PULANG kampung. Tidak ada pilihan
lain yang bisa dilakukan mbak Wati. Dengan tiga orang anak, satu di antaranya
masih balita, perempuan ini merasa tidak sanggup dan tidak tenang untuk melanjutkan
hidup di kota besar. Tidak ada lagi penghasilan setelah suaminya kembali ke
pangkuan Illahi karena sakit.
Selama bertahun-tahun
menikah, perempuan ini hanya menjadi ibu
rumah tangga. Tidak bekerja. Total
berbakti kepada suami dan mengurus anak. Biaya hidup sehari-hari bergantung
seratus persen pada gaji suami setiap bulan.
Saat mbak Wati pamit untuk
pulang kampung, sebagai kerabat, bapak dan ibu tidak mampu berbuat apa-apa.
Semua serba sulit. Mbak Wati tidak ingin menyusahkan saudara. Tabungan mbak Wati yang sebelumnya dipersiapkan untuk keperluan
hidup di masa depan keluarganya, terkuras untuk biaya berobat suami yang sakit,
sebelum meninggal.Maka, peristiwa
memilukan yang sudah bertahun-tahun berlalu itu, masih saja selalu teringat.
Risiko Kehidupan yang Mengintai
Menjalani hidup di masa
depan yang bahagia, mapan, dan tenang adalah impian setiap orang. Sayangnya, saat
masih produktif, terkadang membuat kita tidak sadar
dan terlupa bahwa ada sejumlah
risiko yang dapat terjadi dalam hidup. Risiko hidup yang bisa menghanguskan
semua impian yang ingin dicapai dan diwujudkan.
Siapapun memiliki tiga risiko
kehidupan, yakni hidup tapi tidak produktif, hidup panjang dan tidak produktif, serta tidak hidup, tidak produktif. Tiga risiko hidup yang mau tidak mau harus
siap dihadapi.
Risiko pertama, yakni hidup
tapi tidak produktif. Maksudnya, meski seseorang berada dalam kondisi hidup,
tidak mampu untuk mendapatkan penghasilan, guna memenuhi kebutuhan biaya hidupnya.
Entah karena menderita suatu penyakit ataupun tidak sanggup bekerja.
Risiko kedua, yakni hidup
panjang dan tidak produktif. Hidup panjang umur perlu persiapan. Siapa yang
akan menanggung biaya hidup di saat sudah tidak bisa bekerja? Mencari pekerjaan
di usia tua sudah tidak memungkinkan. Kalaupun tetap bekerja, sudah tidak bisa produktif.
Risiko ketiga, yakni tidak
hidup dan tidak produktif. Tidak ada satu pun yang mengharapkan meninggal dunia
dalam waktu dekat. Apalagi, jika masih berusia muda, bahagia dan memiliki anak
yang masih kecil.Hanya yang Maha Kuasa yang tahu batas usia seseorang.
Ketiga risiko kehidupan ini
dapat terjadi pada siapa pun. Tidak pilah pilih. Masalahnya, sudah siapkah kita
jika salah satu dari risiko kehidupan ini terjadi? Bagaimana dengan biaya hidup
diri dan keluarga?
Kita bekerja semata-mata untuk keluarga (sumber:materiAIA) |
Hidup yang Sakinah
Hidup sakinah atau yang dalam
bahasa arabnya berarti tenang, tentram, dan aman damai dalam keluarga, adalah
dambaan setiap orang. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan memberikan proteksi
(perlindungan) bagi keluarga agar tetap bisa menjalani hidup secara layak saat
risiko terjadi.
Asuransi Jiwa adalah transfer risiko dari seseorang kepada perusahaan asuransi (sumber: materi AIA) |
Fritz Ananda, CFP, marketing
business partner AIA Financial, dalam kegiatan Blogging and Beyond 12 Juni lalu
mengatakan, proteksi dapat berupa Asuransi Jiwa AIA.
Untuk produk asuransi unit link, selain Asuransi Jiwa AIA konvensional, ada asuransi jiwa yang berbasis syariah, yang diberi nama AIA Sakinah karena memberikan :
- rasa tenang karena dikelola sesuai prinsip syariah, yakni
saling menolong, melindungi dan menanggung risiko di antara sesama peserta asuransi
jiwa syariah
- tentram karena perencanaan
keuangan maksimal melalui 3 pilihan jenis investasi berbasis syariah
- optimal karena memberikan peace of mind melalui perlindungan
perlindungan jiwa dan kecelakaan serta berbagai pilihan perlindungan tambahan
sesuai kebutuhan
- bahagia karena mendapat kesempatan atas pembagian
Surplus Underwriting setiap tahunnya
Ausransi Syariah adalah berbagi risiko dengan para peserta. Perusahaan asuransi hanya pengelola (sumber:materi AIA) |
Selain itu, asuransi sakinah
AIA memiliki manfaat manfaat proteksi berupa 100% santunan meninggal + 100 % santunan meninggal kecelakaan +100 %
santunan meninggal kecelakaan di dalam perjalanan ibadah haji dan/ataudalam transportasi
umum. Untuk manfaat investasi berupa 100 % nilai dana investasi yang terbentuk
dari kontribusi yang diinvestasikan.
Pentingnya proteksi untuk memberi ketenangan keluarga dari segala risiko kehidupan harus dipersiapkan. Apalagi, jika
perlindungan asuransi jiwa yang diberikan sudah syariah, seusai dengan prinsip
agama. Tidak ada lagi yang perlu ditunda untuk menggapai sakinah melalui asuransi
jiwa syariah.
Berfoto bersama para peserta Beyond and Blogging AIA Finacial dan Blogger Perempuan (foto:shintaries) |
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.