Langsung ke konten utama

Wisata Literasi, Menebar Cinta Buku dan Dunia Penerbitan Pada Siswa

Siswa-siswa sekolah melihat buku-buku di sebuah stand penerbit IIBF 2019  (dok.windhu)


Beberapa siswa berseragam sekolah  berdiri di sebuah  booth penerbit. Tangan-tangan mereka mengambil sebuah buku yang ada di depan tulisan kata diskon. Melihatnya sebentar, kemudian meletakkanya lagi. Sebelum akhirnya, mengambil buku dengan judul yang lain.

“Buku yang ini saja. Lucu tulisannya. Humor,” kata salah seorang dari mereka. Kawannya yang lain langsung menyambut gembira.”Iya, bisa ketawa-ketawa,” ujar yang lain.



Siswa-siswa itu melihat bapak dari penerbit yang sedang menjaga, para siswa ini pun langsung bertanya,”Pak, ini diskon, ya?”

Dengan kalem, si bapak menjawab,” Rp. 20.000 dapat tiga buku. Pilih saja, yang disuka.” 

Itulah salah satu percakapan yang ditemui Kamis 5 September 2019, hari kedua gelaran Indonesia International Book Fair (IIBF)  2019 di Hall A, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.



Siswa-siswa yang berseragam sekolah dari sejumlah sekolah mengikuti kegiatan Wisata Literasi Sekolah. Ada perwakilan siswa SD hingga SMA yang diajak berkeliling ke area pameran dan mengunjungi stand demi stand untuk mengenal buku dan penerbit.

Para siswa sekolah cukup antusias. Nabila,misalnya. Siswi kelas 5 SDIT Cordova Tangerang merasa senang bisa mengikuti kegiatan Wisata Literasi Sekolah. Gadis kecil yang suka membaca komik ini mengaku dirinya menjadi lebih tahu soal buku, bukan hanya dari dalam negeri saja. Ada juga yang dari luar negeri. “Saya beli buku ini,” ujarnya sambil memperlihatkan buku komik yang baru dibelinya.





Gadis kecil yang ternyata juga seorang warcil alias wartawan cilik di sekolahnya ini mengatakan mengerti ada penerbit buku yang bukan berasal dari Indonesia saja. Melihat banyaknya ragam diskon buku yang ada. Salah satunya zona kalap yang memberikan diskon hingga 90%.

Setelah berkeliling mengikuti wisata literasi sekolah, Nabila dan teman-teman sekolahnya duduk di jajaran bangku panggung utama yang sedang mengadakan talkshow.  Sejumlah anak SMU sedang memperagakan cara membuat video.


Wisata literasi sekolah, merupakan salah satu agenda kegiatan dalam IIBF 2019. Selain itu, masih banyak terdapat kegiatan-kegiatan lainnya seputar dunia kepenulisan, buku, dan karya penerbit.

Selain talkshow, worksop, dan peluncuran buku, salah satu kegiatan yang megundang banyak minat pengunjung untuk datang adalah Zona Kalap. Letaknya terpisah sendiri dengan diberikan pembatas.





Meski buku yang dikategorikan kan pada zona ini bukanlah buku baru terbit, tak mengurangi semangat para pengunjung untuk mencari buku yang diminati dengan harga relatif murah, tapi dalam kondisi yang baik.

Indah, warga Kelapa Gading yang datang dengan seorang kawan dan tiga anaknya memborong sejumlah buku di zona kalap ini. “Mungkin sudah nggak baru, tapi kan belum dibaca. Jadi  ya baru juga,” katanya.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan