Majalah bulanan Ummi, dengan slogan identitas wanita islami tahun 2017 memasuki tahun ke-29 (foto:riapwindhu) |
Untuk
tetap eksis di era serba internet saat ini, bukanlah hal yang mudah bagi sebuah
media cetak bulanan. Tuntutan profesional selalu dapat menghadirkan bacaan
berkualitas harus dipertahankan. Terlebih, bila menyasar segmen tertentu
sebagai majalah muslimah. Namun, Ummi menunjukkan mampu bertahan hingga
memasuki tahun penerbitan ke-29 pada April 2017
ini.
Begitu memasuki ruang rapat
majalah Ummi, yang terletak di Jl. Mede
No.42 A, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa 21 Maret 2017 siang, sejumlah wajah
dengan senyum lebar langsung menyapa.
Suasana akrab dan ramah terasa menyejukkan. Kontras dengan cuaca yang
sedang terik panas matahari di luar gedung.
Program Edukasi Muslimah (PEM) Blogger Muslimah di majalah Ummi (ft:bloggermuslimah) |
Para perempuan berhijab dari
komunitas Blogger Muslimah, yang tengah mengadakan Program Edukasi Muslimah
(PEM) berupa kunjungan redaksi, duduk mengelilingi meja panjang. Tak lama
setelah itu beberapa perempuan berhijab lain dan seorang lelaki masuk ke dalam
ruangan yang dipenuhi dengan sejumlah plakat dan penghargaan.
Mereka adalah para awak redaksi majalah Ummi,
yakni Meutia Geumala (pemimpin redaksi), Rahmi Rizal (redaktur pelaksana), Didi
Muardi dan Aida Hanifa (reporter), Shinta (Ummi Online), serta Isti Muthmainah
(sekretaris redaksi). Mayoritas anggota redaksi adalah perempuan.
Di depan kantor Ummi |
Berbincang A-Z mengenai
penerbitan majalah. Itulah yang dilakukan. Setelah acara dialog, redaksi Ummi
mendampingi pasukan Blogger Muslimah bersama foundernya Novia Syahidah
melakukan tour ke bagian-bagian dalam kantor Ummi.
Dalam tanya jawab, para awak redaksi dengan lugas menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Ummi menegaskan slogannya sebagai majalah identitas wanita islami. Majalah
cetak yang mampu bertahan memasuki tahun ke-29. Apa yang membuat mereka mampu
bertahan di era digital?
Awak redaksi Ummi mayoritas perempuan (dok:riabuchari) |
Pemred Ummi Meutia Geumala
mengisahkan sejarah panjang majalah wanita Ummi, yang mulai terbit sejak April
tahun 1989. Majalah ini terbit sebelum maraknya internet dan gencarnya media
sosial di masyarakat Indonesia.
Dengan tujuan menyalurkan ide dan pemikiran
dakwah, sejumlah maka didirikanlah Ummi.
Sebuah majalah tercetak yang memelopori kehadirannya untuk para muslimah dan
keluarga muda di Indonesia.
“Sempat pindah. Kantor yang
paling lama, disini,” kata Meutia.
Meutia menjelaskan, Ummi
sangat baik untuk dibaca oleh para wanita, mulai dari remaja putri hingga ibu
rumah tangga. Bahasan yang menarik, lugas, dan mudah dicerna telah membuat Ummi dapat diterima dan menjadi majalah
favorit keluarga selama ini.
Berfoto bersama dengan awak redaksi Ummi (foto:riabuchari) |
Ah ya, saya pun telah
mengenal majalah muslimah ini cukup lama. Dulu pun ada Annida pada tahun 1993, yang
kemudian bergabung dengan Ummi sejak tahun 2014. Saya suka membaca Annida yang memiliki banyak cerita.
Nah, kunjungan ke redaksi
majalah Ummi merupakan yang pertama kalinya. Meski gedungnya sederhana, majalah
ini tetap menyajikan tampilan yang elegan. Sampul depan berupa tokoh dikenal
masyarakat dan lembar-lembar halaman yang berwarna. Bentuk dan ukuran awalnya tetap bertahan
dengan bahasa penyampaian yang dapat mudah dipahami.
Beda
Cetak, Beda Online
Ummi menyadari untuk dapat
bertahan di era masa kini, tak hanya
cukup dalam bentuk majalah tercetak saja. Majalah yang hanya terbit satu
bulan satu kali. Bentuk media online pun kemudian dihadirkan, yakni http://www.ummi-online.com mulai tahun
2014. Lalu, adakah bedanya?
Tampilan Ummi online (dokpri) |
Majalah Ummi cetak memiliki
jumlah rubrik yang cukup banyak. Setiap
tahun, seluruh bagian redaksi melakukan rapat kerja. Redaktur Majalah Ummi
terdiri atas lima orang (cetak) dan tiga orang (online) mendiskusikan semua ide
yang cocok untuk dihadirkan di majalah cetak setiap bulannya.
Tentu saja, tidak jauh-jauh
dari tema keseharian seperti pasangan suami istri, parenting, anak, dapur,
wanita, kecantikan, jodoh, kegiatan, Hadis dan Quran. Setiap bulannya yang terbit tiap tanggal 1,
Ummi majalah selalu menyajikan bahasan utama sesuai dengan kesepakatan pada
raker tahunan .
Bagian isi Ummi cetak (dokpri) |
Namun, bisa saja terjadi perubahan bila ada suatu
hal yang sedang menjadi sebuah topik pembicaraan hangat di masyarakat. Ummi edisi No.01, Januari 2017 misalnya,
mengangkat bahasan utama rahasia pemimpin sukses. Hal ini terkait dengan
dilangsungkannya pemilihan kepala daerah.
Ummi memiliki sapaan yang
ditujukan kepada pembacanya, yakni Sahabat Ummi. Untuk rubrik perjalanan, terkadang sudah bisa
diplot satu tahun terbitan. Ummi cetak
menyediakan sejumlah rubrik konsultasi yang dijawab oleh para kontributor
berkompeten di bidangnya. Selain
tentunya, ada juga rubrik cerita, baik yang cerita pendek (cerpen) maupun
cerita bersambung (cerbung). Psst, untuk naskah cerbung, kebutuhannya lebih
banyak, lho!
Artikel Perjalanan di Ummi (dokpri) |
Untuk Ummi Online, para awak
redaksi juga harus mengikuti perkembangan informasi terkini. Setiap 30 menit
sekali dilakukan update postingan. Targetnya 10 artikel per hari. Hal ini
lantaran para pembaca online biasanya suka dengan kabar yang baru. Page view
atau keterbacaan mencapai 1,5 juta per bulan
Judul yang menarik dengan
kata-kata memikat orang untuk segera mengklik dan membaca dengan cepat
informasi yang disajikan. Kecepatan informasi menjadi keunggulan dari versi
online.
Rubrik online yang ada,
yakni family (parenting, pasutri, finance, tumbuh kembang), Lifestyle
(kecantikan, kesehatan, fashion), Belajar Islam (fiqih wanita, quran, hadist,
sejarah islam), Community (umi menulis, womenpreneur), tips and Inspirasi
(dapur ummi, travelling, quotes, motivasi,perempuan pelopor, ramadhan), Berita
Islam (nasional, internasional), Gallery (photo, video, film islami), dan event.
Salah satu ruangan di Ummi (dokpri) |
Dari
Naskah, Pemotretan, hingga Sirkulasi
Untuk versi majalah,
pemilihan dan pengisian naskah per rubrik, tentu saja memiliki deadline. Paling
tidak satu minggu sebelum terbit sudah selesai semuanya. Pemotretan cover juga
telah selesai dilakukan. Setelah bagian redaksi yang mengurusi naskah dari
kontributor dan pengeditan, ada bagian yang akan melakukan lay out (tata letak)
dan ilustrasi.
Nah, ternyata masih
dilakukan pengeditan, lay out, dan ilustrasi, dilakukanlah pengecekan dummy
beberapa kali. Setelah yakin tepat dan benar dan bolak balik dari redaksi-lay
out, barulah dibawa ke percetakan.
Pengecekan berulang dilakukan agar tidak ada
kesalahan informasi, bahasa, maupun cetakan saat majalah sudah siap edar.
Bagian sirkulasi memegang peranan dalam hal ini.
Salah satu ruangan Ummi (dokpri) |
Khusus untuk sesi
pemotretan, ternyata para awak redaksi punya banyak kisah. Mulai dari
menghubungi tokoh atau sosok yang akan difoto, menyiapkan pernak-pernik
pendukung foto, hingga riasan untuk tokoh, dan mengurusi anak-anak saat
pemotretan.
Sesi pemotretan dapat
dilakukan di rumah para tokoh maupun di
studio. Sosok yang dipilih tentunya harus muslim, mampu menginspirasi, dan
tidak terkena gosip, serta tertutup aurat.
Setiap terbitan bulanannya,
Ummi juga menyediakan suplemen Permata, berupa serial anak Islam, yang memiliki
halaman keterampilan dan kisah anak yang dapat didiskusikan dengan orang tua.
Salah satu ruangan di Ummi (dokpri) |
Miliki
Pembaca Loyal
Meskipun era digital semakin
memudahkan akses cepat dimanapun dan kapanpun, majalah Ummi tetap percaya diri
dapat bertahan dengan kondisi yang ada. Pun dengan semakin maraknya majalah
perempuan ataupun majalah muslim lainnya. Kuncinya terletak adanya para pembaca
loyal Ummi.
Survey lembaga riset AC
Nielsen Research Indonesia mengungkapkan
satu eksemplar majalah Ummi dibaca
sekitar 5 orang.Dengan jumlah itu, seminimal mungkin, Ummi dibaca sedikitnya
250.000 orang di sembilan kota. Ummi masuk dalam top ten majalah bulanan
Indonesia.
Selain itu, menurut pemred
Meutia Geumala, semangat untuk berdakwah dan menyasar segmen muslimah, telah
membuat Ummi mampu bertahan. Keberadan majalah perempuan lainnya bukanlah suatu
saingan. Ummi tetap ada dan dicintai oleh para penggemarnya.
Pemred Ummi Meutia Geumala mendampingi tour kantor majalah bulanan Ummi (dokpri) |
Meski demikian, Meutia
mengakui jika saat ini berkurangnya jumlahnya agen ditributor karena desakan
online. Jumlah agen Ummi sendiri sebenarnya tersebar di seluruh provinsi yang
ada di Indonesia.
Bukti eksisnya Ummi juga
ditandai dengan banyaknya iklan. Iklan-iklan itu tentunya yang juga islami,
seperti hijab dan pakaian. Tak heran, Ummi pun memberikan penghargaan pada
pengiklan.
Majalah Ummi siap edar di bagian sirkulasi dan distribusi Ummi (dokpri) |
Saat berkeliling ke bagian kantor Ummi, ternyata
Ummi memiliki unit usaha, yang juga dijual secara online berupa perlengkapan
muslimah, seperti kerudung dan lainnya. Di ruang resepsionis saat itu ada yang
membeli sebuah produk yang dijual di Ummi Online.
Satu lagi, Ummi juga
memiliki program waqaf Al Quran. Dengan uang Rp.150 ribu rupiah, penyumbang
akan mendapatkan Al Quran Ummi dan alat perlengkapan sholat, yang akan
disalurkan ke daerah-daerah terpencil oleh Ummi.
Ummi pun kerap menggelar
berbagai program dan event yang
berkaitan dengan muslimah dan keluarga.
Pemred Ummi Meutia Geumala memegang Al-Quran untuk wakaf (dokpri) |
Menembus
Redaksi Ummi
Mendengar kata majalah, tentunya
setiap orang banyak yang ingin dan bertanya-tanya cara agar tulisannya dimuat
di Ummi. Tentu saja, pembaca dapat mengirimkannya ke redaksi majalah Ummi.
Berikut bocoran tulisan yang
bisa dimuat di Ummi :
1. Tulisan yang dikirimkan
harus sesuai dengan nafas islami. Tentu saja sesuai dengan rubrik yang ada di
Ummi cetak maupun online.
2. Memiliki tema-tema yang
dekat dengan keseharian. Ummi menyasar segmen muslimah dan keluarga muda.
3. Topik yang sedang in, booming, update terkini
dapat menjadi pilihan latar penulisan. Misalnya saat ini bunuh diri, pedofilia,
dan mencari pemimpin wilayah.
4. Menggunakan judul yang
memikat dan mengundang keinginan membaca.
Judul bisa pendek maupun panjang. Namun, untuk online, biasanya lebih
banyak yang bisa judul panjang. Contoh
judul pendek : Cara menjadi sahabat anak. Contoh judul panjang : Ketika Merasa
Tergoda Pihak Ketiga, Jujurlah Kepada Pasangan agar Pernikahan Tetap Utuh
5. Gunakan angka jangan kata
dalam judul, misalnya 6 cara mencegah anak jadi korban pedofilia
6. Artikel berupa tips
umumnya sangat disukai oleh para pembaca. Contohnya :Tips agar tidak tergoda
pamer kecantikan di dunia maya.
7. Pilih rubrik yang masih
sedikit peminat, seperti kolom ayah dan cerbung. Rubrik perjalanan seringkali
sudah penuh. Rubrik online yang dimintai, seperti pasutri,
kesehatan, kecantikan, parenting, motivasi, hadist, danquran.
8. Untuk Ummi cetak, redaksi
menerima ketik pasi rangkap, ukuran folio, dengan melampirkan identitas yang
masih berlaku.
9. Tulisan memiliki panjang
setidaknya 2.500 karakter dan tentu saja disesuaikan dengan kolom rubrik. Untuk
ummi online minimal 5 paragrahf.
10.Untuk rubrik Ummi cetak seperti
nuansa ayah, nuansa wanita, cerpen, dan cerbung dapat dikirim ke redaksi Ummi
atau kru_ummi@ yahoo.com. Untuk versi online bisa dikirim ke sahabat.ummi@gmail.com.
Kesempatan sebuah tulisan
dimuat dalam media mainstream, dalam
Ummi online apalagi cetak merupakan kebanggaan tersendiri. Apalagi, Ummi
menyediakan honor dan bingkisan menarik bagi yang tulisannya dimuat. Yuk,
membaca Ummi dan coba mengirimkan artikel !
Majalah Ummi hebat deh bisa survive sampai sekarang. Ada diversifikasi usaha juga ya dengan berjualan online
BalasHapusIya, hebat mampu bertahan di era digital yang perubahannya cepat
HapusAlhamdulillah kalau majalahnya masih bisa tetap eksis ya mba :). Sukses untuk majalah Ummi :)
BalasHapusIya, Alhamdulillah masih eksis, mbak Rach Alida.
HapusSuka dengan slogan nya : identitas wanita Muslim
BalasHapusslogan yang bagus dan tepat sehingga membuat eksis bertahan selama 28 tahun
HapusSaya sudah lama mengenal Ummi dan Annida. Sesekali ikut baca meski saya adalah pria hehe... Sukses buat Ummmi dan jempol utk mbak pemilik blog ini, reportasenya lengkap...
BalasHapusTerima kasih kunjungannya, pak Nur Terbit. Alhamdulillah, majalah dengan slogan identitas wanita islami ini mampu bertahan puluhan tahun.
HapusTernyata liputannya kece dan lengkap, makasih ya Windu sudah berbagi informasi bermanfaat. Next ikut lagi yuk! :-)
BalasHapusTerimakasih juga atas kesempatannya, kakak Novia.semoga tulisan Bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga juga blogger muslimah semakin berkembang
BalasHapus