Langsung ke konten utama

Ketemu Motor dan Mobil yang Unik dan Klasik dari Jakarta Custom Culture 2018



Mobil  dan notor unik, klasik, dan hasil modifikasi  digelar di Jakarta Custom Culture (JCC) selama dua hari di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, pada 27-28 Oktober 2018. (dok.windhu)



Keren! Itu kata yang tepat untuk menggambarkan sejumlah motor dan mobil yang digelar Jakarta Custom Culture (JCC) selama dua hari di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, pada 27-28 Oktober 2018.

Sebagai pengunjung, saya bisa melihat lagi mobil dan motor klasik yang sudah lama tidak ada di pasaran. Jelas sudah tidak bisa ditemukan lagi di jalan-jalan ibukota saat  ini.






Jadi, menyaksikan mobil, motor, ataupun sepeda yang sudah dimodifikasi dengan berbagai merek adalah suatu hal yang menyenangkan. Setidaknya, penggemar kustom dan modifikasi bisa bertemu di ajang JCC yang pada tahun ini ber

Dalam gelaran JCC tahun ini, unsur custom culture lifestyle muncul lebih banyak dari sebelumnya. Memang saat ini juga ada modifikasi mobil dan motor, tapi tak lagi mendominasi seperti pada tahun sebelumnya.




'Selain bisa melihat-lihat mobil, motor, dan sepeda, pengunjung juga bisa mellihat berbagai  hasil kerajinan tangan, fashion, berfoto180 derajat, ikut game, dan menikmati gelaran musik. Yeay, seperti Minggu sore 28 Oktober 2018, saya bisa menikmati suguhan pertunjukan musik di antara berkeliling area JCC Gambir Expo.

“Di sebelah sana tuh, ada mobil-mobil lama. Ada juga mobil Taksi zaman dulu banget. Sekarang kan sudah nggak ada lagi,” kata Tauhid, seorang kawan sambil menggendong anaknya.






Betul banget. Di jajaran mobil klasik dan langka, selain bisa menyentuh,  sayang juga untuk dilewatkan momen langka setahun sekali dalam bentuk gelaran custom.  
Ada beragam kendaraan modifikasi yang membuat terkagum-kagum melihatnya dan memang sudah dinanti-nanti.

Jakarta Custom Culture (JCC) agaknya merupakan wadah yang dapat mengapresiasi karya para modifikator dan builder. Buat pengunjung juga menjadi daya tarik tersendiri. Siti, seorang rekan juga tak mau kehilangan momen bisa berfoto-foto dengan latar kendaraan yang unik berkali-kali.





Pengunung yang datang ke JCC pun tak hanya para penggemar otomotif yang didominasi para kaum lelaki. Banyak juga kaum perempuan. Sejumlah keluarga beserta anak-anaknya juga terlihat ikut datang.

Hadir di ajang JCC bertema Drive, Ride, Rock n Roll, pengunjung  hingga para pecinta modifikasi tahu akan perkembangan dunia custom khusus di Indonesia. 
Bisa melihat city car legendaris Volkswagen  Beetle alias VW Kodok, bisa melihat Land Rover keren, hingga kreasi logam keren jadi hiasan rumah.




Menariknya tak hanya itu karena ada juga kerajinan dan hasil modifikasi lain yang selaras dengan tema Drive, Ride, Rock n Roll,  yang dimaknai baik ide yang dimiliki, kegiatan yang dijalani, dan hasil dari sebuah karya tetap membanggakan.

Gelaran Jakarta Custom Culture (JCC)  diselenggarakan pertama kali pada Agustus tahun 2016 di Parkir Selatan Senayan Jakarta. Pada tahun 2017, bertema Old School Vs New School  diadakan di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Semoga saja pada tahun kedepan ajang seperti ini tetap bisa eksis!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan