Langsung ke konten utama

Chiling - Healing Penting Bagi Orang Yang Pernah Mengalami Penyakit Kusta (OYPMK), Ini Alasannya!

 

Meditasi
Meditasi merupakan salah satu cara untuk Healing bagi OYPMK (foto:kompas.com) 

Istilah Chiling-Healing saat ini sangat populer di kalangan masyarakat, terutama media sosial. Biasanya healing digunakan oleh kaum muda yang merasa lelah dalam rutinitas sehari-hari. 

Melalui Chiling-Healing seseorang butuh waktu untuk mengisi energi diri. Jadi, sering kan kita mendengar, "Aku butuh healing, nih. '

Nah itu kalau orang kebanyakan. Bagaimana dengan para Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) dan disabilitas? Apa alasannya? 

Semua ini dibahas dalam talkshow Ruang Publik KBR bertema Chiling-Healing bagi OYMPK, perlukah? yang disiarkan Rabu, 14 Desember 2022.

Hadir sebagai narasumber adalah Donna Swita (Executive Director Institute of Women Empowerment (IWE) dan Ardiansyah (OYPMK dan wakil ketua konsorsium PELITA Indonesia), dengan dipandu Rizal Wijaya.  

Talkshow KBR, OYPMK (ss youtube KBR) 

Hingga saat ini masih banyak OYPMK dan disabilitas yang  mengalami diskriminasi sosial dan stigma diri (self stigma) yang tinggi. Ujungnya, mereka hilang percaya diri, insecure, dan menarik diri, dan sulit kembali ke masyarakat.

Luka Batin OYPMK

Sebagai OYPMK (orang yang pernah mengalami kusta), Ardiansyah yang kini sebagai wakil ketua Konsorsium PELITA Indonesia menuturkan, awal berobat kusta, biasa saja. 

Namun, kemudian mulai berubah saat pengobatan kusta yang dilakukannya mengalami reaksi. Disitulah semuanya langsung terbongkar dan terpaksa harus bercerita kepada keluarga. 

Adriansyah, OYPMK

Kala itu, keluarga dalam hal ini ibu, memberikan respon yang tidak baik. Tempat makan langsung dipisahkan, dilarang tidur di sembarang tempat dalam rumah, pindah kamar dan lainnya. 

Mulai saat itulah, Adriansyah mengalami tekanan. Padahal sudah menyelesaikan pengobatan di RS Kusta di Makassar. Selama rehab, Adriansyah juga berjuang untuk bisa survive dan tetap bersosialisasi dengan orang luar sehingga bisa membangun percaya diri. 

Namun, keluar dari rumah sakit justru tidaklah mudah.Kembali ke lingkungan keluarga, lingkungan tempat kerja,ke masyarakat, justru mendapatkan perlakuan yang lebih berat dari yang pernah diterima dari ibunya. 

Saat ada orang yang datang, seakan ada yang melarang bertemu Adriansyah. Saat berkumpul keluarga pun dibatasi. 

Stigma diri pun muncul. Luka batin pun hadir akibat perlakuan orang-orang di sekitarnya yang seakan menjauh. 

Donna Swita IWE 


Pengaruh Chiling-Healing bagi OYPMK.

Healing saat ini digunakan banyak orang untuk mempromosikan pariwisata. Misalnya, dengan menampilkan perjalanan wisata ke suatu tempat, seperti gunung, pantai dan lainnya. 

Sebenarnya, healing berarti penyembuhan yang berdampak pada psikis atau emosi seseorang. Sehingga, dapat dilakukan oleh siapapun. Termasuk OYPMK. 

Adriansyah mengatakan, self stigma yang dialaminya berasal dari lingkungan dan keluarga, termasuk orang tua. 

Agar bisa bangkit, Adriansyah lalu mencoba keluar dari lingkaran keluarga. Bertemu dengan teman organisasi dan bermitra dengan NLR Indonesia untuk penguatan kapasitas 

Tahun 2018, Adriansyah mulai fokus pada gerakan organisasi kusta dan disabilitas. Pengalamannya bekerja di bidang konsultasi dan perencanaan sangat membantunya. 

Hal ini kemudian menjadi titik balik Adriansyah karena banyak bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan pekerjaan. Mulailah dia mengasah kepercayaan diri. 

Dalam benaknya, kalau bukan diri sendiri yang mengubah maka tidak akan berubah. Meskipun ada tekanan dari pihak keluarga, Adriansyah tidak akan berhenti. 

Perlahan, apapun yang dilakukan keluarga, Adriansyah mulai meminta untuk tidak diperlakukan berbeda. Akhirnya, pelan-pelan bisa keluar dari stigma diri. Merasa menjadi manusia kembali. 

Karenanya, menurut Adriansyah, healing sangat penting bagi OYPMK. Alasannya, OYPMK biasanya adalah orang yang menutup diri sehingga tidak punya tenan bercerita dan berkeluh kesah. Takut menceritakan masalah dan penyakitnya.

Dengan healing, bisa mulai merasa tidak sendiri. Ada yang mau menemani dan ada yang mau mendukung. 

Strategi Bisa Berbaur ke Masyarakat

Bagaimana OYPMK bisa kembali ke masyarakat? Adriansyah membeberkan tipsnya, sebagai berikut :

1 Harus Percaya Pada Tuhan bahwa apa yang dialami merupakan bagian rencana Tuhan.Sehingga, harus menerima. 

2.Selalu berpikir positif ke depan

Mau berubah atau tidak, semuanya kembali pada OYPMK. 

3. Ingatlah, jika OYPMK harus tetap menjalani hidup 

Jadi, semuanya memang berasal dari diri sendiri. Orang di sekitar bisa menjadi support system. 

Manfaat Teknologi untuk Healing OYPMK

Bicara  tentang pemulihan (healing), menurut Donna Swita, ada 5 dimensi, yakni dimensi fisik, dimensi psikis, dimensi dimensi mentak, dimensi relasi, dan dimensi spiritual.

Dari 5 dimensi ini dapat dilihat manakah yang lebih dibutuhkan. Namun, hal yang terpenting adalah informasi dan pengetahuan yang terkadang belum tentu benar didapatkan dari media maya.

Edukasi dan peningkatan literasi harus ditingkatkan. Lebih banyak membaca dan mencari informasi berita dari sumber yang benar. 

Adriansyah membenarkan  healing dapat menggunakan teknologi, Hanya saja, kondisi para OYPMK berbeda-beda SDM, bahkan sangat rendah dari tingkat pendidikan, menyebabkan ada OYPMK yang gaptek. 

Healing dengan menulisjg

Healing dengan Menulis

Lalu healing seperti apa yang tepat?  Ada banyak cara yang terkadang tidak perlu menghabiskan uang banyak. 

Menurut Adriansyah, menulis merupakan salah satu proses Healing. Dengan menulis bisa menceritakan perasaan, kekhawatiranmu dan ketakutan. Mampu menumpahkan yang dirasakan oleh diri. 

Adriansyah menulis untuk mengurangi beban sehingga bisa membuatnya hatinya lega. 

Untuk meyakinkan pada orang sekitarnya, Adriansyah menunjukkan jika OYPMK bisa berdaya. Tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga lingkungan sosial dan orang tua. Pembuktian bisa bermanfaat. 

Jangan lupa untuk meningkatkan Kemampuan sesuai dengan keahlian masing-masing. Harus mengembangkan passion yang dimiliki hingga mampu berkarya. Tidak membatasi diri dan lakukan yang terbaik. 

Aksesibilitas untuk OYPMK

Donna Swita menambahkan, healing tak harus selalu berbayar. Bisa dilakukan siapa saja dan dimana saja. Konsep ini harus diperkenalkan dengan membawa nilai tidak diskriminasi dan tidak menghakimi. 

Meditasi dan jurnaling merupakan gara-gara untuk healing. Namun, masih ada banyak lagi dapat ditemukan dengan bantuan penelusuran internet. 

OYPMK dapat memilih metode yang tepat untuk dirinya sendiri. Tetap yang utama adalah pemulihan kepercayaan diri dan semangat menjalani hidup. 

------000----














Komentar

  1. Iya bener banget sih ya penderita kusta pasti tidak mudah untuk berada di sekeliling orang orang pada umumnya. Infonya menarik banget ini jadi tau dengan healing penderita kusta.

    BalasHapus
  2. Kalau memang perlu para penderita dan penyintas kusta penting banget untuk menjaga mood chilling healing adalah jawaban. Tidak mudah melewati semua jadi perlu semangat jiwa yang kuat

    BalasHapus
  3. Duh berat amat ya jadi penderita kusta. Diasingkan begitu. Untungnya ada kawan dan organisasi yang mampu memberikan jalan healing. Moga selalu bisa berkarya dan makin percaya diri

    BalasHapus
  4. Stigma yang berkembang di masyarakat kadang bikin penderitanya stress ya makanya butuh healing bngt nih

    BalasHapus
  5. Sepertinya butuh support lingkungan sekitar juga untuk mengembalikan OYPMK sebagai bagian tak terpisah dari mereka semua. Sudahlah harus menjalani pengobatan sendiri, setelah sembuh masih pula mendapatkan stigma buruk. Masyarakat harus tahu bahwa setelah sembuh dari sakitnya, kusta ini tidak menular. Proses menularnya kan butuh bertahun-tahun, tidak asal senggol aja langsung nular. Jadi tidak perlu khawatir sampai segitunya.

    BalasHapus
  6. Semua orang butuh penyegaran, dan pastinya dukungan dari lingkungan. Agar semangat jalani kehidupan. Dan udah bukan jamannya lagi sih ya ber-stigma lagi

    BalasHapus
  7. Tentu jadi hal yg menyakitkan disaat butuh support justru pihak yg diharapkan malah mendiskriminasi. Beruntung nya mas Adriansyah ini cukup tangguh dan mau bangkit dan mengalihkan waktu ke hal yg lebih positif atau bisa juga dengan Chiling-Healing ini

    BalasHapus
  8. Pasti gak mudah lho untuk ngelewatinya, perlu banget support orang terdekat biar makin semangat menjalani hari-hari. Semangat terus buat para OYPMK

    BalasHapus
  9. Wah penyakit kusta memang bikin org jadi down banget ya. Apalagi kalau sampai membuat cacat bagian tubuh. Memang perlu healing untuk menyegarkan pikiran kembali

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan