Punya anak sehat dengan tumbuh kembang baik dambaan orang tua. Cegah stunting selalu penting (dok.windhu) |
Apa
sih bedanya stunting dengan pendek? Hingga saat ini pertanyaan ini seringkali
muncul pada saat pembahasan mengenai stunting. Setiap orang tua tentu tak ingin
tumbuh kembang buah hatinya terganggu dan ketinggalan dari teman-teman
seusianya.
Ya, Cegah Stunting Selalu Penting. Dalam webinar hari gizi nasional ke-62 yang diselenggarakan Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes, Kamis 3 Februari, ditekankan pentingnya melakukan aksi pencegahan stunting.
Webinar menghadirkan Ida Budi G Sadikin (Penasihat DWP Kemenkes), Dr. Dhian P Dipo, MA (Direktorat Gizi Masyarakat) dan tiga pembicara, yakni Ninik Sri Sukotjo (Nutrition Specialist UNICEF), Fransisca Wulandari (General Manager Tanoto Foundation), dan Andriyani Wagianto (Nutrition&Health Manager PT.Unilever Indonesia).
Webinar Dir Gizi Kemenkes HGN ke-62 Cegah Stunting Selalu Penting (tangkaplayar webinar) |
Menurut SSGI tahun 2021, prevelansi stunting di Indonesia sebesar 24,4 % sedangkan pada SSGBI 2019, prevalensinya sebesar 27,7 %. Trendnya mengalami penurunan namun angkanya masih jauh dengan prevalensi yang ditargetkan berdasarkan amanah RPJMN 2020-2024, yakni menjadi 14 % pada 2024. Menurut Dr. Dhian P Dipo, MA dari Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes, kondisi ini harus diperbaiki.
Lalu
apakah stunting sama dengan pendek?
Tentu saja berbeda. Menurut Kemenkes, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, punya tingkat kecerdasan di bawah normal dan produktivitasnya rendah. Jika prevalensi stunting tinggi maka negara tercinta Indonesia akan rugi besar secara ekonomi. Bahaya nih kalau bomus demografi
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan, anak-anak stunting umumnya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata usianya. Tidak akan bisa mencapai tinggi badan yang ideal sampai dewasa.
Prevelelansi stunting di Indonesia (sumber:Kemenkes) |
“Kalau stunting lebih kepada public health (kesehatan masyarakat). Stunting sangat beda dengan genetik. Gunakan kartu menuju sehat untuk mengetahui adanya tumbuh kembang anak.Stunting lebih kompleks,” kata Ninik Sri Sukotjo (Nutrition Specialist UNICEF).
Upaya pencegahan stunting harus dilakukan melakukan melalui pola konsumsi gizi, pola asuh, lingkungan sehat, akses kepada layanan kesehatan. Pemberian makanan balita dan anak (PMBA) untuk cegah stunting selalu penting dalam 1000 hari pertama kelahiran (HPK).
Mengapa PMBA penting dalam 1000 HPK?
Kebutuhan
Gizi anak usia 0-23 bulan sangat tinggi. Hasil SSGI 2019 menyebutkan jika stunting
meningkat secara cepat pada rentang usia 6–23 bulan Pada periode 1000 HPK, terjadi pertumbuhan
pesat.
Bahkan, pertumbuhan otak hingga 75% ukuran otak dewasa. Selain itu, sebih dari 1 juta koneksi saraf dibentuk setiap detik, Berat badan meningkat 4x lipat, Tinggi badan meningkat hingga 75%.
Menurut Ninik Sri Sukotjo (Nutrition Specialist UNICEF), dampak kurang gizi pada Awal Kehidupan terhadap Kualitas SDM akan berpengaruh pada :
- Kekurangan gizi tidak saja membuat stunting, tetapi juga menghambat kecerdasan, memicu penyakit, dan menurunkan produktivitas.
- Gagal tumbuh menyebabkan berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus
-
Hambatan perkembangan kognitif & morik berpengaruh pada perkembangan
otak dan keberhasilan pendidikan.
- Gangguan metabolik pada usia dewasa Meningkatkan risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung).
Dampak Stunting (sumber:Kemenkes) |
Pemberian MP-ASI berkualitas pertama pada saat bayi usia 6 bulan, dengan alasan memperkenalkan MP-ASI terlalu dini meningkatkan risiko kontaminasi patogen dan mengganti pemberian ASI dengan nilai gizi tinggi. Serta mperkenalkan MP-ASI yang terlambat membuat bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang Selain itu, terus menyusui hingga anak berusia dua tahun atau lebih dengan MP-ASI yang tepat dan berkualitas
Dalam praktek PMBA usia 6-23 bulan, harus diberikan ASI, protein Hewani,buah dan sayur, densitas gizi (telur, daging), dan keanekaragaman pangan.Minimum diberikan 5 dari 8 kelompok pangan,yakni ASI, biji-bijian, akar dan umbi-umbian, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Selain itu, pemberian turunan susu (yoghurt, keju), hewani (daging, ikan, ayam, hati, dll, telur, buah dan sayur mengandung vitamin A, buah dan sayur lainnya, vitamin dan suplemen (hanya bila diperlukan). Hindari makanan dengan nilai gizi rendah dan penambahan Gula (dalam makanan dan minuman).
(Sumber : Ninik S Unicef) |
Angka Menyusui Turun Pada
Masa Pandemi
Menurut
Ninik, muncul berbagai pendapat terkait keamanan menyusui. Sejak awal, WHO/UNICEF
menganjurkan IMD dan menyusui dengan melakukan prokes yang tepat. Saat ini, semua
telah sepakat bahwa IMD danmenyusui penting dilakukan/ diteruskan pada masa pandemi.
Meski demikian, diakui jika kesan yang tidak seragam dan hoax menyebabkan ketakutan pada orang tua sehingga mereka memutuskan untuk berhenti menyusui. Selain itu, minimnya konseling karena PPKM dan Social Distancing. Di sisi lain, ibu dan nakes merasa teknik menyusui lebih mudah dipahami bila dilakukan secara tatap-muka, tidak secara virtual.
Situasi
PMBA di Perkotaan di Indonesia (SDFU-I, 2020*) COVID-19 telah memperburuk
kualitas asupan makanan baduta (6–23 bulan) dan anak usia 24–59 bulan. Kenapa?
1.
Rumah tangga mengurangi pembelian bahan mentah atau pangan bergizi
2.
Berkurangnya daya beli menyebabkan rumah tangga membeli lebih sedikit protein
hewani
seperti daging dan telur, juga kacang-kacangan, buah dan sayur.
3.
Permasalahan utama bukan karena akses tetapi lebih keterjangkauan
4. Balita masih sering mengonsumsi makanan tidak sehat dan minuman berpemanis
“Permasalahanya bukan pada masalah akses. Masalahnya, 2-5 tahun konsumsi masyarakat tidak sehat terlalu tinggi, tukas Ninik.
Ufrejutek (sumber:Ninik UNICEF)
Dalam praktek PMBA, menurut Ninik, hal yang perlu diingat “UFREJUTEK VARES BERSIH”. Apa saja? Pemberian Makanan Pertama pada Usia 6 Bulan, frekuensi Makan sesuai Usia, jumlah/porsi sesuai Usia, tekstur sesuai usia, penyiapan, penyimpanan dan pemberian makan secara aman, pemberian makan secara responsive dan pengasuhan, pemberian makan saat anak sakit dan sesudahnya
Di sisi lain, praktek Pemberian MP-ASI memiliki tantangan berupa kurangnya keragaman pangan/tidak bervariasi, frekuensi pemberian MP-ASI yang rendah, konsumsi makanan kemasan tinggi GGL seperti ultraprocessed food, konsumsi minuman berpemanis dan makanan gurih.
Tantangan lainnya adalah banyak makanan tinggi gula, garam, dan lemak trans dan jenuh (kue kering, keripik, minuman berpemanis termasuk jus), memberikan energi, tetapi memiliki kandungan gizi yang rendah.
Adanya kadar gula, garam yang tidak sesuai, serta lemak yang tidak sehat, juga dapat ditemukan di beberapa makanan yang disiapkan secara komersial yang ditargetkan untuk anak baduta/balita.
“Konsumsi makanan tersebut seringkali menggantikan makanan yang lebih bergizi, mengatur preferensi/pilhan rasa seumur hidup, dan berkontribusi terhadap kelebihan berat badan dan obesitas,” kata Ninik.
Nah, perlu dilakukan pendekatan secara Sistem Untuk Perbaikan Asupan Anak Usia 6-23 bulan yakni dengan cara memperluasi akses konseling berkualitas dan dukungan praktek PMBA, meningkatkan ketersediaan, akses dan keterjangkuan akan pangan sehat.
Selain itu, perlu implementasi standar dan kebijakan nasional untuk melindungi anak dari pangan tidak sehat seperti ultra processed food serta praktek pemasaran yang tidak etis. Penggunaan berbagai saluran komunikasi untuk menjangkau pengasuh atas informasi faktual terkait Pemberian Makan Bayi dan Anak yang tepat.
Dibutuhkan desain program bantuan sosial yang ramah gizi dengan memberikan bantuan berupa pangan sehat dan aman untuk bayi dan anak usia 6-23 bulan, termasuk untuk bantuan bencana. Penggunaan platform program perlindungan sosial untuk meningkatkan pengetahuan pengasuh tentang praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak.
Pentingnya PMBA dalam 1000 HPK, kunci pesannya adalah konsumsi makanan bergizi secara rutin (setiap kali makan), perbanyak konsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan imunitas,hindari makanan tinggi Gula Garam Lemak (ultra-processed food), aktivitas fisik dan perbanyak minum air putih, lakukan kegiatan menyenangkan bersama keluarga (memasak bersama, berkebun bersama, dll).
Nutrimenu
Sementara itu, Andriyani Wagianto, Nutrition and Health Manager Southeast Asia Unilever mennyampaikan jika Unilever memiliki program Nutrimenu yang diluncurkan sejak 2019 dengan tujuan untuk memberikan edukasi dan membangun kebiasaan keluarga Indonesia dalam memasak dan mengonsumsi makanan yang lezat dan bergizi seimbang sesuai panduan Kementerian Kesehatan “Isi Piringku.”
Penelitian IPB University pada tahun 2019 di Kabupaten Garut menunjukkan bahwa program Nutrimenu telah meningkatan perilaku ibu secara signifikan, dilihat dari aspek pengetahuan, sikap dan praktik memasak dan mengonsumsi makanan sesuai panduan Isi Piringku yang semakin membaik.
Nutrimenu dilakukan selama 21 hari untuk membentuk pola kebiasaan. Panduan sesuai dengan konsep “Isi Piringku”, yakni 42 resep masakan berpasangan yang mudah dipraktikkan Ibu setiap hari, resep disusun oleh Chef dan nutritionis dengan mempertimbangkan cita rasa, harga, dan kandungan gizi, serta Kandungan energi dan zat gizi telah dihitung dan dicantumkan pada masing-masing resep.
Pendekatan berbasis
masyarakat untuk praktik PMBA
Fransisca Wulandari selaku General Manager
Tanoto Foundation mengatakan studi dilakukan untuk endapatkan pemahaman mendalam
tentang perilaku kunci pemberian makan bayi dan anak usia 6-23 bulan (PMBA)
serta Ibu pada kelompok populasi yang berbeda.
Fokunya dilakukan di Indonesia Timur (Kalimantan Selatan, Hulu Sungai Utara dan Sulawesi Barat, Majene), Indonesia Tengah (NTT Alor, Maluku Seram) danIndonesia Barat (Sumatera Barat: Pasaman, Jawa Barat: Garut)
Terdapat
sejumlah temuan praktik PMBA yang terjadi di masyarakat saat ini, mulai dari
pemberian ASI ekslusif, protein hewani untuk MPASI, porsi dan MPASI kemasan,
kudapan untuk bayi dan balita, suasana makan keluarga, pengasuhan kepada anak,
praktek gizi dan layanan ibu hamil, dan persepsi akan stunting.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.