Dr Entos Zainal, DCN, SP, MPHM, Sekretaris Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) memaparkan kaitan gizi makanan dengan kecerdasan (dokpri) |
Siapa
pun ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Termasuk halnya dalam
menyediakan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Selama ini pula, makanan
yang berasal dari rumah, selalu dianggap lebih baik dan lebih sehat daripada
jajan atau membeli makanan di luar.
Maka ketika ditanya, apakah makanan yang disediakan dari rumah itu sehat, nyaris
semua ibu tentunya akan langsung menjawab dengan yakin. Itu pula
yang disampaikan seorang ibu, saat ditanya pembawa acara yang mengawali simposium bertajuk
Masakan Rumah The Silent Killer, yang
diselenggarakan Sunco dalam rangka menyambut Hari Gizi Nasional, Rabu, 25
Januari 2017.
Theresia Irawati, SKM, M.Kes (Kasi Kemitraan Subdit Advokasi dan Kemitraan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan RI) (dokpri) |
“Saya
yang masak sendiri dan membawanya ke
sekolah anak saya,” ujar seorang ibu, dalam kegiatan yang diadakan di Ballroom
Cheers Residential Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Pertanyaan
semacam ini cukup membuat tersentak para peserta yang mayoritas para perempuan
ini.
Tema
simposium yang diangkat itu juga yang
membuat saya memutuskan untuk hadir. Untunglah, dalam simposium yang
mendatangkan narasumber para dokter kompeten, mengungkapkan dengan
baik mengenai, Benarkah Masakan Rumah The Silent Kiler?
Makanan hasil masakan rumah memang umumnya lebih baik daripada makanan jajanan di luar rumah. Namun,
makanan rumah dapat menjadi makanan yang dapat mengganggu kesehatan bila dalam
pengolahannya tidak baik. Dapat mempengaruhi kandungan gizi yang
ada.
Suasana simposium Masakan Rumah The Silent Killer (dokpri) |
Gizi Kunci Kecerdasan
Dr
Entos Zainal, DCN, SP, MPHM, Sekretaris Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi)
mengatakan, gizi merupakan kunci untuk
menciptakan anak cerdas. Setiap anak
memiliki masa emas dan kritis pertumbuhan dalam perkembangan hidupnya. Masakan bergizi
yang disajikan bagi anak berperan untuk kecerdasan anak.
Slide
yang memampangkan sampul majalah Time berjudul How The First Nine Months Shape The Rest of Your Life, menegaskan
jika sembilan bulan pertama sangat menentukan seluruh hidup. Karenanya,
perbaikan gizi terhadap ibu yang hamil dan masa bayi sangat penting.
Penjelasan mengenai perkembangan otak (dokpri) |
Menurut dr Entos, gizi makro berpengaruh terhadap perkembangan otak, yakni terhadap struktur anatomi otak yang mempengaruhi sel-sel syaraf dan sel-sel pendukung, pengaruh terhadap kimia otak, dan pengaruh terhadap fisiologi otak
Asupan
gizi yang kurang mencukupi dapat mempengaruhi kecerdasan anak. Hal ini tentunya
juga berdampak saat dewasa dalam menjalani kehidupan yang berkualitas di era yang semakin kompetitif.
Selain
itu, gizi makro juga berpengaruh terhadap sel syaraf, yakni melalui proses
pembelahan sel syaraf yang akhirnya menentukan jumlah dari sel syaraf yang
dibentuk, melalui pertumbuhan sel syaraf yang akan menentukan ukuran sel
syaraf, dan melalui proses perkembangan sel syaraf yang akan menentukan
kelengkapan sel syaraf (terbentuknya akson, dendrit, sinaps, dan komponen
lainnya).
Sembilan bulan pertama dapat menentukan kualitas hidup seseorang saat dewasa (dokpri) |
Perkembangan sel syaraf ini akan mempengaruhi organ tubuh, misalnya saja jantung dan ginjal. Saat dewasa, dapat menimbulkan gangguan kesehatan karena perkembangan sel syaraf yang tidak maksimal saat masih anak-anak.
Nah,
zat gizi makro yang diperlukan adalah energi dan protein. Vitamin dan mineral
membantu pembentukan energi, yang berperan dalam proses pertumbuhan dan
metabolisme tubuh. Karbohidrat, lemak, dan protein diubah menjadi energi dengan
adanya vitamin dan mineral. Semuanya terdapat dalam bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari.
Batasi Konsumsi Gula, Garam,
dan Lemak
Dalam
satu hari, tubuh manusia memerlukan setidaknya karbohidrat (1 gram) dan garam
(1 gram) yang nilainya sama dengan 4 kg kalori. Untuk lemak (1 gram) setara
dengan 9 kg kalori karena lemak berfungsi untuk mentransportasikan vitamin A,
D, E, dan K dalam tubuh.
Lemak, gula, dan garam sangat dibutuhkan tubuh namun perlu dibatasi dalam konsumsi sehari-hari (dokpri) |
Keempat
vitamin yang sangat penting bagi tubuh ini, hanya bisa dicerna dengan bantuan
lemak dan terdapat dalam minyak makanan. Tidak adanya lemak akan menganggu
proses penyerapan vitamin.
Keberadaan
lemak bagi tubuh memang sangat penting. Begitupun halnya dengan gula dan garam.
Namun ingat, perlu dibatasi dalam mengonsumsinya agar tidak mengganggu
kesehatan tubuh.
Hal
ini disampaikan Theresia Irawati, SKM, M.Kes (Kasi Kemitraan Subdit Advokasi
dan Kemitraan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kementrian Kesehatan RI), terkait dengan gaya hidup modern sehari-hari saat ini,
yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan.
Perempuan
yang membawakan artikel berjudul gula, garam, dan germas ini mengatakan saat
ini masyarakat yang cenderung mager alias malas gerak, telah menyebabkan
semakin meningkatnya penyakit tidak menular (PTM), seperti halnya stroke dan
jantung.
Display materi simposium di sisi kanan dan kiri peserta (dokpri) |
Theresia menguraikan sejumlah faktor risiko penyebab penyakit tidak menular, yakni kurang aktivitas fisik (26,1%), usia > 15 tahun yang merokok termasuk perempuan (36,3%), kurang konsumsi buah dan sayur > 10 tahun (93,5%), usia > 10 mengonsumsi minuman beralkohol (4,6%),
Mengutip
data Riskesdas tahun 2013, sebanyak 26,25 % penduduk Indonesia mengonsumsi
garam berlebih. Jumlah ini naik dari tahun 2009 yakni 24,5 %. Begitupun halnya dengan lemak
berlebih (40,7%) naik dari tahun 2009, yakni 12,21 %. Karenanya, membatasi konsumsi gula, garam,
dan lemak sangat penting dilakukan.
Sesuai
dengan Permenkes No.30 tahun 2013, setiap orang perlu membatasi konsumsi gula,
garam, dan lemak. Konsumsi gula per
orang per hari, yaitu 50 gram (4 sendok makan),
garam 200 mgr natrium/sodium atau 5 gram garam (1 sendok teh), lemak 67
gram (5 sendok makan minyak). Jika membeli
produk makanan jadi, biasakanlah untuk memaca label pangan kandungan gula, gram,
lemak.
Karenya,
Theresia mengingatkan adanya GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang diluncurkan oleh Kementrian Kesehatan
RI. Tujuannnya agar masyarakat selalu
menjaga kesehatan yang berkaitan dengan kualitas hidup.
Penjelasan mengenai lemak olh dr Tirta Prawita Sari Msc.Sp.GK (dokpri) |
Pola Hidup dan Pola Makan Sehari-Hari
Senada,
dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc, Sp. GK (Sekretaris
Komite Nasional Gizi dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular IDI) pun
menggarisbawahi tentang penyakit tidak
menuluar (PTM). Pola hidup dan pola makan sehari-hari sangat berperan
dalam kesehatan tubuh. Kehidupan sehari-hari, tak lepas dari stress, gaya hidup, aktivitas.
Dalam
simposium, Tirta banyak mengupas mengenai peran lemak jenuh dan lemak tidak
jenuh dalam tubuh. Lemak jenuh memiliki fungsi untuk meningkatkan kolesterol
LDL. Sumber lemak jenuh adalah lemak hewani, seperti susu. Lemak pun berasal
dari minyak kelapa dan minyak kelapa
sawit.
Simposium dengan narasumber kompeten dan ambassador Sundo (cokpri) |
Sementara
lemak tidak jenuh memiliki fungsi untuk menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL. Sumber lemak
jenuh antara lain ada pada kacang-kacangan
dan minyak zaitun. Kolesterol yang sebenarnya juga merupakan bagian dari sel,
berperan dalam vitamin D dan hormon.
Nah
yang berbahaya itu jika terlalu banyak mengonsumsi lemak tak jenuh alias lemak
trans karena dapat meningkatkan kolesterol LDL dalam darah, sehingga dapat
menimbukan gangguan kesehatan.
Saat
ini, banyak orang tanpa sadar mengonsumsi gorengan sebagai cemilan sehari-hari.
Padahal, jutsru disinilah bahayanya
karena konsumsi minyak yang tidak baik dan seringkali berulang bisa
mengundang penyakit tubuh, seperti stroke.
Minyak Goreng dan Kesehatan Tubuh
Penggunaan
minyak goreng yang benar akan sangat berpengaruh untuk kesehatan tubuh.
Karenanya penting untuk memilih minyak goreng yang tepat sehingga dengan
sendirinya berarti melindungi seluruh anggota keluarga.
Minyak goreng sebaiknya tidak digunakan saat sudah berubah warna (dokpri |
Mulina
Wijaya (Deputi Marketing Manager Sunco) mengatakan, minyak goreng sebaiknya
tidak digunakan berulang. Minyak goreng umumnya berubah warna bila digunakan
berkali-kali. Hal ini menandakan sudah terbentuknya lemak trans yang dapat
mengganggu kesehatan tubuh.
Minyak
goreng yang baik diolah dari buah kelapa sawit yang segar. Pengolahan minyak
goreng dimulai tidak lebih dari 24 jam setelah buah sawit dipetik. Ada tiga hal
penanda minyak yang baik, yakni warna minyak yang lebih bening karena melalui
3 kali proses penyaringan dan 2 kali proses pemurnian, dapat diminum, dan tidak
mudah beku pada suhu rendah.
Minum Sunco Bersama
Christian Sugiono
Untuk
membuktikan minyak goreng Sunco berkualitas dan dapat diminum,ambassador Sunco
Christian Sugiono, Chef Nanda, dan bersama sejumlah perserta melakukan uji
organoleptic, yakni dengan memasukkan dan merasakan minyak goreng Sunco di
rongga mulut.
Ambassador Sunco Christian Sugiono meminum minyak goreng Sunco (dokpri) |
Dengan
uji ini, dapat diketahui jika sifat dan
karakter minyak ini seperti air. Tidak lekat atau berbau. Minyak mudah mengalir
sehingga tidak menyangkut atau gatal di
tenggorokan. Minyak yang baik tidak
menempel berlebihan pada makanan. #Dikitnempel.
Ambassador Sunco Christian Sugiono (dokpri) |
Chef
Nanda yang mempunyai acara memasak di sebuah stasiun televisi swasta,
memperlihatkan cara membuat resep sehat dengan menggunakan minyak goreng. Resep
membuat mayonaise itu menjadi daya tarik bagi kaum ibu yang hadir.
Chef Nanda membuat mayonaise (dokpri) |
Memilih
minyak goreng yang tepat ternyata sangat berpengaruh pada makanan. Bila ingin lebih tahu bisa membuka langsung website Sunco dan Resep sehat Sunco. Disana terdapat sejumlah resep menggunakan minyak goreng, yang dapat dipelajari untuk dicoba dalam menyiapkan masakan rumah bisa. Selain itu, bisa juga dengan mengikuti informasi tentang minyak dan sejumlah kuis melalui fanpage Sunco yang ada.
Kualitas makanan
dan generasi sehat sangat berkaitan. Semuanya itu terutama berasal dari pengolahan
makanan yang dikonsumsi dalam rumah, sehingga terhindar dari kemungkinan
Masakan Rumah menjadi The Silent Killer?
penting dan bermanfaat mba infomasinya.
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung, mbak Mira
Hapuspenting dan bermanfaat mba infomasinya.
BalasHapus