Kenali dan Kembangkan Bakat dan minat anak sejak dini (dok. windhu) |
Haruki
Murakami, novelis asal Jepang yang terkenal dengan karya-karyanya yang menembus
dunia internasional pernah mengatakan, If
you’re young and talented, it’s like you
have wings. Seseorang yang masih berusia muda dan punya bakat, memiliki
kesempatan lebih luas untuk melakukan suatu tindakan.
Bakat.
Kata yang satu ini umum terucap saat melihat seseorang memiliki kemampuan
tertentu. Misalnya saja, menggambar. Bakat disebut sebagai anugerah yang
diturunkan, terlepas dari suka maupun tidak suka dan biasanya merupakan genetik
yang melekat.
Hal
ini berbeda dengan passion, yang merupakan ketertarikan terhadap suatu hal. Setiap
orang terlahir dengan bakat dan passion yang tidak sama. Lalu bagaimana
mengenali dan menggalinya? Terutama saat masih anak-anak?
Dalam
seminar Guru Cerdas & Orang Tua Bijak Menggali Passion dan Bakat Anak yang
dilaksanakan di Citywalk Gajah Mada, 31 Agustus 2019 disampaikan, orang tua dan
guru harus bisa mengenali kedua hal ini agar pertumbuhan dan perkembangan buah
hati lebih baik di bidang yang sesuai dengan bakat dan passionnya.
Tumbuh, Kembang, dan Indra
Pengenal
Sebelum
bicara bakat dan passion, lebih dulu mengetahui jika setiap anak, mengalami
proses tumbuh dan kembang dari sejak dilahirkan hingga menjadi balita. Dr Ivan
Adipurna Chandra Sp.FKR, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi memaparkan, tumbuh diartikan sebagai penambahan volume,
ukuran, dan massa (kecil menjadi besar, pendek menjadi tinggi).
Di
saat yang sama, anak juga berkembang sesuai dengan kualitas diri yang dimiliki,
misalnya keterampilan, kedewasaan, dan kecerdasan. Setiap tumbuh kembang memiliki
tahapan masing-masing yang dapat merangsang dan mempengaruhi kecerdasan
otak. Mulai dari merangkak, berjalan,
hingga berlari.
Selain
tumbuh dan kembang, setiap orang memiliki 5 indra yang mampu mengenali hal-hal
yang berasal dari luar tubuh. Apa saja 5 indra itu? Kelima indra itu adalah
indra penglihatan, indra pendengaran, indra pengecapan, indra penciuman, dan
indra peraba. Integrasi indra-indra ini akan berpengaruh pada perkembangan
anak.
Indra
pendengaran berpengaruh pada kemampuan berbahasa, yang memberikan hasil akhir
kemampuan berkonsentrasi. Dua indra penting yang sangat berperan dalam menstimulasi
perkembangan anak, yakni Vestibular (Gravity
and Movement) yang memberikan pengaruh
pada koordinasi dua sisi tubuh.
Hal
ini ditunjukkan dengan gerak mata, postur, keseimbangan, dan otot untuk
keamanan gravitasi. Hasilnya berupa koordinasi mata dan tangan. Hasilnya berupa
kemampuan mengorganisasi, self esteem, dan self control.
Proprioceptive
untuk tingkat aktiitas, stabilitas emosional, persepsi visual, aktivitas
tujuan. Hal ini akan berpengaruh pada kepercayaan diri dan kemampuan belajar
akademik.
Bakat dan Passion
Nah
bicara bakat dan passion, Frans Lepong CEO dan Master Coach Frans Lepong, Founder
Amazing Kids dan Golden Mind menyampaikan cara mengenalinya, baik orang tua
maupun para guru. Bakat merupakan hal alami yang sudah dibawa sejak lahir. Nah untuk
passion, lebih berarti tidak bisa tidak.
Terdapat sejumlah langkah mengembangkan bakat, yakni :
1. Identifikasi Minat
Orang
tua yang paling mengerti apa yang menjadi ketertarikan anak dan sejauh mana
anak terus berminat untuk terus menjadikan itu sebagai haknya. Nah, sesuai
tingkatan usia, sebagai berikut :
0-4
tahun Krisis batin, menerima semua informasi tanpa ada keinginan untuk menolak
(copy sempurna)
5-11
tahun krisis mentai. Mulai memilih idola figur ayah bagi anak pria, anak
perempuan cenderung memainkan tas pesta dan sepatu hak tinggi ibu,
12-16
tahun krisis identitas diri para remaja mulai berinteraksi dengan lingkungan ,
memiliki sahabat, atau kelompok gaul.
17-21
tahun : Krisis aktualisasi diri : mulai memilih menjadi artis, penyanyi,
bintang olah raga
So,
What So You Do, Parent?
2. Observasi kegiatan : Mengamati setiap aktivitas
anak, mungkinada multiple interests . Aktivitas ini lebih memerlukan biaya.
So,
Talent Passion
Talent
tinggi, commitmen rendah maka perlu pendampingan. Talent tinggi Commitment
tinggi perlu wadah/berikan panggungnya, Talent kurang diskusi kurang maka perlu
diskusi minat, talent mendatar commitment bergelombang, maka perlu latihan
secara maksimal.
3 Keadaan positif –
terdesak.
Fokus
Passion adalah menjadi yang terbaik.
Fear of judgment adalah keadaan positif- membantu anak menemukan siapa dirinya.
Orang tua menginginkan anaknya menjadi?
Orang
tua jadi korban lingkungan/kelompok
Anak
jadi korban orang tuanya
4 Diskusi dan Bertanya
Diskusi
pada anak bersifat terbuka. Temukan antusias anak di momen khusus, anak sangat
jujur. Bertanyalah mengapa ia antusias pada topik tertentu.
Jangan Dikit-Dikit Melarang
Ray
Sahetapy, seniman yang memiliki
pengalaman dalam mengurus buah hati yang berkebutuhan khusus mengatakan, anak-anak itu jangan dilarang. Biar saja
berkembang sebebasnya. Cua kalau terlalu dalam bagaya, harus dicegah.
“Jangan
dikit-dikit jangan.Tuhan sudah memberikan dia tuli, jangan sampai orang tuanya
menambahkannya dengan tuli jiwanya,” kata Ray.
Meski demikian, dalam mengurus anak
berkebutuhan khusus, ibu-ibu harus tetap memperhatikan keluarga. Kenapa? Ibu-ibu
punya anak yang lain dan suami. Jadi, kalau cuma ngurus dia sendiri ya repot.
Di
balik ketulian itu, ada Tuhan, Ini yang harus digali untuk kehidupan ke depan,
kata Ray mencontohkan Panji, anaknya yang bisa tumbuh dan berkembang selayaknya
meski tuli. Panji Surya saat ini sekolah
di Amerika. Termasuk anak yang cerdas, Tiga kali loncat kelas dan dewasanya
bisa berkarya.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.