Langsung ke konten utama

Menyelami Pergulatan Batin Peggy Melati Sukma lewat Kujemput Engkau di Sepertiga Malam



Peggy dengan bukunya Kujemput Engkau di Seperti Malam (WowKeren.com)


NAMA
Peggy Melati Sukma begitu terkenal  pada era tahun 1999-2003. Wajahnya selalu menghiasi layar kaca. Satu hal yang menarik di masa itu, gaya konyol Peggy yang selalu tampil dengan dandanan berlebihan, dengan kedua tangan memegang kepala di sisi kanan dan sisi kiri kemudian  menggoyangnya, "Pusing......"

Kini, Peggy telah berhijab. Bahkan mengenakan cadar. Perempuan muslimah yang telah berubah seutuhnya. Hijrah dari dunia gemerlap keartisan.

Menjelang datangnya bulan Ramadhan, saya tiba-tiba teringat buku lama mengenai awal hijrah Peggy. Buku berisi pergulatan batin Peggy. Apa yang membuatnya berubah? Bukankah banyak orang yang menginginkan hidup di dunia yang penuh dengan ingat bingar. Dunia hiburan yang banyak diinginkan orang karena menjanjikan nama yang beken, selain materi?


Melalui bukunya Kujemput Engkau di Seperti Malam, Peggy bercerita tentang hidupnya.Hal positif dalam hidupnya bisa menjadi kaca bagi yang membaca. Buku Peggy memang terbit nyaris 4 tahun lalu. Saya pun telah menuliskannya lama, saat bergabung di komunitas  Kupas Buku. Kali ini, saya menghadirkannya di blog pribadi.

Peggy dan Jargon Pusing 

Peran dan jargon yang dibawakan artis Peggy Melati Sukma ini sangat populer. Gerhana menjadi sinetron dengan tayangan terlama  dan memiliki karakter terpanjang di masanya. Selama lebih dari lima tahun, selama lima hari berturut-turut dalam seminggu, sinetron ini  ditayangkan nonstop oleh sebuah stasiun televisi. Jargon pusing masuk dalam keseharian seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Dari seorang artis, Peggy hijrah berhijab (cumicumi.com) 


Buat Peggy, sinetron Gerhana tidak hanya membuat namanya melambung di Indonesia. Materi menjadi semakin berlimpah dan membuka hidupnya memasuki dunia keartisan secara total mulai dari pembawa acara, bintang iklan, pemain sinetron, pemain teater, hingga penyanyi. Sayap kegiatan bisnis pun melebar. Kepopuleran juga membawa Peggy pada kegiatan-kegiatan sosial. Networking meluas di dalam negeri dan Internasional. Berbagai nominasi penghargaan pun berhasil diperoleh.
Saat itu, hidup Peggy terasa sempurna. Semua terasa lengkap. Segala pencapaian karir, popularitas, dan materi, dimilikinya sekaligus. Memiliki keluarga yang mendukung dan suami yang hebat sebagai petinggi perusahaan.

Kesuksesan demi kesuksesan. Kehidupan keduniaan yang  semakin mantap. Kehidupan malam gemerlap yang  membawa Peggy larut dalam dalih totalitas kerja. Peggy hanyut dalam  kesibukan dunia membabi buta hingga pernah tidak tidur selama 78 jam.

Namun, segala sesuatu ternyata memang memiliki  masanya sendiri. Sebuah perayaan pasti akan berakhir. Kemeriahan akan usai. Kelelahan fisik dan psikologis menjadi bom waktu yang meledak untuk Peggy.

Sesekali tapi rutin, Peggy ambruk masuk UGD karena secara ekstrem menggunakan tubuh dan pikir tanpa batas. Sering vertigo dan mengalami beberapa kecelakaan meski tanpa luka berarti. Pernikahan Cinderella kandas. Kesulitan-kesulitan hidup satu persatu mulai datang.

Peggy didiagnosis memiliki kelainan fungsi kelenjar pada otak, yang terkait dengan produksi hormon, sehingga menimbulkan kerja hyper tiga kali lipat dari orang normal dan bisa mengakibatkan kebutaan. Peggy  juga mengalami infeksi wajah. Timbul benjolan-benjolan besar di wajah berisi nanah dan darah.

Bisnis yang dijalankan Peggy mulai dikepung masalah. Mulai dari  klien gagal bayar, penghentian proyek tanpa alasan, dana yang ditanam dan diputar dalam berbagai alternatif  investasi macet, mitra internasional kurang klop, dan pekerjaan sebagai tim ahli korporasi yang macet.

Kondisi rumah tangga berantakan, kondisi kesehatan memburuk, dan kondisi finansial  kacau muncul dalam waktu yang bersamaan. Hal ini memaksa Peggy  memutuskan untuk menghilang sama sekali dari media dan industri hiburan.

Tak hanya berhijab, Peggy kini bercadar (Tribunnews)


Titik Balik
Di saat itu,  Peggy  merasa membutuhkan pertolongan. Peggy berada dalam puncak kegelisahan dan mulai mengerti makna tak berdaya. Sendiri. Bingung dengan cara yang harus dilakukan. Menyerah pada satu titik dalam hidup. Belajar bahwa segala kemampuan, pengetahuan, dan materi  ternyata bisa bertekuk lutut oleh keadaan yang tidak diduga-duga.

Peggy merasa hatinya mati. Perempuan kelahiran tahun 1976 ini  mulai mencari Tuhan. Kelelahan yang mendera secara psikologis mengantarkan Peggy untuk berserah memohon pertolongan Allah melalui Shalat Tahajud.

Pulanglah pada Tuhanmu, Gy. Cari Allah. Dia tak pernah pergi. Kamu yang tersesat jalan. Ayo, pulang ke Allah. Laksanakan yang wajib dan muhasabbah dengan Qiyyamul Lail. Ayo, Egy mulai Tahajud lagi, ya, pesan ibunya.

Peggy pun teringat ayat Al-Quran : “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji” (QS Al-Israa (17) : 79)

Peggy tersadar, selama ini menjalankan ibadah sekedar penggugur kewajiban, lalu larut lagi dalam kefanaan dunia. Menjalani ritme kerja dan hidup yang Allah tidak suka. Peggy dilanda khawatir Allah mengambil umurnya dalam keadaan menyisakan banyak persoalan, yang dapat  membebani kedua orang tua dan adiknya. Peggy merasa tak ada keuntungan dalam kegemerlapan malam.

Tak ada manfaat apa pun dari yang namanya kehidupan malam dengan segala gemerlapnya. Apa? Pesta pora, Joget-joget heboh, Ketawa-ketawa yang semu? Segala penampilan kemewahan yang dipaksakan? Teman-teman yang tak abadi? Kurang tidur? Alkohol? Obat-obat terlarang? Pergaulan yang tak berjarak antara laki-laki dan perempuan? Perilaku permisif? (hal 263).

Peggy menguatkan tekad dengan menyediakan diri, energi, waktu, hati dan pikiran untuk menemukan Allah di sepertiga malam. Bertahajud. Menjadikan Allah sebagai segala dasar dan tujuan. Tidak sekedar ritual ibadah sunah melainkan sebuah kebutuhan jiwa.

Seiring dengan waktu, tanpa bisa dipahami pemikiran manusia, satu demi satu  persoalan Peggy  mulai teratasi. Rezeki mulai mengalir. Hidup menjadi lebih tenang. Melalui gugatan cerai, Peggy resmi  menjanda pada tahun 2011.

Di saat-saat inilah aku makin merasakan makna yang luar biasa dari shalat Tahajud dan Qiyamul Lail. Janji Allah tak pernah ingkar. Dia kabulkan tiap permintaan di sepertiga malam, dengan cara-Nya, pada waktu-Nya. Shalat Tahajud sungguh bagai pelita yang menuntunku menggapai cahaya. Ya, aku berjalan pulang kepada Tuhanku. Kepada Al-Quran. Berjalan menuju cahaya. (hal.140)
Peggy hijrah total tanpa paksaan.

Peggy kemudian menunjukkan identitasnya sebagai muslimah dengan menutup aurat. Peggy yang semula berpakaian berani  melaksanakan perintah Allah dalam Al Quran  mengenakan jilbab.

Pergulatan Batin Menyentuh
Kisah  pergulatan batin Peggy dalam bentuk buku setebal  394 halaman ini begitu menyentuh. Tanpa sungkan, Peggy mengisahkan hidupnya secara lengkap.Tak heran buku terbitan Noura Books (PT Mizan Publika) pada tahun 2014 ini berhasil naik cetak berkali-kali. Peggy bercerita dengan menyertakan ayat-ayat Al-Quran dan kutipan hadis sehingga buat siapa pun yang membaca, terutama muslimah, kisah ini dapat dijadikan sebuah renungan berharga untuk memaknai sesuatu yang bermula dari  Ada menjadi Tidak Ada.

Peggy membagi kisah pergulatan batinnya dalam dua buah bagian, yakni Memoar Dalam Kegelapan  yang terdiri atas empat judul dan Awal Dari Perjalanan yang terdiri atas dua judul.

Pada setiap judul, usai bercerita, Peggy meletakkan tulisan dari orang-orang terdekatnya, seperti ibundanya, ustadzah Irena handono, Oki Setiana Dewi, dan terakhir Elma Theana yang juga pernah dalam kegemerlapan malam. Peggy menambahkan Tahajuds Notes di akhir setiap judul tulisan.

Meski alurnya  mengalir dan mudah diikuti, Peggy membuka curahan hati dalam buku Kujemput Engkau di Sepertiga Malam dengan tidak biasa. Setelah Kata Pengantar dari Pepeng Soebardi, bagian pertama buku Peggy yang  berkategori memoar inspiratif  ini, diisi  dengan cerita kesibukan harian yang dijalani, pernikahan, kesukesan karir, dan kesadaran untuk mencari Tuhan melalui Tahajud.

Setelah itu, pembaca tiba-tiba saja diajak masuk pada bagian kedua buku, untuk  mengetahui perjalanan hidup Peggy mulai dari kelahiran, asal-usul orang tua, kegiatan studi, dan  perjalanan karir awal Peggy, yang terkesan diadakan untuk melengkapi buku yang  lebih tepat disebut otobiografi.

Kisah hidup yang ditulis oleh entertainer serba bisa Peggy Melati ini sangat menarik untuk disimak. Cerita mengharukan pergulatan batin Peggy sayang untuk dilewatkan, terutama bagi yang ingin memperbaiki hidup melalui Tahajud dan Qiyamul Lail. Apalagi, buku ini juga dilengkapi dengan 13 kisah muslimah dari berbagai profesi dalam melaksanakan Tahajud.



Data Buku :
Judul Buku          : Kujemput Engkau di Sepertiga Malam
Penyusun             : Peggy Melati Sukma
Penerbit               : Noura Books (PT Mizan Publika)
Tahun                  : 2014
Jumlah Halaman : 394  halaman
Ukuran Buku      : 14 x 21 cm
Kategori              : Memoar Inspiratif
ISBN                   :  978-602-1606-93-3




Komentar

  1. Balasan
    1. Ya, peggy bisa konsiten. Istiqomah dalam menjalankan ibadah dengan berhijab

      Hapus
  2. Begitulah ya ketika Allah akan mematikan hati manusia atau sebaliknya mengangkatnya di ke tempat yang di rahmati. Akh jadi ingat juga sebaik-baiknya manfaat adalah bagi banyak orang. Peggy banyak menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak Gita. Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi manfaat bagi orang lain. Setidaknya mampu menginspirasi

      Hapus
  3. Setiap orang punya masalahnya masing-masing, dan kita semua punya proses yg pernah dan akan di lalui. Manusia enggak berhak menghakimi, semua kembali lagi ketika Allah memberi hidayah. Dalam juga nih kisahnya peggy.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, setiap orang memang punya proses hidup masing-masing. Tentunya yang diharapkan menujulebih baik.

      Hapus
  4. Semoga kita bisa mendapatkan hidayah juga. Lanjut kan sholat tahajud

    BalasHapus
  5. Kisah inspiratif. Bunda selalu mengigatkan di kala kita lupa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, kisah menjemput hidayah yang menginspirasi banyak orang.

      Hapus
  6. Sekarang beliau telah berganti nama menjadi Teteh Khadijjah. Pernah juga datang di workshop dimana beliau jd pembicara utama. Sungguh sangat membuat beregetar kilas balik hidupnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, peggy sekarang disebut dengan Teteh Khadijah dan banyak menjadi pembicara yang menginsporasi.

      Hapus
  7. Hidayah itu bisa datang kepada siapa saja, dengan kuasanya Allah mampu membalikka keadaan seseorang 180 derajat. Kisah hijrahnya Peggy ini sungguh menginspirasi ya Mbaa.

    Thanks sudah berbagi ulasannya Mba Winduu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, hidayah bisa dayang kepada saja dan kapan saja. Segala sesuatu bisa berubah atas kehendak-Nya.

      Hapus
  8. aku tau pegi di film gerhana.. terakhr ketemu waktu acara ustad shamsi ali dan udah pakai cadar..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perjalanan hidupnya bisa menjadi cerminan orang banyak, ya...

      Hapus
  9. Hijrahnya peggi emamg inspiratif Beliau move on dr hingar bingar dunia selebrity

    BalasHapus
  10. Baru tau nih kisahnya peggy. Selama ini gak tau detail. Dan salut banget deh.

    BalasHapus
  11. Saya tahu sosok Mbak Peggy ini lewat sinetron Gerhana dengan jargon pusing-nya itu..., dan ternyata hidayah mengetuknya kemudian. Jadi terinspirasi banget akan pergulatin batin seorang Peggy Melati

    BalasHapus
  12. Semoga kita selalu dinerikan hidayah dan petunjuk Allah swt

    BalasHapus
  13. Hidayah bisa datang kepada siapa saja dan semoga allah selalu memberikan kita semua hidayah untuk selalu dekat kepadaNya

    BalasHapus
  14. Salut sama mbak Peggy. Semoga kita semua diberikan hidayah dan bisa istiqomah. Aamiin.

    BalasHapus
  15. Tapi memang benar, Sholat Tahajud itu obat dari segala kegelisahan, saya juga pernah mengalaminya.

    BalasHapus
  16. Baru kali ini aku baca resensi sebagus ini Mba. Kisah Peggy Melati Sukma juga begitu menyentuh, semoga bisa hijrah seperti beliau.

    BalasHapus
  17. Kisah hidup mbak Peggy suram banget ya. Tapi salut bisa bertahan dan terus semangat sampai detik ini. Bukunya sepertinya keren nih. Wajib baca.

    BalasHapus
  18. Masya Allah, pertolongan Allah itu datang tak terduga. Seseorang yang awalnya sukses dengan hartanya di dunia, dapat jatuh dengan cepat karena tidak mendapat ridho Allah.

    BalasHapus
  19. Wah belum pernah baca bukunya. Jadi penasaran..

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  21. Bu guru seger pakai warna merah - merah heheee

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan