Film Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar, masih cukup menarik untuk ditonton (foto:riapwindhu) |
HIDUP ini tidak cukup hanya dengan berhemat dan berhitung untuk melewati hari demi hari. Satu hal yang penting dalam menjalani hidup adalah harus menyelesaikan keputusan yang telah diambil. Sedih dan bahagia akan menjadi pelengkapnya.
"Selesaikan apa yang sudah kamu mulai. Pilihan hidup harus diselesaikan. Pasti bisa," kata ibu Merry Riana kala itu, saat Merry menginginkan dan terpikir untuk pulang ke Indonsia, di tengah-tengah masa studinya di Singapura.
Meski film Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar sudah lama berlalu, yakni dirilis pada tanggal 24 Desember 2014, film ini tetap menarik. Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata Merry Riana, perempuan Indonesia yang mampu merih sejuta dollar, dalam usia muda, yakni 26 tahun. Merry mampu bersaing di Singapura. Film Merry Riana diperankan oleh Dion Wiyoko, Chelsea Islan, Kimberly Ryder, dan Ferry Salim.
Kala itu, saya dan kawan menyempatkan diri untuk menonton film ini, yang juga diputar serentak di sejumlah bioskop ibukota. Dalam film tersebut, meski diambil dari kisah hidupnya, Merry Riana hanya tampil sebentar dalam adegan penerimaan kerja di sebuah perusahaan jasa keuangan.
Meski sarat dengan unsur 'entertainment', kisah kegigihan seorang perempuan untuk bertahan hidup sangat luar biasa untuk menjadi contoh. Sebuah gambaran yang bisa ditiru bagi seorang anak muda ataupun seseorang yang ingin maju dan hidup lebih baik.
Hadir di singapura secara mendadak tanpa perencanaan, merupakan tantangan tersendiri bagi Merry Riana. Kerusuhan Mei 1998 menjadi pemicu keputusan seketika untuk menyelamatkan diri dari kemarahan masyarakat berlebihan terhadap keturunan etnis China. Untunglah, berkat bantuan teman sekolah SMA-nya yang kebetulan kuliah di NTU, Singapura, Merry akhirnya dapat diterima melanjutkan kuliah di tempat yang sama dan tinggal di asrama.
Semua itu juga berkat bantuan Alva, kakak kelas di NTU yang bersedia menjamin keberadaan Merry. Hanya saja, tak berarti hidup Merry juga menjadi sangat mudah. Merry harus sangat irit sekali menjalani hidupnya. Untuk mengurangi biaya makan yang mahal, Merry tidak bergabung dengan teman-temannya ke kantin.
Menutupi rasa malu, Merry makan roti di dalam toilet. Air minum pun diambil secara gratisan di keran yang ada. Sesekali mendatangi acara-acara yang menyajikan hidangan makan. Semua tak mudah karena Merry juga selalu terpikir biaya pinjaman dari pihak universitas yang harus dilunasi sebesar US 40.000.
Merry pun berkerja di berbagai bidang yang dianggap banyak temannya sebagai pekerjaan remeh, antara lain menjadi waitress dan sales. Pekerjaan terakhir sebagai sales adalah keputusan terbaiknya untuk dapat segera melunasi uang pinjaman pihak universitas.
Poster film Merry Riana : Mimpi Sejuta Dollar |
Saat ulang tahun ke 20, Merry pun bertekad jika ingin memliki kebebasan finansial pada usia 30 tahun.Namun, dengan segala kegigihannya Merry sudah mampu meraih mimpinya dan merih sejuta dollar pada usia yang lebih muda, yakni 26 tahun. Prestasi ini melambungkan namanya hingga diliput oleh sejumlah media di Asia.
Menggambarkan Kegigihan Perempuan
Film Merry Riana tak lepas menggambarkan unsur kegigihan seorang perempuan muda. Perjuangan untuk mengubah nasih dari keterbatasan uang, menjadi perempuan yang memiliki pernghasilan tinggi. Kisah pilu Merry pernah ditipu pun disertakan dalam film ini sebagai gambaran perjuangan yang dilakukan.
Cukup mampu menguras air mata penonton, film ini sesekali dibumbui tawa karena adanya adegan-adegan lucu. Termasuk adegan jatuh cinta Merry dan Alva.Cukup bagus untuk penggugah semangat bagi yang menginginkan kesuksesan. Sebuah pelajaran bahwa suatu keputusan pilihan hidup yang diambil, harus diselesaikan.
Kendati kisah yang diangkat di layar lebar tidak sama persis dengan yang terdapat di buku yang saya baca, cukuplah dapat dimaklumi agar lebih menguatkan nuansa 'hiburan'. Film ini cukup memantaskan diri sebagai pengingat jika kesuksesan tak selalu melulu soal uang saja. Kesuksesan adalah mengupayakan diri sendiri dan orang lain lebih berdaya.
Hidup itu tidak sekedar berhemat dan berhitung saja dengan segala keterbatasan yang ada, termasuk keterbatasan ekonomi. Kekayaan dan uang memang sangat penting namun bukanlah segalanya. Satu hal yang terpenting adalah menjadikan kelebihan untuk memberi manfaat bagi orang lain.
Itulah tarikan pesan positif dalam Fim Merry Riana. Film ini menjadi salah satu pilihan tontonan pengunjung bioskop pada penghujung tahun 2014. Sama halnya dengan buku berjudul sama, yang juga menyedot orang untuk membeli dan membaca kisah Merry.
Kala dirilis, film ini bersaing juga dengan film lainnya yang juga diputar pada waktu bersamaan. Sebut saja Pendekar Tongkat Emas dan Assaamualaikum Beijing, yang juga memiliki unsur daya cerita menarik untuk disimak.
Buat saya, film-film yang memiliki muatan motivasi dan inspirasi, serta memberi dampak positif bagi penontonnya sangat sayang untuk dilewatkan. Setiap orang dapat belajar secara langsung melalui tontonan. Dengan memilih tontonan yang baik, setidaknya selalu ada tambahan energi di sela kepenatan sehari-hari. Sebuah penyemangat yang tidak muncul dari sebuah ucapan basa-basi tanpa bukti. #windhupunyacerita
aku juga suka film ini mba dan film-film lain yang memberi dampak positif. terakhir bukan februari kemaren nontong Jingga dan I'am hope. Film Merry Riana ini aku ngerasa nyesek banget waktu investasi di perusahaan penerbangan yg bangkrut. sampai di tangkap polisi gitu ya. Tapi Merry nggak nyerah dan mamanya dukung banget.
BalasHapushwaa typo parah maksudnya bulan dan nonton :) lupa juga, salam kenal mba :)
HapusSalam kenal, mbak Gilang Maulani. Hahaha, typho-nya sudah diperbaiki. Terima kasih masukannya.
HapusAku malah belum pernah nonton pilemnya tapi udah baca bukunya, mba :)
BalasHapusBaca bukunya lebih asyik menurut saya, mbak Rach Alida. Film sudah dibumbui unsur hiburan lebih banyak agar menarik. Terima kasih sudah memberi pendapat.
HapusSaya belum nonton film ini, jadi baca tulisan Mba Windhu ini jadi penasaran, pengen nonton :)
BalasHapus