Langsung ke konten utama

Kenali Gejala Gagal Jantung, Perhatikan Gaya Hidup

Prof. Bambang Budi Siswanto, MD, FIHA, FAsCC, FAPSC, FACC, Ahli Kardiovascular  dari RS Jantung Harapan Kita mengatakan, penyakit gagal jantung tak ubahnya fenomena gunung es (dokpri)

Pesan singkat itu datang melalui ponsel. Isinya mengabarkan Abi, lelaki usia 40 tahun yang semula sehat, tiba-tiba dilarikan ke IGD rumah sakit jantung karena dadanya terasa sesak. Segera, Abi harus menjalani rawat inap akibat serangan jantung. Suatu hal yang tidak diduga sebelumnya oleh keluarga.

Sejak saat itu, Abi yang berprofesi menjadi guru sekolah dasar itu seakan hidup tak lepas dari rumah sakit. Hampir setiap tahun sekali Abi harus masuk rumah sakit. Salah satunya karena adanya cairan yang harus disedot ke luar tubuh dari organ tubuhnya.

Selama menunggui suaminya, Harti teman saya, harus menitipkan anaknya yang masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar kepada temannya. Baik selama perawatan yang terkadang memakan waktu seminggu ataupun saat sedang melakukan kontrol kesehatan di rumah sakit dengan menggunakan fasilitas BPJS.

“Sekarang Abi gampang sekali capek. Kemarin ingin coba naik sepeda, maksudnya biar olahraga sehat. Eh baru sebentar langsung keluar keringat dingin. Semangatnya sih boleh, tapi ternyata nggak kuat,” kata Tati, saat saya datang menjenguk di rumah sakit. 

Sejak Abi sakit jantung, perubahan terjadi di keluarga itu. Harti sama sekali tak menduga jika suaminya akan terkena penyakit jantung, meski mengakui jika Abi memang memiliki kebiasaan merokok. 

Dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan (dokpri)

Fenomena Gunung Es

“Penyakit gagal jantung tak ubahnya fenomena gunung es. Sesuatu yang terlihat tidak serupa dengan yang sesungguhnya ada,” kata Prof. Bambang Budi Siswanto, Ahli Kardiovascular  dari RS Jantung Harapan Kita, dalam acara Konferensi Pers Set Your Life Back In Motion bagi Pasien Gagal Jantung, yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Sabtu 29 Juli 2017.

Jantung, katanya, merupakan salah satu organ terpenting. Namun terkadang orang cenderung mengabaikan gejala yang mengisyaratkan bahwa jantung mereka sedang bermasalah. 

Lalu apa sebenarnya gagal jantung? 
Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang serius, Jantung tidak dapat lagi memompa cukup darah demi memenuhi kebutuhan oksigen tubuh akibat melemahnya otot jantung seiring berjalannya waktu. Gagal jantung terjadi saat jantung tidak dapat memompa yang cukup untuk mendistribusikan arus darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Tentu saja hal Ini mempengaruhi setiap orang yang mengidapnya, berapa pun usianya.  Darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat mengantarkan cukup oksigen dan makanan ke tubuh agar bekerja dengan normal. Tentu saja dapat mengakibatkan tubuh mudah lelah atau letih. 

Selain itu, hal ini pun menyebabkan tubuh tidak dapat membersihkan hasil limbah tubuh dengan benar, sehingga dapat terjadi penumpukan cairan di paru-paru dan bagian tubuh lainnya seperti kaki dan perut. 

Perlu diingat disini, walaupun disebut dengan kegagalan jantung, maksudnya bukan berarti bahwa jantung di dalam tubuh akan berhenti bekerja. Jantung mengalami kesulitan bekerja untuk memenuhi kebutuhan tubuh, terutama ketika melakukan aktivitas fisik

Gagal jantung merupakan stadium akhir dari semua kelainan/penyakit jantung. Berbagai penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung bawaan, penyakit katup, PJK dan hipertensi, semua dapat berujung pada gagal jantung.

Banyak kondisi yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, faktor-faktor tersebut tidak jarang didapatkan bersama-sama pada seorang individu, sehingga risiko untuk menderita penyakit kardiovaskular jauh lebih meningkat. Faktor risiko tersebut antara lain: hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia (gangguan metabolisme lemak), kurangnya aktivitas fisik, obesitas, asam urat, merokok.

Ya, Nuri salah seorang peserta yang hadir dalam diskusi pun menceritakan kondisi kesehatan ibunya yang semula gagal jantung, tapi kemudian bertambah diikuti dengan penyakit ginjal. 

Gagal jantung cenderung berangsur-angsur memburuk,  yang ujungnya bisa mempersingkat hidup seseorang. Perkembangan dari gagal jantung tidak dapat diprediksi dan berbeda untuk setiap orang. 

Dalam banyak kasus, tingkat keparahan perlahan memburuk atau berkembang dengan cepat diikuti masalah kesehatan lainnya, seperti serangan jantung baru, gangguan detak jantung atau infeksi paru-paru. 

Prof. Sim Kheng Leng David - Senior Consultant of Director Heart Failure Programme in Department of Cardiology, National Heart Centre Singapore mengatakan, Indonesia dan bangsa lainnya di Asia Tenggara terbukti memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena gagal jantung (dokpri)

Terjadi Pada Usia Berapapun
Penyakit gagal jantung bisa terjadi pada usia berapapun, namun menjadi lebih umum seiring dengan bertambahnya usia. Sekitar 1% orang di bawah usia 65 tahun mengalami gagal jantung; Ini meningkat menjadi 7% untuk orang yang berusia 75-84 tahun dan mencapai 15% orang-orang yang berusia lebih dari 85 tahun. Hal ini merupakan penyebab paling umum rawat inap pada pasien berusia di atas 65 tahun. 

Prevalensi gagal jantung di Indonesia bervariasi, antara 3-20 per 1.000 penduduk, meskipun pada orang yang berusia di atas 65 tahun, prevalensi gagal jantung rata-rata berkisar antara 100 sampai 1.000 orang. 

Menurut Riskesdas 2013 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi gagal jantung di Indonesia adalah 0,13% atau sekitar 229,696 orang berdasarkan diagnosa dokter, namun, terdapat 530,068 pasien atau 0,3% dengan diagnosa yang berdasarkan gejala. 

Menurut PJNHK: 1.560 pasien rawat inap selama periode 2014 - 2015. Sebagian besar (45-50%) dari pasien tersebut berusia 45 - 60 tahun (masih pada usia produktif). Pria lebih banyak menderita gagal jantung (70,3)

Prof. Sim Kheng Leng David - Senior Consultant of Director Heart Failure Programme in Department of Cardiology, National Heart Centre Singapore mengatakan, Indonesia dan bangsa lainnya di Asia Tenggara terbukti memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena gagal jantung dibandingkan dengan bangsa lain di dunia.

Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok berisiko gagal jantung (dokita.doc)

Terganggunya Kualitas Hidup

Prof. Bambang menuturkan, biaya pasien gagal Jantung, rawat jalan dan Inap berdasarkan kunjungan pasien/tahun menghabiskan dana kesehatan yang banyak. Bersumber SIRS, dari unit pelayanan rawat jalan sebesar Rp.2.972.219.688, rawat inap sebesar Rp 28.861605.419, dengan total Rp.31.833.825.107.

Tak hanya sekedar biaya, kualitas hidup pasien gagal jantung menjadi lebih buruk. Terganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dengan teman dan keluarga. Untuk melakukan sesuatu, seringkali membutuhkan bantuan seseorang. Yah, setidaknya seperti yang dialami keluarga teman saya, Harti dan Abi.

Dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, kesalahpahaman gagal jantung di masyarakat Indonesia masih sering terjadi. Padahal, penyakit gagal jantung tidak bisa disembuhkan bila sudah terkena.

Waspadai gejala gagal jantung (tribunnews.com)

Mengenali Gejala Gagal Jantung 
Gejala awal penyakit gagal jantung belum terlalu dirasakan. Mulanya, jantung dan tubuh bisa mengatasi penyakit gagal jantung dengan memompa lebih cepat dan memompa lebih banyak darah dengan kecepatannya, yang  disebut kompensasi. 

Setelah itu, jantung akan mulai berjuang memompa cukup banyak darah ke tubuh. Gejala mulai muncul.  Gejala ini bisa memburuk atau berubah jika gagal jantung bertambah parah. Pada tahap awal, tubuh mungkin akan merasa lelah dengan mudah, kehabisan napas saat menggunakan tangan, jantung terasa berdebar lebih kencang atau berdebar-debar (palpitasi), dan merasa lemah atau pusing.

Saat penyakit gagal jantung bertambah parah, cairan mulai terbentuk di paru-paru dan di bagian tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan rasa sesak napas meski saat istirahat, memiliki pembengkakan (edema), terutama di kaki, bagian pergelangan kaki dan kaki., bertambah berat. 

Hal ini bisa terjadi hanya dalam satu atau dua hari, atau lebih lambat. Mulai batuk atau sesak napas, terutama saat berbaring, buang air kecil lebih banyak di malam hari, dan perut terasa kembung atau sakit di bagian perut.

Sesi diskusi dan tanya jawab penyakit gagal jantung 

Stadium Penyakit Jantung
Gagal jantung akut terjadi secara tiba-tiba dan mengalami gejala parah. Gagal jantung akut, kemungkinan juga dapat diikuti serangan jantung, karena penyakit ini telah menyebabkan kerusakan pada area jantung. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan tubuh untuk mengimbangi gagal jantung kronis. 

Jika mengalami gagal jantung akut, awalnya mungkin berat, tapi mungkin hanya
berlangsung dalam waktu singkat dan membaik dengan cepat. Biasanya memerlukan pengobatan dan perawatan yang diberikan dengan suntikan (intravena).

Berdasarkan riset oleh American College Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA), gagal jantung dibagikan menjadi 4 stadium, yakni
1. Stadium A
Ini adalah orang-orang yang berisiko tinggi menderita gagal jantung, namun belum ada gejala maupun belum ada kelainan struktural. Yang termasuk disini adalah penderita hipertensi, DM, kegemukan, sindroma metabolik atau orang-orang yang mempunyai riwayat keluarga menderita kardiomiopati atau yang pernah mendapat obat sitostatika yang kardiotoksik. Deteksi awal gagal jantung sangat penting pada kelompok orang-orang yang berisiko tinggi sebelum ada gejala atau tanda yang muncul.

2. Stadium B
Ini adalah prang-orang yang sudah ditemukan menderita kelainan struktural jantung walaupun belum ada gejala sama sekali. Sebagai contoh adalah mereka yang pernah terkena serangan jantung, ditemukan pembesaran ventrikel dari elektrokardiografi atau ditemukan fraksi ejeksi yang menurun pada pemeriksaan ekokardiografi. Selain itu juga ditemukan bising jantung pada orang dengan kelainan katup tanpa ada keluhan.

3. Stadium C
Ini tergolong pasien-pasien dengan kelainan struktur jantung dan riwayat gejala gagal jantung atau dalam gejala gagal jantung (sesak napas dan letih, aktivitas fisik terganggu). Kebanyakan pasien yang baru datang ke dokter sudah memasuki stadium ini, sehingga terjadi rawat ulang dan kematian cukup tinggi.

4. Stadium D
Pada stadium ini, gagal jantung menetap (refrakter) membutuhkan perawatan dan intervensi khusus. Pasien tetap sesak walau sudah dalam pengobatan maksimal atau tidak bisa rawat jalan bila tanpa intervensi khusus.

Keempat pembicara mengenai gagal jantung (dokpri)

Perhatikan Gaya Hidup
Lily menegaskan, gaya hidup sehat yang kurang sehat seperti jarang berolahraga, merokok, pola makan yang tidak baik dapat menjadi faktor pencetus penyakit gagal jantung. Masyarakat juga masih seringkali mendengarkan omongan orang tentang ini dan itu. Termasuk untuk memilih pengobatan secara herbal dalam mengatasi gagal jantung. 

Masyarakat, menurut Liliy masih perlu memahami penyakit gagal jantung. Mengetahui gejala-gejala dari penyakit jantung. Tidak lupa juga selalu mengutamakan Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang baik dan seimbang, Istirahat yang cukup, dan Kelola Stress (CERDIK) dalam penyakit tidak menular (PTM).  

Untuk mendiagnosa penyakit gagal jantung, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh,  menanyakan gejala, riwayat kesehatan dan gaya hidup. Menurutnya, pertanyaan dokter sebaiknya dijawab dengan jujur agar akurat mendiagnosa dan akhirnya mendapatkan perawatan yang terbaik. 

Pengobatan gagal jantung tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya. Tujuan pengobatan untuk semua tahap gagal jantung meliputi pengobatan penyebab mendasar kondisi tersebut seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi atau diabetes, mengurangi gejala, menghentikan gagal jantung semakin memburuk dan menghindari rawat inap di rumah sakit, meningkatkan umur dan meningkatkan kualitas hidup.

Milan Paleja, General Manager Pharma, President Director, Novartis Group Indonesia menyatakan, Novartis menghadirkan pengobatan gagal jantung baru LCZ696 (dokpri)
LCZ696, Pengobatan Gagal Jantung Terbaru
Milan Paleja, General Manager Pharma, President Director, Novartis Group Indonesia menyatakan, untuk mengurangi memburuknya kondisi pasien gagal jantung, Novartis menghadirkan pengobatan gagal jantung baru LCZ696, dengan nama molekul sacubitril valsartan sodium hydrate di kelas perawatan ARNi (Angiotensin Receptor-Neprilysin inhibitor) di Indonesia. Pengobatan ini pertama kali diluncurkan di Eropa dan Amerika Serikat 18 bulan yang lalu.


Pengobatan gagal jantung terbaru ini untuk mengurangi  beban hidup, beban emosi dari gagal jantung, mulai dari pasien, caregiver dan sistem jaminan kesehatan. Penyakit gagal jantung juga menyebabkan beban ekonomi melalui sering dan lama perawatan di rumah sakit bagi para pasien. 


Komentar

  1. Alhmdulillah ada obatnya ya mbk, LCZ696,
    Dan makash jg udh ngingetin, klok yg usia muda jg bers0esiko trkena gejala gagal ginjal.
    Kudu segera perbaikin gaya hiduo nih aku,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mbak. Gagal jantung ternyata nggak kenal usia saat ini. Gaya hidup sangat berpengaruh.

      Hapus
  2. Peristiwa yang di alami abi mirip dengan kejadian yang di alami bapakku dua tahun yang lalu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat, ya kakak. Untuk pengingat kita juga. Terima kasih sudah mampir

      Hapus
  3. Wah serem juga, perbaiki gaya hidup benar-benar penting. Apalagi buat anak-anak muda sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, memperhatikan gaya hidup memang sangat penting agar tidak terkena penyakit tidak menular, seperti gagal jantung.

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan