Head Office Prioritas Jaya AC di Cibubur, Jakarta Timur (dok windhu)
Berani bertindak, yakin pada kemampuan, dan keinginan untuk maju adalah bagian menuju sukses. Hasilnya terwujud dalam UMKM Bengkel Prioritas Jaya AC yang semakin berkembang jumlah omset dan pelanggan.
"Saya di bengkel karena keluarga saya adalah kuli bengkel. Ayah saya dulu mekanik, paklik juga. Akhirnya saya diajak karena lumayan sulit ekonominya saat itu. Bahkan SMP tidak tamat," tutur Yoyon Yunianto, pemilik UMKM Bengkel roda empat Prioritas Jaya AC mengisahkan perjalanan UMKM miliknya, Jumat 26 September 2025.
Saat ditemui di bengkel ketiga, yang juga sekaligus kantor pusat Prioritas Jaya AC, Yoyon justru menegaskan jika terbiasa sulit malah membentuknya melihat kesulitan sebagai tantangan. Bukan penderitaan.
![]() |
Team Red mekanik PJA sedang berkerja (dok.windhu) |
Pagi pukul. 9.00 WIB, sudah terlihat aktivitas bengkel spesialis AC Mobil yang terletak di Jl. Blk. Duku Kel No.14, RT.14/RW.10, Cibubur, Kec. Ciracas, Kota Jakarta Timur.
Para mekanik yang menggunakan wearpack warna merah bertuliskan PJA AC sudah bekerja memperbaiki masalah AC kendaraan roda empat yang datang ke bengkel dengan 6 stall. Team Red PJA, demikian disebut.
Lebih dari dua puluh tahun lalu, saat usianya masih berusia 14 tahun, Yoyon sudah mengenal bengkel dan mulai belajar bekerja sebagai kenek mekanik.
Sejak kecil, sejak ayah kandungnya meninggal, Yoyon tinggal bersama neneknya di daerah transmigrasi Palembang, Sumatera Selatan. Sayangnya hidup disana serba sulit.
Yoyon dibawa ke Jakarta begitu ibunya tahu Yoyon putus sekolah kelas 1 SMP, Ketika itu ibunya sudah menikah dengan seorang mekanik.
![]() |
Yoyon Yunianto, pemilik PJA (dok.windhu) |
Setelah tinggal bersama ibunya, selama lima tahun Yoyon bekerja sebagai mekanik sebuah bengkel AC mobil di Jakarta Barat.
Dinilai sudah cukup ahli, Yoyon ditarik ke bengkel Cibubur Jakarta dengan gaji yang lebih besar. Ternyata, hidup Yoyon berjodoh dengan wilayah Cibubur.
Punya Bengkel AC Sendiri
Tawaran punya bengkel Sendiri datang. Tahun 2014, sebuah bengkel lama yang kondisinya hidup segan mati tak mau akan dijual.
Berbekal pengalaman selama belasan tahun dan kemampuan sudah menguasai semua teknik servis AC mobil, Yoyon ingin memiliki bengkel sendiri.
![]() |
Pekerjaan Bengkel PJA (dok.windhu) |
Yoyon diminta membayar harga bengkel sekitar Rp. 38 juta dengan sisa kontrak dua tahun sekitar Rp. 8 juta.
Namun, Yoyon tak punya uang sebesar itu. Uang yang ada hanya tabungan Rp. 25 juta.hasil kerja belasan tahun, yang tujuannya untuk membeli rumah.
"Tapi karena waktu itu ada yang nawarin bengkel, saya bilang sama istri saya. Uang ini saya pakai. Kalau berhasil kamu nanti saya belikan rumah, kalau nggak berhasil nanti saya tinggal di kampungmu," kenang Yoyon.
Yoyo yakin dengan kemampuannya sebagai mekanik. Yoyon tak takut untuk gambling dan memulai kembali dari nol.
Jika tidak mencoba, Yoyon merasa tidak akan punya peluang "Hidup saya saja sudah susah, masa saya nggak mau gambling. Ya kalau ke nol lagi pun sudah biasa lah. Berangkatnya juga dari nol. Kalau sekarang punya Rp.25 juta ke nol lagi pun, kerja lagi," tutur Yoyon.
Untuk sisa utang yang belum terbayar, Yoyon meminta waktu selama enam bulan. "Alhamdulillah karena kemampuan teknik saya cukup, mobil yang masuk tertangani, sehingga hanya dalam waktu dua bulan saja sudah bisa saya lunasi," tutur Yoyon.
![]() |
Ruang tunggu di Bengkel PJA (dok windhu) |
Lelaki kelahiran Surabaya 24 Juni 1986 itu pun membuka bengkel bersama dua asisten mekaniknya. Bengkel itu diberi nama Prioritas Jaya AC atau disingkat PJA.
"Jadi prioritasnya untuk jaya. Untuk maju yang harus didukung dari pelayanannya, kemampuan tekniknya, dan manajemennya," tutur Yoyon.
Wawasan Terbuka Berkat Yayasan Astra-YDBA
Perjalanan buka bengkel sendiri selama dua tahun meningkatkan penghasilan Yoyon. Tadinya kerja Rp3-4 juta kemudian usaha sendiri berpenghasilan Rp. 10 juta,
"Saya sudah merasa seperti katak dalam tempurung. Hingga akhirnya saya mengenal Yayasan Astra pada tahun 2016," ujar Yoyon.
![]() |
Ruang kasir PJA (dok.windhu) |
Setelah mengikuti berbagai pelatihan di Yayasan Astra-YDBA mulai dari Basic Mentality,5 R, dan lainnya, wawasan Yoyon terbuka.
Lelaki ini mulai menyadari usahanya masih debu di bisnis otomotif. Banyak usaha bengkel lebih besar yang dibina YDBA.
"Nah ternyata saya baru tahu itu, saya banyak belajar tentang manajemen, tentang perpajakan dan lain-lain di YDBA. Sema mulai berkembang," ujar Yoyon.
Berkat Yayasan Astra-YDBA, Yoyon juga berkesempatan negeri ke Cina pada tahun 2024 untuk melihat pameran Pernah ke Jepang dari AOTS untuk menjalani training selama dua minggu.
Datang ke sebuah perusahaan multinasional di Jepang yang dulunya juga sebuah UMKM membakar semangat belajar Yoyon. Termasuk kedisiplinan dan budaya kerja.
”Saya akui saya tumbuh dari pelatihan-pelatihan yayasan Astra," tukas Yoyon.
![]() |
Sejumlah sertifikat di ruang tunggu (dok.windhu) |
Dari Otodidak Menjadi Otodidik
Dari otodidak ke otodidik, berulang kali Yoyon menyebutnya karena sangat menyadari ilmu awalnya berasal dari otodidak.
Saat seorang teman mengajaknya bergabung dengan Himpunan Bengkel Binaan Astra (HBBA) tak banyak pikir, Yoyon langsung ikut serta.
HBBA merupakan komunitas non profit sebagai wadah UMKM binaan Astra untuk saling berdiskusi dan berbagi terkait dengan pengembangan bisnis bengkel. Anggotanya dari seluruh Indonesia.
"Saya merasa pendidikan saya rendah, circle saya terbatas. Nggak ada cara lain bagi saya untuk memperbaiki circle ya dengan cara bercircle," kata Yoyon.
![]() |
Penerapan 5 R (dok.windhu) |
Yoyon tak ingin diam saja di rumah atau di bengkel karena tak ada yang bisa menjadi buntu dan tidak ada yang bisa diandalkan.Wawasn terbatas, teman-teman terbatas membuat pandangan ke depan jauh lebih pendek.
"Dengan cara bercircle saya bertemu dengan orang-orang hebat yang sudah jauh lebih lama jadi pengusaha, yang tentunya akan mengubah cara berpikir untuk saya," tukas Yoyon, yang kini menjabat Wasekjen HBBA.
Dari satu bengkel berkembang jadi tiga
Dari yang awalnya punya satu bengkel dengan tiga orang di Jl Raya Lapangan Tembak Cibubur, kini PJA sudah membuka dua cabang, yakni pada tahun PJA Cileungsi tahun 2018 dan PJA blk Duku Cibubur tahun 2020.
Jaraknya hanya sekitar satu kilometer dari PJA 1.Selain itu juga membuka satu toko sparepart sebagai rantai pasok untuk bengkel-bengkelnya.
![]() |
Team Red PJA sedang berkerja (dok.windhu) |
Saat ini jumlah total karyawannya sekitar 30 orang. Target 600 mobil dalam satu bulan dari tiga cabang dipasang.
Omset per bulan rata-rata Rp. 450 juta dari 3 bengkel. Saat lebaran dan tahun baru minimal Rp.500 juta ke atas. Omset untuk spare part Rp. 500 juta. Jadi, omset rata-rata keseluruhan pada kisaran Rp. 900 juta- Rp.1.300.000
Hasil pelatihan yang diperoleh dan training di Jepang diterapkannya, termasuk dalam merekrut karyawan.
Yoyon terngiang-ngiang ucapan trainernya mengenai menempatkan karyawan dengan tepat dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan.
![]() |
Bengkel ketiga punya 6 stall (dok windhu-) |
Menggunakan HRD Eksternal, rekrutan dibuka online. Pelamar membludak.Tetangga atau saudara tidak lagi sekadar titip menjadi karyawan kecuali memang lolos screening.
Semua mekaniknya dilatih sendiri. Untuk pembukuan, Yoyon mengangkat karyawan lulusan sarjana
Mimpi untuk Masa Depan, Mimpi Untuk Bangsa
Meski kehidupannya kini sudah berubah jauh lebih baik daripada masa kecilnya, Yoyon tak berhenti untuk bermimpi. Baik untuk dirinya maupun untuk bangsanya
Ayah dari empat putri ini menuliskan target jangka pende
k, jangka menengah, hingga jangka panjang pada papan tulis yang ada di ruang kerjanya.
![]() |
Yoyon tak berhenti bermimpi (dok.windhu) |
Yoyon ingin punya total lima bengkel. Tak hanya sekadar bisa menaikkan taraf hidup keluarga, Yoyon juga ingin bermanfaat bagi banyak orang dengan mengentaskan pengangguran
Selain itu, Yoyon juga ingin punya lembaga pendidikan gratis untuk anak kampung. Menurutnya, masih banyak yang tingkat pendidikan dan kualitasnya rendah, termasuk gaji guru.
Saat ini, Yoyon yang dulunya tak sempat lulus SMP, di usianya yang menginjak 40 tahun masih mengejar ketertingalan pendidikan formal dengan mengikuti Kejar Paket. Sekitar 1,5 tahun lagi ijazah Kejar Paket C atau setara SMA diraih. Setelah lulus, Yoyon ingin mengambil kuliah.
Bisnis Bengkel yang Menjanjikan
Menurut Yoyon, bisnis jasa di bidang otomotif kuenya masih manis. Hanya saja kualitas, layanan, dan garanasi, tidak boleh mengecewakan konsumen. Pasarnya masih gede.
![]() |
Bisnis bengkel masih menjanjikan (dok.windhu) |
Yoyon sangat optimis karena jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 280 juta jiwa. Belum lagi bonus demografinya.
Hal ini memungkinkan yang membutuhkan jasa layanan servis AC akan tetap ada. Bahkan akan bertambah seiring dengan kenaikan jumlah pemilik mobil.
"Kepada teman-teman UMKM saya mengatakan kita harus tumbuh karena pasar kita gede banget karena pasar bukan disasar dalam negeri saja, tapi oleh orang luar. Peluang masih sangat bisa," katanya.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.