Langsung ke konten utama

10 KegiatanYang Bisa Diikuti di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019

Indonesia International Book Fair 2019 diselenggarkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, tanggal 4-8 September 2019. Tampak dari kiri Ketua Panitia IBF Djaja Subagdja, Penulis Ahmad Fuadi, Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina, dan Direktur Pengebangan Pasar Luar Negeri BEKRAF Bonafasius Wahyu (dok.windhu)
Indonesia International Book Fair 2019 diselenggarkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, tanggal 4-8 September 2019. Tampak dari kiri Ketua Panitia IBF Djaja Subagdja, Penulis Ahmad Fuadi, Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina, dan Direktur Pengebangan Pasar Luar Negeri BEKRAF Bonafasius Wahyu (dok.windhu)



Buat para pembaca dan pecinta buku, ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019, bisa jadi pilihan. Pameran tahunan yang diselenggarakan Ikatan Penenerbit Indonesia (IKAPI) ini digelar selama 5 hari, mulai pukul 9.00-21.00, tanggal 4 hingga 8 September 2019 di  Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Mengusung, IIBF is not just a book fair, it’s a book fair, Ketua IKAPI Rosidayati Rozalina saat pertemuan di hotel Artotel Thamrin, menjelang pelaksanaan pameran mengatakan, pameran IIBF kini tidak lagi hanya menjadi ajang jual beli buku dan hak cipta buku dari industi penerbitan, melainkan juga menjadi ajang promosi dan penjualan intellectual property (IP) produk nonbuku dari industri kreatif lainnya.

Ketua Panitia IIBF Djaja Subagja mengatakan, sebanyak 20 negara sebagai peserta pameran. IIBF tahun ini merupakan acara yang ke-39 kali sejak digelar pertama kali Ikapi pada 1980. Semula nama pamerannnya adalah Indonesia Book Fair (IBF). Sejak tahun 2014 acara ini bertransformasi  menjadi Indonesia International Book Fair (IIBF). Biaya masuk ke IIBF gratis.

Selain itu, banyak kegiatan menarik lainnya yang juga bisa diikuti secara gratis. Selama pameran, terdapat 30 mata acara di Panggung utama dan 20 mata acara di panggung lobi.

Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri BEKRAF,  Bonafasius Wahyu Pudjianto,
menyampaikan, Bekraf mendukung IIBF 2019, terutama program IPP. Bekraf memfasilitasi publisher literary agent untuk datang dan melihat karya-karya yang diciptakan oleh penulis indonesia.  Melalui event buku di Indonesia, bisa menghadirkan para penulis dengan karya-karyanya dan para buyer. Kalau disini, kan mereka  bisa bertemu dengan publisher luar.

IIBF diikuti oleh penerbit dalam negeri dan penerbit luar negeri (dok.windhu)


IIBF kali ini  merupakan pameran yang mengakomodasi kepentingan bisnis b2b dan b2c para penerbit. Istilah b2b merujuk pada kegiatan business to business atau transaksi sesama penerbit, sedangkan b2c mengarah kepada business to customer atau antara penerbit dan pembaca.

Penulis Ahmad Fuadi mengatakan, dengan adanya pameran yang bukan hanya penulis ketemu pembaca dan bukan hanya jualan buku. Lebih dari itu menjual Ip. Bukan hanya menjual sekadar buku, tapi menjual rightnya. Menjual right sebenarnya membukakan pintu penulis indonesia un tuk menjelaah dunia. Karena kalau ada yang membeli rightnya, buku seorang penulis bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dan bisa diakses di berbagai penjuru dunia. Pada waktunya, akan membuat Indonesia akan menjadi lebih dikenal dan dibacarakan dalam tulisan-tulisan.

Peserta dalam negeri yang mengikuti IIBF 2019 ini  adalah Penerbit Gramedia, Mizan, Republika, Erlangga, Zikrul Hakim, Bumi Aksara, Niaga Swadaya, Obor, Tiga Serangkai, Gulali, Lentera Hati, Gramata. Rajagrafindo, Sabana, SPKN, Balai Pustaka, Pesona Edu, AL Kautsar, Maghfirah Pustaka, Andi Offset, Kompas, KBN, Katapel, UGM Press, UI Press, UT, Ikapi Daerah, dan Perpustakaan Nasional. Selain itu turut hadir stan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Pemprov DKI, Kalsel, Kalbar, Badan Pengembang Bahasa dan Perbukuan, Kementan, Kemenkes.

Peserta luar negeri yang membuka stan antara lain Mesir, China, Malaysia, Korea, Jerman, dan Inggris, sedangkan penerbit buku di antaranya Harper Collines Publisher, Macmillan, Campbell, Penguin Random House, Priddy Books, Pan Macmillan, Simon &Schuster, dan Scholastic.

Indonesia International Book Fair 2019 (dok.windhu)
Indonesia International Book Fair 2019 (dok.windhu)


Nah, apa saja rincian  yang bisa ditemui saat IIBF 2019? Yuk simak berikut ini 

1. Peluncuran Buku
Pameran buku tak akan lengkap tanpa peluncuran buku. Sejumlah kegiatan peluncuran buku  bisa diikuti,baik di panggung utama dan panggung lobi. Sejumlah judul buku yang diluncurkan antara lain antologi cerpen Indonesia-Malaysia,  Biografi Mohammad Natsir, Dan  Bidadari Surga Pun Cemburu

Buat penyuka komik bisa belajar dari komikus Fazza Meonk yang top dengan kisah Si Juki. Fazza akan meluncurkan Si Juki  Jalan-Jalan ke Thailand. Buat yang suka karya pengarang A Fuadi,  juga bisa menyaksikan peluncuran Merdeka Sejak Hati.

2. Wisata Literasi
Wisata literasi sekolah dilakukan dengan melibatkan anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMU. Para siswa ini diajak berkeliling ke area pameran untuk lebih mengenal dan lebih dekat mengenai penerbit buku yang berasal dari dalam dan dari luar negeri.

Siswa-siswa juga bisa lebih mengetahui ragam jenis buku dan penulis buku. Selain itu, setelah mengikuti wisata literasi, juga bisa menyaksikan kegiatan talkshow dan diskusi yang  diadakan di panggung utama, lomba mewaranai, lomba menggambar, dan robotic yang seluruhnya diikuti siswa sekolah.

3. Zona Kalap
Zona kalap disediakan di dalam ruangan khusus di dalam pameran IIBF 2019. Bisa dikenali dari bentuk gapura dan tulisan zona kalap. Penyediaan buku murah sesuai dengan amanat UU no. 3 tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.  Pada zona ini, buku-buku dijual dengan diskon besar-besaran mulai 40 persen hingga 90 persen dari berbagai penerbit.

Area zona kalap yang disediakan seluas 600 meter persegi. Lebih luas dari tahun lalu yang hanya 450 meter persegi. Akan tersedia 500 ribu eksemplar buku yang terdiri dari 5000 judul terbitan 250 imprint (merek) penerbit. Pada zona ini terdapat pula produk nonbuku berupa mainan edukatif dan merchandhise perbukuan.

4. Talk Show
Sejumlah talkshow yang bisa diikuti antara lain talkshow digital literacy : Menjawab Tantangan Revolusi Industri 4.0 oleh Amalia Prabowo, Anak Kreatif dengan Cerita Bergambar , What’s next? An afterthought of Litbeat, peran strategis lembaga pendidikan Islam dalam membentengi ahlak generasi milenial,  Diary Chawrelia, dan Aku ingin menjadi penulis skenario. Setiap hari ada talkshow. Tinggal dipilih saja yang cocok dan sesuai minat.  

5. Workshop
Buat yang suka menulis cerita dan buat komik,bisa mengikutinya bersama Lisana bersama Lisana and Mommy. Ada juga Workshop Robotic yang  juga diikuti dengan robotic competition.  Workshop Robotic ini bisa diikuti siswa-siswa sekolah mulai dari SMP, SMA, dan SMK.

Di hari terakhir IIBF 2019, buat  yang ingin dan suka buku anak, bisa bergabung dengan workshop penulisan buku cerita anak digital oleh Eya Y Nukman, Nurhayati Pujiastuti.  Kesempatan bagus buat yang ingin jadi penulis buku anak.

Selain itu, untuk para ibu dan bapak guru juga tidak kalah ada kegiatan menarik, yakni Pelatihan Menulis Untuk Guru yang mengangkat SAGUSABU (satu Guru Satu Buku).

6. Jumpa Pengarang
Pameran  buku dan peluncuran buku, sudah pasti nggak jauh-jauh dari peluncuran buku. Misalnya saja Ahmad Fuadi yang akan mengupas  buku terbarunya yang mengangkat  tokoh Lafran Pane. Cerita bareng Marcela FP yang meraih IKAPI Award 2019 bisa diikuti di sesi Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

Di bidang komik, bisa jumpa pengarang Fazza Meonk yang top lewat si Juki, tokoh komik yang sudah diangkat ke layar lebar. Bisa juga bertemu dengan  pengarang kecil yang dikenal dengan sebutan Kecil Kecil Punya Karya (KKPK),  pengarang remaja, pengarang yang masih duduk di bangku sekolah, hingga penulis senior.  

7. Aneka Lomba

Lomba-lomba yang diadakan di IIBF 2019 cukup beragam dan bisa diikuti oleh para pengunjung IIBF 2019, terutama siswa sekolah. Apa saja? Ada lomba tari menggambar dan mewarnai tingkat SD, lomba tari daerah tingkat TK, lomba tari dareah tingkat SD, Robotic competition

8. IKAPI Award
IKAPI Award merupakan penghargaan tahunan di bidang literasi yang diberikan IKAPI kepada penulis buku dan promotor literasi terbaik. Penghargaan diumumkan dan diserahkan saat pembukaan IIBF 2019. Syarat untuk mendapatkan penghargaan IKAPI award tentu saja buku yang masuk kategori best seller dengan tulisan yang baik dan mampu menginspirasi pembacanya.

Untuk tahun 2019, para peraih penghargaan IKAPI Awards 2019 yang diserahkan langsung Ketua Umum IKAPI Rosidayati Rozalina adalah @marchellahp untuk kategori Writer Of The Year, @manampiring untuk kategori Book Of The Year (Buku Filosofi Teras), Firman Venayaksa untuk kategori literacy promotor, dan @fiersabesari untuk kategori Rookie of The Year.

9. Indonesia Rights Fair
Ruang untuk Indonesia Right Fair (IRF) dan Indonesia Partnership Program (IPP) disediakan di IIBF 2019. Di ruang ini, diselenggarakan Publishing insight seminar Succes storied and step paths in rights. Sesama penulis bisa menarik ilmu dan pengalaman dari kegiatan IRF ini.

10. Indonesia Partnership Program (IPP)
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada IIBF 2019 ini, Ikapi juga menyelenggarakan Indonesia Partnership Program (IPP) dan Simposium Internasional tentang pendidikan.

Kegiatan IPP diselenggarakan dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai sumber dan pusat  pemasaran hak cipta terjemahan (copyright) di dunia internasional.

Para profesional penerbitan, melalui IPP, diarahkan untuk hadir di Indonesia dan membeli copyright buku-buku Indonesia. Sebanyak 150 aplikasi dari 25 negara masuk ke meja panitia dan bersaing dalam proses seleksi untuk mendapatkan grant berupa tiket pesawat, akomodasi, selama di Indonesia dan kepesertaan di IIBF.

Selain itu, banyak  38 peserta internasional  dari 14 negara pada acara Indonesia Partnership Program (IPP) untuk bertemu dan bertransaksi hak cipta terjemahan (copyright) dengan para penerbit Indonesia.

Sehari sebelum IIBF 2019 digelar, Ikapi menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan dan praktisi buku pendidikan dunia melalui International Symposium On Education. atas dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Selain Mendikbud Prof. Dr, Muhadjir Effendy, MAP yang akan membuka acara, hadir juga pembicara lainnya yakni Asosiasi Penerbit International (IPA) dan Oxford University Press. Dari dalam negeri. Akan tampil akademisi Prof. Dr Rhenald Kasali dan mantan deputi World Intellectual Property Organization (WIPO) Candra Darusman.

Pasar Lokal dan Pasar Global
Dalam IIBF 2019, tercakup kegiatan perbukuan berupa promosi, transaksi, diskusi, dan interaksi kalangan penerbit, penulis, pustawakawan, aktivis literasi, seni, budaya, pendidikan, dan pelaku industri kreatif lainnya.

Bagi partisipan domestik, IIBF adalah pintu menuju pasar global. Bagi partisipan asing, IIBF adalah gerbang memasuki pasar raksasa Asia Tenggara. Nama Indonesia telah berkali-kali menjadi pusat perhatian di pameran buku internasional, antara lain menjadi guest of honor di Frankfurt Book Fair 2015, Country of Focus pada Asian Festival of Children’s content  2017 di Singapura, guest of honor di Kuala Lumpur International Book Fair 2018 dan terakhir menadi market focus di London Book Fair 2019.

Maju terus perbukuan Indonesia !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan