Hai George, Jadilah monyet
yang baik.
George, kau tidak boleh nakal, ya?
Dengan nada yang berwibawa, lelaki itu berbicara seakan-akan George si monyet kecil yang selalu menyertainya, ada di hadapannya. Tak lama, suaranya pun berubah biasa saat memberikan penjelasan. Belasan pasang mata tak berkedip memandang lelaki yang mengenakan kaus bergambar George dan Pria Bertopi Kuning itu, saat perubahan suara itu terjadi.
Sabtu 12 Agustus 2017, belasan orang menyimak
penjelasan Agus Nurhasan dalam In House Training BRID Dubbing & Voice Over, yang dilaksanakan di
wisma RIAT, Jl. Pengadengan, Jakarta Selatan. Dalam dunia dubbing atau sulih
suara, Agus Nurhasan merupakan dubber senior.
Agus Nurhasan, dubber Pria Bertopi Kuning dan Suneo (dokpri)
|
Dialah pemilik suara Pria Bertopi Kuning,
dalam film kartun berjudul Curios George, yang diputar di sebuah stasiun televisi
swasta sore hari pukul15.30. Kartun ini sangat digemari oleh anak-anak.
Orang tua pun tak berkeberatan menonton film
kartun yang menceritakan tentang seorang monyet yang suka penasaran akan banyak
hal. George yang tak ubahnya seperti anak kecil lincah, pintar, dan selalu
ingin tahu, tinggal bersama seorang pria
bertopi kuning.
Saya pun termasuk suka dengan kartun ini. Ada
nilai edukasi yang dihadirkan dari keseharian monyet kecil George. Contohnya
saja saat George dalam salah satu episodenya sulit disuruh mandi. Mirip dengan
anak kecil yang suka lari-lari kalau akan mandi. Pria bertopi kuning,
dengan sabar dan berwibawa membimbing
George.
Lewat sulih suara, Agus Nurhasan memerankan
Topi Bertopi Kuning. Sosok laki-laki bijak dan dewasa. Itu dalam film kartun
Curios George. Bagaimana dalam peran yang lainnya. Apakah sama?
|
Ternyata suara Agus pun langsung berubah 180 derajat. Bernada cempreng dan pongah seakan menghina, Agus pun memerankan Suneo. Dalam film kartun Doraemon, Suneo merupakan teman Nobita. Suneo senang sekali menyombongkan dan memamerkan benda miliknya yang tidak dipunyai teman-temannya.
Menurut Agus, dalam dunia dubbing, seorang dubber
harus bisa menghasilkan suara sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya.
Dubbing
dan Dubber, Adakah Bedanya?
Agus
Nurhasan menjelaskan, Dubbing dan Dubber itu berbeda. Dubbing dalam Bahasa
Indonesia artinya sulih suara, yaitu mengisi suara peran di film atau mengganti
suara asli pemeran film dari basaha asing ke bahasa Indonesia.
Dubber
dalam bahasa Indonesia adalah pesulih
suara/pengisi suara. “Jadi, dubbing adalah proses pengisian suara, sedangkan
dubber adalah pelaku atau orang yang mengisi suara,” kata Agus.
Dubbing itu proses pengisian suaranya, dubber adalah orang yang mengisi suara (dokpri)
|
Dubbing,
kata Agus, termasuk bagian dari seni peran, yaitu kategori Voice Acting atau
akting suara. Namun, selain mengisi suara film asing yang dialihbahasakan dari
bahasa asli ke bahasa Indonesia, seorang dubber juga harus dapat mengisi suara
animasi lokal (produksi Indonesia), sinetron laga, iklan televisi dan radio,
sandiwara radio, company profile, game online, narasi berita, narasi
infotainment dan berbagai jenis narasi dan promo lainnya.
Bahkan sebelum tahun 1990-an, dalam tayangan bioskop
Indonesia, suara sejumlah artis diisi oleh seorang pengisi suara. Di Amerika,
sebutan pengisi suara adalah Voice Actor atai Voice Talent.
Bagaimana Proses Dubbing?
Proses
dubbing, selain melibatkan dubber, juga ada yang lainnya seperti pengarah dialog, operator, dan editor. Di
Indonesia, ada stasiun TV yang mengerjakan
sendiri produksi dubbingnya dan ada juga yang memberikan order film kepada
pihak Production House (PH) /studio untuk mengisi suara film tersebut.
“Doraemon
misalnya, dikerjakan IMG lalu dijual ke RCTI, tetapi kalau yang lain dikerjakan
di studio televisi kemudian ditayangkan,” ujar Agus.
|
Dalam
proses dubbing, pihak studio memberikan tugas pada seorang pengarah dialog (PD)
atau sutradara Dubbing (Dubbing Director). Tugas PD melihat keseluruhan film,
melakukan casting dubber (menentukan dubber yang tepat untuk mengisi suatu
peran) dan mengarahkan dialog saat proses rekaman.
PD
dibantu oleh seorang operator yang tugasnya mengoperasikan komputer saat
perekaman proses rekaman dubbing selesai. Selanjutnya, seorang editor kemudian
melakukan mixing.
Editor
mengatur level suara, menyeimbangkan suara (voice balancing), memberikan effect suara, hingga memberikan
latar musik. Setelah proses mixing
selesai, hasilnya lalu dikirim ke stasiun TV dan siap untuk ditayangkan dan dinikmati
oleh pemirsa TV.
Tak Mudah Tapi Bisa
Diwujudkan
Saat menonton film kartun di
televisi, satu hal yang terlintas adalah bagaimana sih cara menjadi dubber? Apakah
hanya sekedar mengeluarkan saja? Jangan salah, ternyata tidak seperti itu.
Dubbing dan Voice Over, bahasan yang membuat peserta serius (dokpri)
|
Menjadi
dubber tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Kabar baiknya, bukan berarti
tidak bisa diwujudkan. Bila ingin menjadi dubber, harus menyadari kalau untuk
menekuni profesi dubber tidak segampang membalikkan tangan. Perlu latihan, praktek, etika, tanggung jawab, dan lainnya.
Agus
Nurhasan malah mengibaratkannya harus berdarah-darah sebelum diakui dan
digunakan untuk sebuah tayangan televisi. Proses panjang dengan pengorbanan
yang luar biasa harus mau ditempuh.
Tidak
bisa instan. Membutuhkan kesabaran karena butuh proses dan butuh waktu. Di
langkah awal ini, banyak seorang calon dubber yang akhirnya harus berguguran
satu per satu. Banyak yang berpikiran jika bisa sesegera mungkin terlibat untuk mengisi suara di
televisi.
Untuk
menjadi dubber, modal utamanya tentu saja suara yang diberikan Tuhan. Dubber
harus mampu mengolah dan menjaga kualitas suara. Dubber bertugas menghidupkan peran yang akan diisi
melalui suara, kekayaan batin, dan pengalaman hidup yang dimiliki.
|
Jadi, sebelum bisa disebut dubber, modal utama suara yang dimiliki harus diolah dulu. Suara harus dibarengi dengan penghayatan karakter yang tepat, sehingga dapat menghasilkan sebuah karya yang gemilang. Selain suara, juga harus mengolah perasaan, pikiran, emosi, dan imajinasi.
“Intinya
belajar dubbing adalah latihan, latihan, dan latihan sehingga menjadi terbiasa.
Seperti orang menyetir mobil, kalau sudah biasa nggak pakai mikir, tahu kapan
mengerem dan menggunakan gigi,” urai Agus.
Olah Tubuh, Olah Vokal, Olah
Rasa, dan Lypsinc
Untuk
menjadi seorang dubber yang mumpuni harus memperhatikan olah tubuh, olah vokal,
olah rasa, dan lypsinc. Pagi itu, kami yang hadir pun melakukan latihan dasar
untuk menjadi seorang dubber.
Olah Tubuh dibagi
mejadi dua bagian, yaitu latihan Pernapasan dan Senam Mulut.
Dalam
latihan pernapasan, dikenal adanya pernapasan dada dan pernapasan perut Namun,
pernapasan perut lebih dipilih untuk mengolah vokal.
Kami
berdiri dengan badan lurus, pungggung tegak, tidak bersender, dan menarik nafas
dalam-dalam melalui hidung. Saat menarik nafas, perut dikembungkan dan udara
ditahan sejenak di bawah perut. Hanya perut yang bergerak.
Olah tubuh, Olah rasa, dan Olah Vokal plus lypsinc, perlu dilakukan seorang dubber. (dokpri)
|
Kemudian suara keluarkan melalui mulut. Pertama dengan suara mendesis. Setelah itu, kami mencobanya dengan disertai hentakan mengucapkan huruf vokal A, I, U, E, O. Harus rileks, tidak boleh tegang dan tetap lurus.
Untuk
latihan disesuaikan sekuatnya, misalnya 5 hitungan atau 10 hitungan. Saat itu,
kami dalam delapan hitungan yang dipandu Agus Nurhasan. Waktu latihan yang
terbagus adalah pagi hari di saat udara masih segar. Bisa juga dengan melakukan kegiatan olahraga
lainnya. Intinya, stamina seorang dubber harus terjaga.
Dalam
olah tubuh, senam mulut juga harus dilakukan. Tujuannya, agar wajah bisa lentur
karena itu dapat mempengaruhi artikulasi. Kebanyakan orang, kata Agus. malas
berbicara. Malas mengeluarkan suara, malu-malu dan berbicara pelan, terkadang
malah tidak jelas, dan terkesan kumur-kumur.
Senam
mulut buat seorang dubber berguna agar tidak kaku saat mengucapkan dialog. “Tidak
perlu takut jelek. Jangan malas. Bisa dengan memutar-mutar mulut, meliukkan bibir
ke kiri dan ke kanan,memonyongkan bibir, menjulurkan lidah, bersiul, dan
variasi lainnya terserah,” tegas Agus saat kami mencoba senam mulut
bersama-sama.
|
Olah Vokal
Buat
seorang dubber Olah Vokal juga sangat diperlukan agar suara terasah dengan baik
dan berkualitas. Olah Vokal terdiri dari 5 hal, yakni tenaga (power),
artikulasi intonasi, tempo, dan warna.
Seorang
dubber harus mempunyai tenaga atau bobot. Ingat, Power bukan berarti harus berteriak,
melainkan berani mengeluarkan suara, tidak takut-takut ataupun malu-malu dalam
bersuara.
“Teman
saya, bahkan ada yang latihan di bawah air terjun. Suaranya jadi lebih berwibawa
dan sekarang menjadi penyiar di sebuah televisi swasta,” ujar Agus.
Dubber
juga harus jelas dalam pengucapan suara (artikulasi). Suara harus terdengar dengan
jelas di telinga pendengar. Dalam intonasi, nada pengucapan dubber harus sesuai dengan motivasi atau maksud tujuan kata
atau kalimat. Kesalahan dalam intonasi bisa berakibat menjadi salah arti.
Dengan
nada yang sama, tapi intonasi berbeda bisa mempunyai arti yang berbeda.
Misalnya,
kalimat : Aku benar-benar tidak menyangka. Bisa disampaikan dengan nada marah,
kesal, kagum, ataupun memuji.
Dubber perlu memperhatikan tempo suara. Tinggi rendah
dan cepat lambatnya suara. Bisa mengatur irama kapan harus bersuara tinggi,
kapan harus bersuara rendah, dan kapan harus bersuara cepat, dan kapan harus
bersuara lembut.
Dalam
olah vokal, seorang dubber pun harus bisa menemukan warna atau jenis suara yang
tepat untuk menghidupkan atau mengisi peran yang diberikan. Misalnya, harus memakai suara
yang tepat dan pas untuk mengisi suara Suneo dalam film Doraemon atau Pria Bertopi Kuning dalam film Curios George.
Dubber pun perlu bisa improvisasi kalimat (dokpri)
|
Olah Rasa
Mengolah
batin atau olah rasa agar bisa menjiwai karakter atau menghayati dan menghidupkan peran yang diberikan denganbaik,
juga tidak bisa dilepaskan dari dubber.
Dalam
olah rasa, ada empat si, yakni Konsentrasi (kesanggupan untuk mengarahkan semua
kekuatan rohani dan pikiran ke arah suatu sasaran), ngatan emosi (kemampuan
untuk mengingat atau menghadirkan emosi-emosi atau gembira), imajinasi (daya
khayal membayangkan dan mengandaikan untuk menyelami karakter yang akan kita
mainkan), dan observasi (pengamatan terhadap berbagai karakter manusia dan
profesinya).
Terakhir,
ada yang namanya Lypsinc (sinkronisasi
bibir). Seorang dubber harus menyamakan dialog yang dibaca dengan gerak
bibir pemeran film yang di-dubbing.
Jika gerak bibir tokoh film terhenti maka dialog juga harus berhenti.
Dubber
dituntut untuk improvisasi kalimat, yaitu menambahkan kata atau kalimat jika
ternyata gerak bibir tokoh film masih banyak atau sebaliknya mengurangi kata
atau kalimat jika ternyata gerak bibir tokoh film sudah selesai lebih dulu.
Pemenggalan
kata yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia harus diperhatikan. Penggunaan
bahasa baku sering dipermasalahkan. Namun, meski kartun berasal dari negara
lain, pendekatan bahasa harus terlihat rileks dan natural Bahasa Indonesia.
Karenanya, banyak membaca itu sangat penting.
“Boleh
menambahkan atau mengurangi kata atau kalimat yang ada di naskah tapi tidak
boleh mengurangi arti kalimat,” kata Agus.
|
4 M Jurus Sakti
Menutut
Agus, ada jurus yang harus menjadi pegangan dubber saat bekerja, yakni 4 M, yaitu (1). Melihat, melihat monitor,(2)
Mendengar, mendengar suara aslinya di headphone, (3). Membaca,membaca naskah,
(4) Merasakan, merasakan yang dirasakan oleh tokoh film tersebut.
“Seorang dubber harus cerdas
karena melakukan 4 aktivitas dalam 1 waktu,” tukas Agus, yang berhasil memerankan
tokoh Suneo di kartun Doraemon pada 2006-2008, setelah menyisihkan 199 peserta
audisi suara untuk karakter. Pengisi suara Suneo sebelumnya meninggal dunia.
Ya,
siang itu, kami melihat melalui tayangan
betapa sibuknya Hana Bahagiana, salah seorang ibu pengisi suara yang
memerankan 4 karakter sekaligus. Dunia Dubbing di Indonesia hingga kini,
menurut Agus, masih prospektif. Hal ini karena selain banyaknya televisi lokal,
juga banyak televisi kabel.
Satu
hal lagi, profesi ini tidak memerlukan batasan usia. Banyak para pengisi suara
yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Kunci menjadi dubber buat laki-laki
kelahiran bulan Agustus ini adalah Niat, Motivasi, dan Tekad yang kuat.
Untuk
latihan, bisa juga datang ke studio yang memperkenankan orang lain untuk
melihat jalannya dubbing. Selain itu, di facebook ada grup dubbing IN Love dan
INA FANDUB, yang banyak memiliki banyak informasi di bidang dubbing.
In House Training Dubbing dan Voice Over yang menyenangkan (dokpri)
|
Secara
berkelompok enam orang, yang terdiri atas empat laki-laki dan perempuan, kami
pun berlatih naskah berjudul Dilema karya Agus Nurhasan. Saat itu, banyak
koreksi yang diberikan, mulai dari kecepatan berbicara, terburu-buru, ataupun
belum maksimal
In
House Training BRID mengenai Sulih Suara dan Voice Over, yang juga menghadirkan
Amy Atmanto yang peduli dengan kegiatan di Wisma Riat, tak akan cukup hanya
setengah hari.
Namun,
ilmu yang diberikan sangatlah bermanfaat dan peserta pun tersenyum lebar dengan
adanya sponsor dari Gogobli.com , Toko online yang bergerak di
lingkup kesehatan dan kecantikan. Sejak berdiri tahun 2011 telah dipercaya di
seluruh indonesia sebagai pilihan utama dalam berbelanja online. Dengan SDM
profesional dan kemudahan dalam proses berbelanja menjadikannya salah satu toko
online terpercaya di Indonesia. Toko Online Kesehatan dan Toko Online
Kecantikan Terpercaya
Thanks for sharing Mba Rindhu
BalasHapusSemoga yang ditulis di artikel ini bermanfaat, mbak Uci. Terima Kasih sudah membacanya.
HapusSeru banget ya dunia dubbing itu. Kalau jadi dubber, mau sulih suarakan siapa mbak? :D
BalasHapusDunia dubbing itu memang seru banget. Kalau mau jadi dubber, saya maunya tokoh positif yang memberikan edukasi dan dicintai anak-anak :)
Hapusnama penulis artikelnya siapa ya? saya butuh utk cantumkan sumber pada laporan saya
BalasHapus