Yudi Efrinaldi dengan merek Es Gak Beres yang viral (sumber foto:IG yoediefri) |
Apa yang
terlintas saat mendengar ada yang menyebut “Gak Beres”? Pasti sesuatu yang tidak benar, tidak teratur, tidak rapi, ataupun
tidak bagus. Namun, jangan salah. Berkat “Gak Beres”, Yudi Efrinaldi malah jadi
pengusaha muda dan CEO yang menginspirasi sehingga mendapatkan apresiasi
pertama kategori Kewirausahaan di Satu Indonesia Awards 2021.
“Es Gak Beres” merupakan nama merek dagang es kekinian milik Yudi Efrinaldi. Berbeda dengan nama mereknya yang aneh dan tidak lazim, Yudi sangat beres dengan rasa es yang dijualnya dan beres juga dalam menjalankan usahanya.
Es Gak Beres dijual gerobakan (sumber :IG @yoediefri) |
Belajar Membuat Es Mudah dan Enak dari Youtube
Merek Es Gak Beres terinspirasi dari ucapan temannya yang sering berlangganan tapi tidak
pernah kebagian. Saat itu tahun 2019. Yudi memulai usaha di pinggir jalan
dengan menjual es buah yang diblender dan ditempatkan dimasukkan dalam tong
seharga Rp.5.000. Es yang dijualnya laku dan bisa habis sebelum jam berbuka
puasa pukul. 18.00.
Dari semua yang jualan di lokasi itu, es buatan Yudi cepat habis. Sayangnya, penjualan musiman es buah usai ramadan justru tidak laku karena waktu penualan yang panjang yakni dari pagi hingga suore. Waktu berjualan setelah lebaran yang lebih lama dibandingkan saat jelang buka puasa, yang hanya beberapa jam sajaMulailah timbul keluhan. Yudi dibully karena rasanya nggak enak dan aneh. Sudah asam.
“Nah dengan bully-bullyan itu, saya belajar satu malam di youtube, dari internet, mencari resep baru, yang bisa diterima masyarakat banyak dengan pembuatan yang mudah dan tahan lama,” tutur Yudi.
Es Gak Bere Yudi ((sumber :IG @yoediefri) |
Yudi mencari
resep es yang mudah dibuat dan rasanya enak. Akhirnya berhasil ketemu satu
resep yang menurutnya pas. Paginya mencoba, sorenya langsung jualan.
Esnya terdiri atas sirup campur susu dan jelly. Mirip seperti minuman boba yang saat ini tren, selain minuman Green Tea ataupun Thai Tea. Lelaki lulusan SMA 8 Muhammadiyah Kisaran ini pun memutuskan berjualan es dengan tetap menggunakan brand “Es Gak Beres”.
Awalnya, Es Gak Beres Tidak Diterima
Kisah usaha Yudi memang
tak selalu mulus. Di awal-awal penjualan, es Gak Beres sempat nggak diterima.
Banyak yang bertanya, Kok mereknya Gak Beres? Ditertawakan. Namun, setelah
mereka mencoba rasanya, Es Gak Beres malah disukai. Banyak yang kemudian membawa
teman hingga tembus seribu porsi satu hari. Semakin hari bahkan semakin naik penjualannya.
Penjualan Es Ga Beres Langsung Laris (sumber :IG @yoediefri) |
“Alhamdulilah saat
jualan pertama, masyarakat banyak yang suka dan kemudian viral karena mereknya
dan diterima oleh banyak orang, melebar kemana-mana sampai keluar provinsi,”
ujar Yudi.
Lelaki ini masih
ingat saat usahanya masih tidak diterima
masyarakat. Ada anak sekolah SD ingin membeli Es Gak Beres, merengek kepada
orang tuanya tapi tidak diiizinkan karena mereknya dianggap nggak bener.
Namun sejalan
dengan waktu, ketika orang tuanya coba, eh ternyata esnya enak. Harganya murah
dan terjangkau.
Nama Es Gak Beres yang Unik Bikin Penasaran (sumber :IG @yoediefri) |
Kenapa berani menggunakan branding Es Gak Beres?
Mendengar “Gak
Beres” , bisa saja mengubah asumsi seseorang berkonotasi negatif. Yudi megakui sebenarnya,
di saat awal pun takut menggunakan nama merek Es Gak Beres ini. Namun di satu sisi lain, Yudi berpikir jika penggunaan
Es Gak Beres sebagai brand agar orang datang.
Terpilih sebagai peneruma apresiasi Satu Indonesia Awarf 2021 (sumber :IG @yoediefri) |
Bahkan, suatu hal yang tidak diduga Yudi adalah mendapatkan apresiasi kategori wirausaha dari Satu Indonesia pada tahun 2021.
“Saya mendirikan es gak beres dengan brand yang tidak wajar dan tidak pernah terpikirkan oleh masyarakat Indonesia, bahkan sekarang diterima masyarakat banyak. Ya Alhamdulillah, membawa saya menjadi pemenang satu Indonesia Award.,” kata Yudi.
Dari Honorer Bergaji Rendah, Lalu Jadi Pengusaha Kaya
Sebelum menjadi
pengusaha sukses, Yudi hanyalah karyawan honorer sejumlah institusi. Gajinya
hanya Rp.500.00 hingga Rp.1 juta. Karena faktor ekonomilah yang membuatnya
tertarik untuk membuat usaha jualan es.
Berkat Es Gak Beres, Bisa buka cabang ke luar provinsi (sumber :IG @yoediefri) |
Yudi mengundurkan diri dari status pekerja honorer tahun 2017 dengan niat untuk menjalankan usaha. Mulailah saat itu Yudi berjualan bubur ayam, pisang goreng, buka ojek online di Kisaran. Keberuntungannya muncul pada usaha Es Gak Beres yang membawanya viral dan bisa membuka cabang di berbagai tempat.
“Dasar awal berani
melakukan jual beli atau berdagang adalah faktor ekonomi. Karena kita susah, kita
sulit ekonomi, jadi harus buat ide kreatif harus jual apa. Untuk makan besok apa,”
tukas Yudi.
Kini usahanya sudah
berjalan 3 tahun dengan perkembangan pesat. Padahal Yudi tidak terpikir sampai
sana. Perkembangan mitra usaha berjalan
secara alami (organik). Kalau usaha Es Gak Beres yang memakai gerobak di kabupaten
sebelah viral, ada ya1ng kemudian meminta untuk membuka cabang.
Yudi E, CEO Es Gak Beres (sumber :IG @yoediefri) |
Semuanya berkembang
dari mulut ke mulut. Tanpa Iklan. Awalnya murni karena faktor ekonomi ingin
menambah penghasilan. Yudi pun masih ingat mitra pertamanya. Seorang ibu yang
minta
Supaya bisa bergabung
karena sedang kesulitan ekonomi. Biasanya ibu itu jualan buah. Yudi pun menolongnya dan mengizinkan untuk jadi
mitra meski saat itu belum ada niatan untuk buka cabang.
Semakin lama
semakin banyak yang join cabang “Es Gak Bener”, sehingga membutuhkan 40 karyawan untuk membuat bubuk es. Sekarang,
pada tahun 2022 dalam jangka waktu 3 tahun sudah ada 550 cabang yang tersebar
di berbagai daerah, mulai dari Sumatra, merambah Kalimantan, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Cabang terbanyak
ada di Suamatera Utara, Riau, dan Aceh.
Yudi memberikan peluang
usaha. Jika ingin bergabung, cukup menghubungi Yudi dengan DM Instagram ataupun
whatsapp. Modalnya Rp. 3,9 juta untuk mrnggunakan merek dagang Es Gak Bener.
Kewajiban mitra
hanyalah berbelanja bahan baku es padanya. Omzet Yudi bisa mencapai Rp.100 juta hingga
Rp.150 juta rupiah per bulan dengan penjualan bahan baku ke mitra cabang. Usaha
Es Gak Bener pun sudah didaftarkan pada DKJ Kemenkumham agar tidak ada yang menyalahgunakan merek dalam bermitra.
Ambulans gratis untuk masyarakat umum (sumber :IG @yoediefri) |
Sedekah Keroyokan dan Ambulans Gratis
Tidak hanya
mengejar keuntungan hasil usaha, Yudi Efrinaldi menggagas sedekah keroyokan berupa
komunitas sedekah untuk mereka yang tidak mampu setiap hari Jumat. Minimal yang
disedekahkan adalah apa yang dijual.
Misalnya bubur
ayam maka sedekahkan bubur ayam. Pelanggan pun ditawari jika ingin ikut
bersedekah setiap hari Jumat dengan Rp.1.000 per satu mangkuk bubur. Hingga
kini sedekah keroyokan mampu bertahan. Bahkan dari es Gak Beres mampu
menyumbang satu unit mobil ambulan gratis untuk masyarakat.
Saatnya Bangkit, Jangan Takut Berwirausaha
Yudi menyadarai jka
sampai saat ini ketika bicara mengenai kewirausahaan masih banyak yang takut. Padahal
dengan menjadi wirausaha mampu meningkatkan taraf ekonomi, seperti yang dirasakannya.
Banyak orang Indonesia berpikir tapi belum berani action.Tidak berani ambil
tindakan. Tidak berani buka usaha.
Minimarket Es Gak Beres (sumber :IG @yoediefri) |
Yudi berani untuk membuka sebuah usaha yang terus dikembangkan. Hingga kini pun terus belajarmengelola tim, mengelola usaha atau manajemen.Selain itu, Yudi melihat adanya tantangan sebagai UMKM pinggir jalan.Pengetahuan digital marketing mereka yang berjualan di pinggir jalan masih terbatas.
“Tidak semua
orang mampu untum melakukan digital
marketing. Membuat konten, sewa infuencer, menjadi tanangan sendiri.”ujar Yudi,
Saat ini Yudi fokus
pada jualan minuman dan selalu berinovasi, seperti yang diterapkan di Es Gak Beres
yang tadinya cuma punya tiga varian rasa, kini 50 varian. Yudi pun merambah
bisnis Kafe dann resto agar bisa bertahan lebih lama ke depan. Selain itu membuka minimarket Es Gak Beres
Mart.
Pasti takut awalnya apalagi jika belum pernah terjun jadi pedagang atau wirausaha. Mindset yang pertama adalah membuang keraguan dalam diri kita untuk tetap berani berusaha
Terbukti benar, Yudi
Efrinaldi yang berasal dari Kisaran, Asahan, Sumatera Utara ini mampu menggapai
harapannya dengan melangkah optimis untuk bangkit dari kondisinya semula ke
kondisi hidup berkecukupan yang lebih baik.
Bahkan, membuka
lapangan kerja dan mampu berbagi untuk kepentingan umat melalui wirausaha yang
dijalankannya. Selain hibah mobil
ambulan gratis, Yudi memfasilitasi kegiatan sosial secara rutin, seperti pembagian
sembako, nasi bungkus, dan sunatan massal.
Ke depannya, Yudi
bahkan berharap bisa memfasilitasi rumah sakit dan membuka yayasan untuk
memberikan beasiswa pendidikan untuk anak kampung yang berprestasi. Ya, tidak
ada yang tidak mungkin. Yudi mampu melakukannya dan menebarkan inspirasi
sekaligus. Terlebih pasca pandemi, saatnya bangkit!
Sumber :
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.