

Leson,id ,  aplikasi pendidikan yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan pelajar dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi, dan CPNS  (dok.blomil) Dulu,   belajar hanya dimungkinkan melalui lembaran-lembaran buku fisik yang bisa   dipegang.   Seiring dengan perkembangan zaman, seorang siswa bisa melakukannya lewat aplikasi pendidikan digital. Belajar ilmu pengetahuan tak lagi terbatas ruang jarak dan waktu. Kursus digital menggantikan kursus konvensional yang tak perlu hadir langsung secara fisik di suatu tempat. Belajar melalui aplikasi semakin mudah diakses asalkan koneksi internet ada. Perkembangan teknologi digital mengubah sektor pendidikan, yang dulunya berupa tatap muka berhadapan langsung. Nasi Kuning di perayaan Hut ke-29 Grasindo (dok.windhu) Publishing and Education Director Group of Retail and Publishing Kompas Gramedia Wandi S. Brata menekankan, di era yang tidak kontinyu seperti sekarang,   pengembangan terus-menerus tidak cukup karena

Siswa-siswa sekolah melihat buku-buku di sebuah stand penerbit IIBF 2019  (dok.windhu) Beberapa siswa berseragam sekolah   berdiri di sebuah   booth penerbit. Tangan-tangan mereka mengambil sebuah buku yang ada di depan tulisan kata diskon. Melihatnya sebentar, kemudian meletakkanya lagi. Sebelum akhirnya, mengambil buku dengan judul yang lain. “Buku yang ini saja. Lucu tulisannya. Humor,” kata salah seorang dari mereka. Kawannya yang lain langsung menyambut gembira.”Iya, bisa ketawa-ketawa,” ujar yang lain. Siswa-siswa itu melihat bapak dari penerbit yang sedang menjaga, para siswa ini pun langsung bertanya,”Pak, ini diskon, ya?” Dengan kalem, si bapak menjawab,” Rp. 20.000 dapat tiga buku. Pilih saja, yang disuka.”   Itulah salah satu percakapan yang ditemui Kamis 5 September 2019, hari kedua gelaran Indonesia International Book Fair (IIBF)   2019 di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Siswa-siswa yang berseragam sekolah

Indonesia International Book Fair 2019 diselenggarkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, tanggal 4-8 September 2019. Tampak dari kiri Ketua Panitia IBF Djaja Subagdja, Penulis Ahmad Fuadi, Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina, dan Direktur Pengebangan Pasar Luar Negeri BEKRAF Bonafasius Wahyu (dok.windhu) Buat para pembaca dan pecinta buku, ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019, bisa jadi pilihan. Pameran tahunan yang diselenggarakan Ikatan Penenerbit Indonesia (IKAPI) ini digelar selama 5 hari, mulai pukul 9.00-21.00, tanggal 4 hingga 8 September 2019 di   Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Mengusung, IIBF is not just a book fair, it’s a book fair, Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina saat pertemuan di hotel Artotel Thamrin, menjelang pelaksanaan pameran mengatakan, pameran IIBF kini tidak lagi hanya menjadi ajang jual beli buku dan hak cipta buku dari industi penerbitan, melainkan juga menjadi ajang promosi dan penjualan intellectual property