Langsung ke konten utama

Kurban Sengaruh Itu Menebarkan Cinta dan Kepedulian Pada Sesama


Kurban
Kurban Idul Adha selalu memberikan kebahagiaan (dok.windhu)


Gema takbir berkumandang di seluruh wilayah, di semua negeri menembus batas daerah dan negara. Setiap tahun, Idul Adha dengan pelaksanaan ibadah kurban selalu disambut dengan meriah dan suka cita oleh umat  muslim, baik di kota hingga desa. Ibadah kurban sengaruh itu menebarkan cinta  dan kepedulian.

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Lā ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.” Begitu haru dan mengingatkan akan keagungan kepada Allah SWT. “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Segala puji bagi-Nya.”

Kurban yang dibagikan setiap Idul Adha selalu mampu memberikan kebahagiaan.  Ada nilai cinta kasih dan kepedulian kepada sesama dalam pelaksanaan ibadah kurban. Sebuah ibadah yang memiliki nilai historis dan spiritual ini merupakan bukti ketaatan, dan keikhlasan kepada Allah SWT.

Bermula dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang bersedia melakukan pengorbanan semata demi cinta kepada Allah SWT, ibadah kurban kemudian hadir di setiap Idul Adha.  Momen penting  bagi umat Islam ini selalu memberikan kebahagiaan di hati dan senantiasa memunculkan senyum cerah di wajah-wajah para penerima kurban.  

Kurban, Amalan Setahun Sekali Jangan Dilewatkan

Pernah mendengar hewan kurban akan menjadi kendaraan di akhirat? HR Tirmidzi dan  Ibu Majah menyampaikan, “Sesungguhnya ia (hewan  kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Sesungguhnya darah hewan kurban itu akan sampai kepada Allah sebelum jatuh ke tanah .Maka beruntunglah  kalian dengan (pahala) kurban itu.”

THKDD
Kurban sengaruh itu kepada penerimanya (sumber foto:Dompet Dhuafa)


Begitu besar nilai ibadah kurban. Bukan hanya wujud kecintaan kepada Allah tapi juga kecintaan sesama manusia, dan alam dengan pelaksanaan ibadah kurban. Bentuk solidaritas yang bisa diberikan kepada seluruh umat manusia yang membutuhkan.

Seperti halnya pada Idul Adha 1446 Hijriah yang jatuh pada 6 Juni 2025. Beberapa minggu menjelang hari raya, penjual hewan kurban dengan mudah ditemui di dekat masjid ataupun di dekat tanah lapang. Ada kambing/domba dan sapi yang siap disalurkan pada saat Idul Adha.

Sayangnya, sudah bertahun-tahun juga melalui pemberitaan media berdasarkan kajian Lembaga Riset Institute for Demographic and Affluance Studies (IDEAS), ibadah kurban yang rutin dilakukan setiap tahun, persebarannya lebih banyak di perkotaan daerah Jawa. Kurban belum merata di pedesaan.

Padahal, jumlah penerima kurban (mustahik) lebih banyak di pedesaan. Jika di tanah Jawa saja masih begini, bagaimana dengan wilayah-wilayah lain yang lokasinya ada di daerah pelosok, terpencil, atu berada di pulau-pulau luar di Indonesia?  Ternyata, perserbaran yang tidak merata itu membuat dampak kurban sengaruh itu bagi penerima.

 Bayangkanlah, saat di perkotaan sedang berbahagia menikmati daging kurban, di derah-daerah pedesaan belum tentu para mustajik bisa menerima dan mencicipi lezatnya daging hewan kurban yang seharusnya lebih berhak didapatkan.

Hal yang mengejutkan adalah pada tahun 2025 ini, hasil kajian dari Lembaga Riset Institute for Demographic and Affluance Studies (IDEAS) kembali menyebutkan jika jumlah pekurban di Indonesia pun diprediksi turun menjadi 1,92 juta jiwa lebih rendah dari pada masa pandemi.

Hal ini berdasarkan potensi nilai ekonomi Indonesia tahun 2025 sebesar Rp.27,1 Triliun. Proyeksi ini turun dari tahun 2024 yang diestimasikan mencapai Rp.28,3  triliun. Ekonomi yang lesu memberi dampak kurban sengaruh itu. Karena jika ditelusuri, bukan hanya para mustahik saja yang berdampak, tapi juga berpengaruh  kepada para peternak lokal selaku penyedia hewan kurban.

Kurban Sengaruh Itu


Tebar Hewan Kurban Hingga Pelosok Negeri

Distribusi menjadi kata kunci dalam penyebaran hewan kurban di seluruh pelosok negeri. Ibadah kurban bukan hanya rutinitas tahunan penyembelihan hewan atau sekadar membagi-bagi daging saja. Dengan penyaluran kurban yang merata berarti juga menebarkan rasa kebahagiaan secara adil dan lebih menyeluruh kepada penerima yang berhak.

Dompet Dhuafa, sebuah lembaga filantropi Islam sekaligus lembaga kemanusiaan yang bergerak untuk pemberdayaan umat (empowering people) dan kemanusiaan. hadir lewat  program Tebar Hewan Kurban (THK) .

Sejak tahun 1994, Dompet Dhuafa membentang kebaikan kurban ke seluruh Indonesia dan Dunia. Program ini bertujuan agar hewan kurban terbagi lebih luas hingga daerah terpencil, agar nikmatnya mencicipi daging hewan kurban bisa sampai pada masyarakat yang tinggtal di pelosok. Bukan menumpuk di perkotaan.

 Lebih dari 30 tahun, pemanfaat Tebar Hewan Kurban (THK) mencapai jutaan pemanfaat yang tersebar di seluruh pelosok negeri.  Melalui media sosial Instagram @dompetdhuafaorg disampaikan  Sesuai dengan peta sebaran wilayah THK tahun 2025, kurban disalurkan di 28 provinsi di Indonesia. Jumlahnya mencapai 35.000 hewan setara domba/kambing.

Distribusi yang menjangkau dan memunculkan senyuman pada warga desa yang tinggal di pelosok. Salah satunya adalah di Desa Bulu Cina, Deli Serdang. Mereka yang berasal dari keluarga miskin  di Deli Sedang, dapat menikmati daging hewan kurban  berupa 168 domba/kambing  dan 2 sapi di Idul Adha 1446 Hijriah.

Kurban sengaruh itu menebarkan cinta dan kepedulian. Kurban telah menerbitkan senyuman  dan kebahagiaan warga desa meski dalam penyalurannya harus dilakukan dengan  berbagai metoda distribusi, seperti door to door. Sejatinya, bukan hanya penerima kurban yang berbahagia. Pekurban pun akan ikut berbahagia karena telah sanggup berbagi dan peduli.

 Ya, Kurban sengaruh itu. Karenanya, sangat disayangkan jika kesempatan terbaik untuk ikut berbagi kebahagiaan di Hari Raya Idul Adha. Berkurban tak perlu harus menunggu kaya asalkan sudah berpenghasilan. Tinggal menguatkan niat  untuk menunaikan kurban. Tak harus menunggu nanti dan nanti karena sebagai manusia tidak pernah tahu sampai kapan waktu yang dimiliki untuk bisa ikut kurban. Jika di Dompet Dhuafa, para pekurban bisa  melalui digital.dompetdhuafa.org/kurban

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembica...

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas t...

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pind...