Langsung ke konten utama

Menggapai Sakinah Melalui Asuransi Syariah


Memberikan ketenangan kepada keluarga adalah hal yang wajib dalam hidup (foto:riapwindhu)

PULANG kampung. Tidak ada pilihan lain yang bisa dilakukan mbak Wati. Dengan tiga orang anak, satu di antaranya masih balita, perempuan ini merasa tidak sanggup dan tidak tenang untuk melanjutkan hidup di kota besar. Tidak ada lagi  penghasilan setelah suaminya kembali ke pangkuan Illahi karena sakit.

Selama bertahun-tahun menikah, perempuan ini hanya menjadi  ibu rumah tangga. Tidak bekerja. Total  berbakti kepada suami dan mengurus anak. Biaya hidup sehari-hari bergantung seratus persen pada gaji suami setiap bulan.

Saat mbak Wati pamit untuk pulang kampung, sebagai kerabat, bapak dan ibu tidak mampu berbuat apa-apa. Semua serba sulit. Mbak Wati tidak ingin menyusahkan saudara. Tabungan mbak Wati  yang sebelumnya dipersiapkan untuk keperluan hidup di masa depan keluarganya, terkuras untuk biaya berobat suami yang sakit, sebelum meninggal.Maka, peristiwa memilukan yang sudah bertahun-tahun berlalu itu, masih saja selalu teringat.  

Risiko Kehidupan yang Mengintai


Risiko kehidupan yang selalu ada dalam hidup manusia (materiAIA)

Menjalani hidup di masa depan yang bahagia, mapan, dan tenang adalah impian setiap orang. Sayangnya, saat masih produktif, terkadang membuat kita tidak sadar
dan terlupa bahwa ada sejumlah risiko yang dapat terjadi dalam hidup. Risiko hidup yang bisa menghanguskan semua impian yang ingin dicapai dan diwujudkan.
  
Siapapun memiliki tiga risiko kehidupan, yakni hidup tapi tidak produktif, hidup panjang dan tidak produktif, serta tidak hidup, tidak produktif. Tiga risiko hidup yang mau tidak mau harus siap dihadapi.  

Risiko pertama, yakni hidup tapi tidak produktif. Maksudnya, meski seseorang berada dalam kondisi hidup, tidak mampu untuk mendapatkan penghasilan, guna memenuhi kebutuhan biaya hidupnya. Entah karena menderita suatu penyakit ataupun tidak sanggup bekerja.

Risiko kedua, yakni hidup panjang dan tidak produktif. Hidup panjang umur perlu persiapan. Siapa yang akan menanggung biaya hidup di saat sudah tidak bisa bekerja? Mencari pekerjaan di usia tua sudah tidak memungkinkan. Kalaupun tetap bekerja, sudah tidak bisa produktif.

Risiko ketiga, yakni tidak hidup dan tidak produktif. Tidak ada satu pun yang mengharapkan meninggal dunia dalam waktu dekat. Apalagi, jika masih berusia muda, bahagia dan memiliki anak yang masih kecil.Hanya yang Maha Kuasa yang tahu batas usia seseorang.

Ketiga risiko kehidupan ini dapat terjadi pada siapa pun. Tidak pilah pilih. Masalahnya, sudah siapkah kita jika salah satu dari risiko kehidupan ini terjadi? Bagaimana dengan biaya hidup diri dan keluarga?  
Kita bekerja semata-mata untuk keluarga (sumber:materiAIA)


Hidup yang Sakinah

Hidup sakinah atau yang dalam bahasa arabnya berarti tenang, tentram, dan aman damai dalam keluarga, adalah dambaan setiap orang. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan memberikan proteksi (perlindungan) bagi keluarga agar tetap bisa menjalani hidup secara layak saat risiko terjadi.


Asuransi Jiwa adalah transfer risiko dari seseorang kepada perusahaan asuransi (sumber: materi AIA)

Fritz Ananda, CFP, marketing business partner AIA Financial, dalam kegiatan Blogging and Beyond 12 Juni lalu mengatakan, proteksi dapat berupa Asuransi Jiwa AIA.

Untuk produk asuransi unit link, selain Asuransi Jiwa AIA konvensional, ada asuransi jiwa yang berbasis syariah, yang diberi nama AIA Sakinah karena memberikan :

- rasa tenang  karena dikelola sesuai prinsip syariah, yakni saling menolong, melindungi dan menanggung risiko di antara sesama peserta asuransi jiwa syariah

- tentram karena perencanaan keuangan maksimal melalui 3 pilihan jenis investasi berbasis syariah

- optimal karena memberikan peace of mind melalui perlindungan perlindungan jiwa dan kecelakaan serta berbagai pilihan perlindungan tambahan sesuai kebutuhan

- bahagia  karena mendapat kesempatan atas pembagian Surplus Underwriting setiap tahunnya  

Ausransi Syariah adalah berbagi risiko dengan para peserta. Perusahaan asuransi hanya pengelola (sumber:materi AIA)
Selain itu,  asuransi sakinah AIA memiliki manfaat manfaat proteksi berupa 100% santunan meninggal  + 100 % santunan meninggal kecelakaan +100 % santunan meninggal kecelakaan di dalam perjalanan ibadah haji dan/ataudalam transportasi umum. Untuk manfaat investasi berupa 100 % nilai dana investasi yang terbentuk dari kontribusi yang diinvestasikan.

Pentingnya proteksi untuk memberi ketenangan keluarga dari segala risiko kehidupan harus dipersiapkan. Apalagi, jika perlindungan asuransi jiwa yang diberikan sudah syariah, seusai dengan prinsip agama. Tidak ada lagi yang perlu ditunda untuk menggapai sakinah melalui asuransi jiwa syariah.
Berfoto bersama para peserta Beyond and Blogging AIA Finacial dan Blogger Perempuan (foto:shintaries)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan