Netizen dan Media Sosial merupakan satu kesatuan. #sebarkanberitabaik bisa menjaga persatuan NKRI (dok.windhu) |
Sebarluaskan
kepada orang lain agar bisa memberi manfaat kepada orang lain/keluarga/kerabat/teman.
SAYA membaca tulisan terakhir
dari kiriman pesan yang cukup panjang dalam aplikasi WhatsApp Messenger, yang
saya terima pagi itu. Info yang dikirimkan seorang kawan dalam salah satu grup
itu mengenai pentingnya mengonsumsi sesuatu untuk menjaga kesehatan.
Perlukah saya mengirimkannya
kembali kepada orang lain? Saya memeriksa sumber tulisan atau pembuat tulisan.
Tidak ada. Kecuali kalimat penutup seperti di atas, yang meminta untuk segera
menyebarluaskan pesan yang diterima agar bisa memberi manfaat kepada orang
lain.
Saya pun bertanya kepada
teman yang mengirim,”Info darimana?” Teman saya menjawab tidak tahu. Dia
mendapatkannya dari grup sebelah. Hanya keinginan untuk berbuat baik saja.
Ya, tanpa sadar karena rasa
ingin berbagi sesuatu yang ‘dianggap bermanfaat’ jari jemari secara sigap juga
melakukan copy paste, lalu menyebarkannya lagi informasi yang diterima. Siapa
yang pertama kali mengirimkan, entahlah. Tidak jarang kemudian berita tak
bersumber pasti ini menjadi viral.
Salah satu berita tak bersumber yang saya ingat
sangat viral, yakni garam yang bercampur kaca, yang masuk ke dalam beberapa
grup wa yang dimiliki. Begitu meyakinkan karena dilengkapi dengan tayangan
video yang di akhirnya ada butiran-butiran kaca yang tak larut dalam air
seperti garam.
Begitupun halnya ketika
berita telur palsu menjadi viral. Lebih dari satu grup wa yang mendapatkan
kiriman. Tentu saja anggota grup wa yang isinya kebanyakan perempuan yang sudah
berstatus ibu pun gempar. Maklumlah, telur merupakan makanan berprotein paling
terjangkau.
Kenyataannya, dua berita itu
tidak terbukti kebenarannya. Namun, keduanya jelas-jelas sudah menimbulkan kerugian
dan kepanikan. Imbas berita hoax atau berita palsu mengenai garam, telah
menyebabkan para produsen garam sempat merugi. Demikian halnya dengan para
pedagang telur.
Informasi dan berita dapat dengan mudah diperoleh hanya melalui genggaman (dok.windhu) |
Berita Hoax yang Tersebar
Nah, itu baru berita hoax yang berkaitan dengan bahan makanan. Berita atau informasi hoax yang
tidak jelas asal usul sumbernya dan siapa yang menulis pertama kali suatu informasi ini, ternyata ada dan tersebar di semua bidang.
Sebut saja salah satu informasi
tak benar di bidang kesehatan, yakni mengenai vaksin. Pembuat informasi palsu
seringkali melebih-lebihkan risiko imunisasi tanpa bukti ilmiah. Menimbulkan
keresahan di masyarakat sehingga masih ada sejumlah masyarakat yang enggan
memvaksin anaknya karena takut tidak aman untuk kesehatan.
Belum lagi isu mengenai
halal dan haramnya vaksin. Padahal, yang
sebenarnya tidaklah demikian. Namun, berita hoax seperti ini telah memunculkan
keresahan terhadap masyarakat dan ketidaktenangan dalam melakukan sesuatu.
Semakin ngeri lagi, bila
muncul berita hoax yang terkait dengan masalah toleransi, ormas, atau agama
tertentu. Menimbulkan ketakutan yang amat sangat. Menimbulkan rasa permusuhan
yang bisa memicu kerusuhan yang tidak berujung karena biasanya dipertajam dengan adanya perbedaan-perbedaan.
Begitu dahsyatnya berita di
media sosial yang seketika bisa membuat berang seseorang atau kelompok. Salah
satu contohnya terjadi pada Januari 2017, saat adanya informasi hoax yang
menyebut jika salah satu anggota Front Pembela Islam (FPI) ditusuk oleh Gerakan
Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
Informasi hoax ini berhasil memicu kerusuhan sehingga terjadinya
kerugian pembakaran rumah dan markas GMBI. Semua bersumber dari berita di media
sosial yang tak jelas siapa sumbernya. Kala itu, Kepolisian RI (Polri) telah
mengatakan jika massa FPI sudah termakan berita hoax.
Keberadaan Internet dan Media Sosial mempermudah arus informasi dan komunikasi (dok.windhu) |
Medsos dan Netizen
Masih banyak lagi
informasi-informasi hoax yang beredar melalui lini media sosial yang saat ini
dalam beragam bentuk. Kemudahan menggunakan koneksi internet untuk komunikasi
data turut membantu informasi tak benar mulai dari hoax hingga ujaran kebencian
(hate speech) beredar dimana-mana.
Menggunakan berbagai jenis media sosial, seseorang dengan mudah
melakukan obrolan,
mengirimkan tulisan, saling berbagi foto dan video,
mengirimkan suatu file dan lainnya, baik secara perorangan maupun dalam bentuk
grup. Melalui media sosial whatsapp,
instagram, dan facebook.
Bahkan, ada yang menggunakan
media telegram, seperti yang dilakukan oleh kelompok tertentu untuk menyesatkan
informasi yang diterima seseorang atau kelompok.
Masifnya perkembangan media
sosial dan internet ini bahkan turut dimanfaatkan oleh kelompok orang yang memang
memanfaatkan informasi tidak benar untuk meresahkan masyarakat.
Sebut saja
Saracen, yang sudah ditangkap polisi atau Muslim Cyber Army (MCA) yang
menebarkan ujaran kebencian dan hoax. Bisa jadi, masih ada juga kelompok
serupa.
Dalam hal ini, netizen yang
berasal dari kata Internet dan citizen haruslah lebih peka terhadap informasi
yang diterima di dunia maya.
Netizen yang sehari-harinya bersentuhan langsung
dengan internet harus bisa memilah-milah bertebarannya informasi dari aktivitas
internet yang dilakukan. Kabar-kabar yang menjadi viral pun terjadi berkat
peran para netizen.
Bila berita yang disampaikan
merupakan kebenaran, dapat menjadi berkah. Namun, bila informasi yang diteruskan
kembali ke berbagai kelompok media sosial ataupun perorangan, dapat menimbulkan
keresahan.
Bahkan bisa berbuntut ke
arah permusuhan dan perpecahan kelompok, yang akan berimbas pada persatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Pantas saja jika Presiden RI Joko Widodo memerintahkan Kapolri Jendral Tito Karnavian
untuk bertindak tegas pada siapapun yang menyebarkan berita hoax dan berita
bohong.
Netizen harus hati-hati dalam memilih dan memilah berita yang akan disebarkan melalui medsos (dok,windhu) |
Lalu
Netizen Harus Apa?
Di era kebebasan informasi internet
ini, siapapun dapat menjadi korban isu hoax. Bahkan sekelas presiden RI
sekalipun yang tak luput diterpa isu, tanpa kejelasan asal usul sumber.
Lalu apa yang harus
dilakukan netizen, yang selalu bersentuhan dengan dunia maya? Setidaknya, ada
beberapa hal yang patut diperhatikan, yakni :
- #Sebarkan berita baik
Beritakan atau informasikan
saja berita yang baik-baik kepada keluarga, saudara, teman, dan kerabat melalui
media sosial yang dimiliki. Menulis konten positif. Berita baik biasanya menimbulkan rasa yang damai.
Konten positif lebih memberikan ketenangan.
- Pilah dan pilih informasi
yang diterima
Informasi atau berita yang
masuk melalui media sosial, apapun bentuknya tetap harus dipilah dan dipilih.
Apalagi, berita-berita yang tidak ada kejelasan sumber beritanya atau
penulisnya. Hanya ada kalimat : sebarkan atau copas dari grup sebelah.
- Tidak semua informasi baik
harus disebarkan
Terkadang, meski suatu
informasi bersifat baik tak seharusnya serta merta langsung disebarkan kepada
yang lain. Pertimbangkan untung ruginya. Kemungkinan dampaknya bila informasi
yang disampaikan malah akan menimbulkan hal yang tidak baik.
- Meneliti Kebenaran
Informasi
Membaca suatu pesan di media
sosial yang dirasa bermanfaat, memang membuat jari jemari bertindak cepat untuk
menyampaikannya lagi kepada orang atau
kelompok lain. Periksalah dulu kebenarannya agar tidak ikut menyebarkan berita
yang tidak jelas dan tidak perlu.
- Ingat Selalu Hoax
Menimbulkan Keresahan
Berita hoax, informasi
palsu, maupun ujaran kebencian intinya hanya satu. Bisa menimbulkan keresahan,
pertengkaran, kerusuhan, dan permusuhan.
- Bergaul dengan teman dan kegiatan positif
- Bergaul dengan teman dan kegiatan positif
Penting banget yang seperti ini dilakukan. Melalui pertemuan dengan orang yang positif, akan membawa pengaruh positif dan masukan yang berharga. Lebih tahu dan lebih menghargai rambu-rambu postif dan negatif. Hal-hal negatif pasti terkikis dan menyingkir sendiri. Salah satu kegiatan positif, seperti ikut Temu Netizen di Polda Metro Jaya.
- Persatuan NKRI itu sangat penting
Isu yang menyangkut hal
sensitif seperti agama, keyakinan,
politik, suku, dan ras dampaknya sangat besar dan bisa memecah belah persatuan
dan kesatuan NKRI.
#Hormatiperbedaan yang dimiliki seseorang atau suatu
kelompok.Jangan mau dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang mengambil
keuntungan dengan menyebarkan berita-berita hoax dan fitnah. Persatuan NKRI itu
lebih penting. Pertimbangkan kelincahan jari jemari menyebarkan informasi karena jari bisa menjadi harimau yang menerkam.
|
#Sebarkan
Berita Baik dan NKRI
Minggu, 13 Mei 2018,
pemberitaan di berbagai media massa mulai dari televisi, radio, dan internet
begitu mengejutkan. Mengenai pengeboman di tiga gereja yang ada di Surbaya.
Kabar menyedihkan ini tentu saja menjadi perbincangan hangat dalam grup
whatsapp yang saya miliki.
Ada kiriman pesan yang
meminta supaya tidak menyebarkan gambar atau hal-hal yang tidak patut. Ada yang
meminta jangan terprovokasi karena peristiwa yang menimbulkan korban jiwa di
rumah ibadah ini dilakukan oleh pelaku yang merupakan teroris.
Menjaga kewaspadaan agar tidak terpancing pada hal-hal yang bisa memecah belah persatuan bangsa dan negara, sangat perlu terus dilakukan. Terlebih dalam kondisi yang sedang menghangat seperti saat ini.
Tidak ada kata lain,
#sebarkanberitabaik itu merupakan bentuk tindakan bersatu dalam menjaga NKRI. #Hormatiperbedaan.
Hanya sebarkan konten positif di seluruh media sosial yang dimiliki, mulai dari whatsapp, instagram, twitter, facebook, daln lainnya, agar bermanfaat bagi orang lain dan
memiliki sumber informasi yang jelas.
1. https://news.detik.com/berita/d-3900859/marak-isu-hoax-jokowi-saya-perintahkan-kapolri-tindak-tegas
Sekarang orang-orang lebih memilih jadi yang pertama menyebarkan informasi ketimbang jadi penyebar informasi benar.
BalasHapusYuk #sebarkanberitabaik!
setuju banget, saya sering geram melihat postingan di social media yang dishare tanpa filter, seperti korban kecelakaan dan kekerasan tanpa di blur. belum lg banyak orang yg ingin jadi informan terupdate dg buru2 share info hoax.. hmmm
BalasHapusSeneng lihat teman-teman blogger mensosialisasikan menyebarkan berita baik, dan pastinya benar. jadi #SemangatCiee buat sebar berita yang bukan hoax
BalasHapusWaaahh, bener banget iniiii... sosialisasi ttg hoax ini kudu terus digencarkan yaaa
BalasHapusKindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com
Baaahhh yang ngeselin itu kalau ditanya sumbernya dari mana, di jawab "dari group sebelah".
BalasHapusYaellaahh,...emang ada group yang cuma sebelah.
Yes, pentingnya menyebarkan berita yang baik agar Indonesia lebih baik...
BalasHapus
BalasHapusKetika smartphone berada di tangan orang yang gak smart, ya begitulah jadinya hoax bertebaran dimana-mana :)
Semoga dari waktu ke waktu para warga NKRI semakin bijak dan cerdas dalam menggunakan seluler genggam cerdasnya termasuk dalam menyebarluaskan berita/informasi.
sekarang mah kudu sharing before posting yak, karena klo kita sengaja/gak sengaja nyebar berita hoax selain terjaring UU ITE dosanya gak tahaann.. berjamaah
BalasHapusSinih sinihhh bergaul dengan aku pastinya ya kak.. No hoax deh pastinya...
BalasHapusWah memang penting banget niy, aku juga males sebar berita yang belum tentu benar
BalasHapusIni penting banget! Belakangan ini sosial media penuh sama hal-hal provokasi dan hoax. Sedih lihatnya orang-orang pada berantem di kolom comment.
BalasHapusThink before posting dan no share hoax and no negatif thinking ya
BalasHapusSetuju Kak, kita harus pandai memilih dan memilah berita sebelum menyebarkannya.
BalasHapusJangan zembarang share beriya ya kak, bisa2 dicydux kaya dosen di Sumut
BalasHapusSaat ini di zaman serba digital kita emang kudu hati2 ya
BalasHapusBanyak banget yang suka nyebarin berita hoax..
Betul banget mbak. Menyebarkan berita baik itu harus disosialisasikan. Soalnya belakangan ini berita2 yg ada kebanyakan hoax aja. Sampe blenger ngedengerinnya.
BalasHapusbener banget nih kita harus sebarkan berita positif dan hindari menyebarkan hoax.
BalasHapusAku sekarang udah hampir enggak pernah mem-forward pesan2 yang aku terima di medsos. Daripada aku ragu kebenarannya, lebih baik enggak aku sebarkan.
BalasHapusIya bener nih, skrg kita harus pilah2 info kl mau disebarin, dan kmd cari tau kebenaran infonya juga ya :)
BalasHapusaku setuju banget sama yang kaka bilang di atas, kita harus pinter2 cari info yang bener
BalasHapusApalagi tahun ini menjelang pemilu pilpres, penting banget untuk kita netizen #sebarkan berita baik
BalasHapusberita hoax dan berita bener klo udah masuk ranah whatsapp group kadang suka susah dibedain, kayak beberapa waktu lalu ada rame2 soal bom, ternyata ada hoaxnya juga
BalasHapusSebar berita baik bisa berdampak bagi diri sendiri, bisa memperbanyak pahala. Yuk sebarin berita baik
BalasHapusYess! Sebelum kita menekan tombol send, pikir dulu apakah berita tersebut benar atau tidak. #sebarkanberitabaik
BalasHapus