Langsung ke konten utama

Beraktivitas Fisik, Periksa Kesehatan Rutin, Konsumsi Buah dan Sayur, Untuk Sehat dan Cegah Penyakit Tidak Menular

Melakukan aktivitas fisik, selama 30 menit sehari sangat penting untuk mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang saat ini prevalensinya meningkat, yakni Kanker, Stroke, Ginal Kronis, Hipertensi, Diabets Melitus (foto: windhu)
Melakukan aktivitas fisik, selama 30 menit sehari sangat penting untuk mencegah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang saat ini prevalensinya meningkat, yakni Kanker, Stroke, Ginal Kronis, Hipertensi, Diabets Melitus (foto: windhu) 


Mendengar kata kanker, yang terbayang langsung adalah seketika ngeri. Tahu kenapa? Meski tergolong kategori Penyakit Tidak Menular (PTM), menderita penyakit  ini bisa  berakhir dengan kematian. Datangnya seringkali tidak diketahui. Menghindari faktor risiko dengan pola hidup sehat menjadi jawaban untuk mencegahnya
.

Mbak, kenapa  sekarang banyak orang yang kena kanker?  Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dari Ega, adik bungsu, saat melakukan percakapan dalam grup whatsapp keluarga.  

Adik saya itu tampaknya sedang sedih menerima kenyataan beberapa  teman kantornya terkena sakit kanker. Bahkan ada yang meninggal dunia di usia yang belum memasuki usia 50 tahun dan masih memiliki anak yang masih usia sekolah dasar.

“Sepertinya kanker mewabah. Padahal, mereka masih aktif. Usia masih muda. Apa penyebab kanker? Kenapa sekarang banyak yang sakit kanker?” tanyanya panjang.

Saya terdiam. Ingatan saya langsung terbawa teman saya di kantor lama, yang meninggal akibat menderita penyakit kanker payudara. Sempat berobat ke rumah sakit di luar negeri dan menghabiskan banyak biaya, senior saya itu akhirnya meninggal dunia. Saat itu, anaknya juga masih menempuh pendidikan menengah.

Pemberitaan mengenai penyakit  kanker saat ini memang sangat  banyak.  Di lingkungan tempat tinggal  pun, ada beberapa yang mengidapnya. Siapapun ternyata bisa berisiko terkena penyakit kanker.

Kanker bisa terjadi pada semua orang dan semua golongan usia. Tidak memandang status kaya atau miskin. Tidak memilih orang terkenal maupun orang biasa-biasa saja.  Tidak hanya dari luar negeri, maupun di dalam negeri Indonesia sendiri.

Sebut saja,aktris Holllywood Angelina Jolie yang pernah melakukan operasi masektomi, yakni pengangkatan kedua payudara pada tahun 2013 dan harus kehilangan rahimnya di tahun 2015.

Di Indonesia, salah satu artis Julia Perez  alias Jupe yang meninggal bulan Juni  2017 akibat kanker serviks di tubuhnya. Pada tahun 2019 ini, sejumlah tokoh bangsa juga meninggal dunia.


Julia Perez, menderita sakit kanker serviks  ketika dienguk komedian Indro Warkop  (sumber foto:@indrowarkop_asli)


Ada Ani Yudhoyono, istri dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkena penyakit kanker darah.Selain itu ada juga ustad Arifin Ilham yang terkena penyakit kanker kelenjar getah bening. Terakhir adalah Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Humas BNPB karena kanker paru-paru stadium 4 B. 

Menurut GLOBOCAN tahun 2018, angka kejadian kanker secara global diperkirakan telah meningkat menjadi 18,1 juta kasus baru dan 9,6 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia pada tahun 2018.

Satu dari 5 pria wanita dan satu dari 6 wanita di seluruh dunia menderita kanker selama masa hidup mereka. Di seluruh dunia, jumlah total orang yang hidup 5 tahun setelah didiagnosis kanker, berjumlah sekitar 43,8 juta orang.

Menurut Buku Cerdas yang diterbitkan pertama kali oleh Pelayanan Onkologi Terpadu FKUI/RSCM tahun 2019/Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN), Kanker sendiri merupakan istilah untuk penyakit akibat pembelahan sel abnormal yang tak terkendali dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.


Penyakit Tidak Menular (PTM) bisa terkena pada siapa saja. Tidak mengenal status, usia, dan jenis kelamin. Hindari faktor risiko dan terapkan pola hidup sehat  (dok.windhu)


Dalam buku dengan koordinator penerbitan Prof. DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, Sp. Rad (K) Onk. Rad dalm bab Kanker dan Gaya Hidup, Sel kanker adalah sel yang tidak normal. Kita dapat menganalogikan kanker dengan program/software pada komputer yang memberikan instruksi dan mengatur umur dan tata hidup sel.

Kanker terjadi akibat ada perubahan pada “instruksi” dan pengaturan” pertumbuhan sel ditambah dengan adanya faktor pencetus oleh bahan-bahan karsinogen.  Nah, karsinogen adalah zat yang mampu mengubah program sel tersebut sehingga terjadi mutasi pada sel.   
Penyakit Tidak Menular
Kanker merupakan salah satu sejumlah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang mengalami peningkatan. Riskesdas 2018, yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan 
Kesehatan  menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Penyakit tidak menular itu antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi.


(Sumber  :Depkes.go.id)

Prevalensi kanker naik dari 1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.

Sesuai dengan namanya, Penyakit Tidak Menular (PTM) memang tidak menular dari penderita kepada orang yang berada di sekitarnya. Lalu kenapa bisa terkena PTM? Kenapa jumlahnya semakin meningkat saat ini ? 

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini ternyata berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurangnya melakukan aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Sayangnya, sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi 3,3%. 

Contoh kanker payudara (rversideonline.com)



Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1% menjadi 33,5% dan 0,8% mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.

Sudah pasti, jika mengidap salah satu PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Selain itu,  memberatkan beban pemerintah karena penanganan PTM  membutuhkan biaya yang besar. 


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Arianie menyebutkan data masing-masing jenis PTM dari Kemenkes pada 2018. Tercatat penyakit jantung menghabiskan dana Rp10,5 triliun, kanker Rp3,4 triliun, stroke Rp2,6 triliun, gagal ginjal kronik Rp2,4 triliun, thalasemia Rp490 miliar, haemofilia Rp358 miliar, cirosis hepatis Rp334 miliar, dan leukimia Rp333 miliar.

Jika terkena PTM, masyarakat yang masih dalam usia produktif tidak bisa berkarya dengan baik, yang berujung pada kontribusi pada pembangunan. Keluarga penderita pun juga berdampak. Kesehatan memang sangat  berpengaruh  secara  sosial dan ekonomi.

GERMAS untuk kita lakukan dan untuk kita tularkan
Kementerian Kesehatan RI selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS). Tujuannya tentu saja untuk mewujudkan Indonesia sehat.

Dikutip dari www.depkes.go.id, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI. Germas mengedepankan upaya promotif dan preventif. Di sisi lain, upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat tetap dilakukan. 


Berolahraga tidak perlu haruslah meluangkan waktu khusus ke gym atau punya perlengkapan olahraga mahal (dok.windhu)


Aktivitas Fisik, Konsumsi Sayur, dan Cek Kesehatan Rutin
Mencegah penyakit, bisa dipastikan cara paling ampuh dan paling jitu untuk bisa sehat. Dengan tubuh yang sehat, hidup seseorang bisa lebih berkualias, terutama pada kelompok usia produktif. Kalau sakit, sudah pasti tidak saja merugikan diri sendiri dan orang lain.   

Nah untuk mencegah penyakit dapat dilakukan dengan mencegah faktor risiko. Selain itu menerapkan gaya hidup sehat. Untuk penyakit kanker, menurut Buku Cerdas Kanker terbitan KPKN, faktor pencetusnya bisa dari internal dan eksternal.

Untuk faktor internal, meliputi mutasi genetik, hormon, dan kondisi imunitas tubuh. Faktor eksternal meliputi gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari, seperti diet, merokok, terpapar infeksi, obesitas, alkohol, terpapar radiasi, dan lainnya.

Untuk faktor eksternal, menerapkan gaya hidup sehat, harus dilakukan untuk menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasan buruk yang bisa mengganggu kesehatan.


Berolahga dengan alat olahraga seperti ini cukup ke taman kota. Contohnya Taman Menteng, Jakarta (dok.windhu)


Melakukan gaya hidup sehat juga berarti melakukan berbagai upaya untuk membiasakan hidup dengan perilaku bersih dan sehat. Tentu saja, juga dengan menjaga lingkungan.

Tiga penerapan gaya hidup sehat yang bisa dilakukan secara individu dan  bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah, sekarang juga, dan tidak dengan biaya tinggi, yakni :
1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari
Melakukan aktivitas fisik sehari-hari, tidak harus datang ke gym dengan meluangkan waktu khusus ataupun punya peralatan olahraga yang lengkap dan berharga mahal. Untuk memulai dan membiasakan aktivitas fisik 30 menit sehari, bisa dilakukan dengan sering berjalan kaki menuju tempat kerja.

Sebisa mungkin tidak menggunakan kendaraan pribadi, naik kendaraan umum sehingga memaksa untuk melangkah. Begitupun halnya lebih memilih untuk naik tangga ke tingkat jika ada waktu, daripada naik lift.

Saat di rumah juga bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni  beres-beres rumah ataupun senam ringan. Tidak semua pekerjaan rumah harus dilakukan oleh asisten rumah tangga.


Membiasakan diri untuk selalu bergerak juga penting untuk  menghindari kegemukan.  Saat hari libur, pergi sendiri atau dengan teman-teman ataupun keluarga, bisa dilakukan dengan datang ke taman-taman kota, misalnya kalau di Jakarta, bisa datang ke Taman Menteng ataupun Taman Cattleya.

Selain bisa berjalan, jalan cepat (joging), berlari, bersepeda  dan memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia disana. Semua ini bisa dilakukan secara gratis alias tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.


Biasakan mengonsumsi  buah dan sayur  sebagai pola hidup sehat (dok.windhu)



2) Mengonsumsi buah dan sayur
Seringkali dalam menu makan sehari-hari, konsumsi buah dan sayur tertinggal. Terkadang makan hanya sekedar mengenyangkan perut saat di warung. Makanan yang disantap nerlalu banyak mengandung unsur karbohidrat ataupun lemak. Hanya makan dengan unsur hewani 

Buah dan sayur sangat  penting untuk dikonsumsi.  Buah dan sayur mengandung vitamin, serat, dan fitokimia. Vitamin yang terkandung seperti vitamin C dan vitamin E dapat  memberikan efek protektif terhadap jenis kanker tertentu.

Untuk Untuk pola makan sehat, sebenarnya Kemenkes telah menerbitkan yang disebutkan dengan Isi Piringku, yakni porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap kali makan.
Porsi Isi Piringku yang dianjurkan Kemenkes adalah Makanan pokok (sumber kabohidrat) dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring.

Lauk pauk (sumber protein) dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring. Sayur-sayuran (sumber vitamin dan mineral) dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring dan buah-buahan (sumber vitamin dan mineral) dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring.


Inilah porsi isi piringku (Kemenkes)


Mengonsumsi buah dan sayur, memang harus dibiasakan. Tidak perlu cari buah yang mahal-mahal. Buah-buahan lokal yang tersedia di pasar tradisional banyak. Sayur-sayuran  asal  pertanian Indonesia juga banyak.

3) Memeriksakan kesehatan secara rutin
Melakukan deteksi dini untuk mencegah penyakit tidak menular sangat bisa dilakukan dengan cara yang tidak memberatkan. Cukup dengan mendatangi pusat layanan kesehatan yang  terdekat untuk kontrol rutin, baik tekanan darah, kadar gula darah, cek asam urat, hingga cek kolesterol.

Terkadang, bisa memanfaatkan saat ada kegiatan kontrol kesehatan yang terkadang ada. Melakukan cek tekanan darah juga bisa di rumah, jika punya alat pendeteksinya.
Dengan memeriksakan kesehatan secara rutin, jadi bisa tahu dan segera mengambil tindakan seandainya terdeteksi hal-hal yang tidak wajar ataupun tidak normal. 

Misalnya saja, kadar tekanan darah,  kadar gula darah, dan kada asam urat. Tentu saja, supaya terhindar ‘tiba-tiba’ jatuh sakit.  Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan cek kesehatan rutin sedini mungkin sangat penting. Katanya, makin dini penyakit ditemukan, makin mudah mengobatinya dan mencegah agar tidak semakin parah.

Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin (dok.windhu)


Untuk penyakit kanker, misalnya kanker payudara, deteksi dini bisa dilakukan dengan Sadari (periksa payudara sendiri). Untuk kanker rahim, bisa dilakukan dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) yang bisa dilakukan di puskesmas. Bisa juga dengan melakukan papsmear.

Untuk mencegah kanker paru-paru bisa dilakukan dengan menghindari kebiasaan merokok.Walaupun batang rokok dihisap sendiri, tetapi juga merugikan orang-orang lain di sekitarnya, yang juga bisa terdampak.

Namun, aktivitas Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) akan lebih sukses bila melibatkan semua pihak. Tentunya harus diterapkan di seluruh lapisan masyarakat, dan bisa dimulai dari individu, keluarga, masyarakat tempat tinggal, teman sekantor.


Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya, selain peran sektor kesehatan juga mempengaruhi semangat menerapkan GERMAS. Perhatian pemerintah daerah dengan menyediakan sarana olahraga di tempat umum juga membantu masyarakat untuk sehat.  

Menerapkan pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik, dan menghindari faktor risiko lebih menyenangkan dan efektif bila dilakukan bersama-sama. Jadi, cegah Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan GERMAS ! Sehat itu Investasi!



Sumber Tulisan :
1.http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/topik/rilis-media/, antara lain : - http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190204/0229306/deteksi-dini-cegah-kanker
- http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/fokus-utama/20190131/2329273/hari-kanker-sedunia-2019/
- https://tirto.id/kemenkes-biaya-penyakit-tidak-menular-capai-rp20-triliun-pada-2018-dK5x
2. Depkes.go,id : http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
3. Buku Cerdas Kanker, Komite Penanggulangan Kanker Nasional,Penerbit : Pelayanan Onkologi Terpadu FKUI/RSCMm tahun 2019

Komentar

  1. Kalau bicara penyakit seperti kanker emang ngeri ngeri sedap ya mbak. Tapi memang perlu pencegahan dari awal. memeriksa secara rutin, mengatur pola hidup dengan baik dan benar.
    Semoga kita terhindar dari penyakit penyakit yang mengerikan. Aamiin

    BalasHapus
  2. Iya ya, semakin hari kabar siapa menderita kanker semakin banyak aja. Kadang nggak pernah terlihat sakit, tahu-tahu sudah Stadiun 4. Informasinya bagus banget nih, Mbak. Hidup mati memang di tangan Tuhan. Kita cukup berikhtiar memelihara kesehatan semaksimal mungkin.

    BalasHapus
  3. Jujur, seumur hidup belum pernah cek kesehatan secara rutin. Paling cek kalau udh timbul gejala.
    Semoga aku bisa cek kesehatan secara menyeluruh dan review tentang pola hidup yang udh dijalani hehe

    BalasHapus
  4. Iya, Mbak. Saya jujur juga ngeri dengar penyakit kanker ini. Tidak memandang usia. Anak-anak bisa kena. Bahkan orang yang badannya sehat bugar pun, bisa terkena.
    Makanya sangat perlu pola hidup sehat dan rajin olahraga ya, Mbak.

    BalasHapus
  5. Lifestyle yang bener2 harus diubah dari masyarakat sekarang ya mba. Secara masyarakat cenderung suka yang instan. Akhirnya kesehatan dipertaruhkan.

    BalasHapus
  6. infonya lengkap dan bermanfaat banget untuk memulai hidup sehat.Menjaga kesehatan lebih murah dan meriah dari pada harus berbaring di rumah sakit

    BalasHapus
  7. Makasih infonya mbak, bermanfaat banget. Penyakit Tidak menular memang bisa kena siapa saja. pola hidup memang wajib kita ubah ya. duh, aku masih males yag namanya olahraga padahal tahu bener manfaatnya

    BalasHapus
  8. Nah kebiasaan org kita tuh jarang yg mau cek up sebelum sakit. Seringnya dah sakit parah baru deh dtg ke dokter. Macam ibuku begitu. Dinikmati sakit kanker payudaranya.. hiks.. jadi ingat beliau lg T_T

    BalasHapus
  9. Setuju, penyakit kanker adalah penyakit berbahaya, banyak yang berakhir dengan kematian, sedikit yang survive, tapi bisa dengan pencegahan dini, mulai dari hal2 sederhana.

    BalasHapus
  10. Duh serem ya penyakit zaman sekarang, kita harus pintar mengatur pola hidup sehat nih, makanan bergizi, olahraga teratur penting banget untuk mencegah penyakit datang ke tubuh kita

    BalasHapus
  11. Iya sekarang kanker itu mudah sekali terkena pada siapapun, karena juga jaman sekarang udah banyak makanan yang menagndung pengawet, jaman dulu mah kanker itu suatu penyakit yang jarang ditemui.

    BalasHapus
  12. Ku baca ini aja ngeri kak. Mau makan sayur tahunya sayurnya pakai pestisida. Makan ayam, ayamnya disuntik. Makan buah.. banyak yang rekayasa genetika. Mau olahraga... Jakarta polusi.

    BalasHapus
  13. Benar banget mba, siapa lagi kalo kita yang melakukan perubahan untuk hidup lebih sehat, pencegahan lebih baik daripada mengobati, semoga kita di jauhi dari penyakit yang mengerikan ini ya

    BalasHapus
  14. Olah raga dan makanan yang hijau dapat mencegah terserang nya kanker, karena sayuran hijau mengandung anti oksidan atau penangkal racun/radikal bebas. Setuju banget dengan olah raga teratur.

    BalasHapus
  15. Bermanfaat sekali artikelnya nih Mbak..semoga kita bisa terhindar dari penyakit kanker. Kuy, mari jalankan pola hidup sehat. Tfs

    BalasHapus
  16. Penyakit kanker sekarang-sekarang kian santer terdengar di media penyakit mematikan. Di sisi lain gaya hidup dan pola makan sepertinya sudah gabkaruan. Perlu ekstra jaga pola makan dan gaya hidup memang..

    BalasHapus
  17. kakanya ummi terserang penyakit kanker ini, dan sungguh penyakit yang mengerikan menurutku. Jadi selalu ngingetin ummi buat tetap gerak setiap hari dan konsumsi makana sehat juga. Alhamdulillah setidaknya bisa membelikan ummi buah ketika ada rejeki

    BalasHapus
  18. Mba windu itu kan foto aku waktu bloggerday di bogor. Mau dong dikirimin ke wa ya. Tetap semangat hidup sehat ya windu.

    BalasHapus
  19. Kalau menurutku, kenapa penyakit kanker jadi banyak yang terkena? Memang karena gaya hidup manusia zaman now yang tidak sehat. Junk food dan malas bergerak itu membuat rentan tubuh semakin drop. Semoga mba Windhu sehat selalu ya*

    BalasHapus
  20. Iyess.. kanker adalah silent killer yg kdg kita ga tau kapan dtgnya, gejalanya, smp akhirnya udh stadiun lanjut kita br tau.

    Makanya perlu bgt nih kita ubah lifestyle kita soal pola hidup, pola makan, pola pikir demi kesehatan kita.


    Semangat sehat

    BalasHapus
  21. Tinggal olahraga nih yang terkadanga ku susah. Tapi semenjak ibuku meninggal karena kangker,aku lebih banyak olahtaga dan makan buah sekarang

    BalasHapus
  22. Serem ya mbak kalo udah denger penyakit kanker. Memang intinya sih di pola hidup. Jaga nutrisi dan olahraga serta rutin cek ke dokter terutama yang sudah berusia 35 atau 40 tahun.

    BalasHapus
  23. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  24. ku juga nih, dulu ogah makan sayur eh pas suka sakit2an, jadi rajin makan sayur dan buah. ternyata enak juga dan tentunya sehat :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas t...

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembica...

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pind...