Langsung ke konten utama

Perluas Pasar, Optimalkan Media Sosial Untuk Bisnis Rumahan

Penggunaan smartpone tak bis alepas dari kehidupan sehari-hari. Selalu ada di genggaman, sehingga optimalisasi media sosial untuk bisnis rumahan sangat potesial. (dok.windhu)
Penggunaan smartpone tak bis alepas dari kehidupan sehari-hari. Selalu ada di genggaman, sehingga optimalisasi media sosial untuk bisnis rumahan sangat potesial. (dok.windhu)


Siapa sih jaman now seperti ini tidak punya ponsel pintar (smartphone)? Mulai dari remaja usia belasan tahun hingga opa oma usia lewat 60 tahun umumnya punya smartphone,  yang saat ini hadir dengan dilengkapi beragam aplikasi penunjang aktivitas.

Setidaknya, minimal smartphone masa kini memiliki salah satu atau bahkan semua aplikasi berikut, mulai dari  whatsapp, facebook, instagram, youtube, twitter, hingga line. Kesemua ragam aplikasi yang digolongkan sebagai media sosial ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunanya di dunia hingga saat ini mencapai ratusan juta. Bahkan, untuk facebook sudah mencapai milyaran orang. Nah, seandainya seluruh media sosial ini digunakan dan dioptimalkan untuk sebuah bisnis, termasuk bisnis rumahan, maka bisa dibayangkan berapa banyak  jangkauan pasar yang diperoleh.

Sebagai bagian digital marketing (pemasaran digital) melalui media elektronik, optimalisasi media sosial untuk bisnis rumahan dapat untuk pengembangan usaha. Sudah pasti, tentunya akan berujung pada keuntungan penjualan yang diperoleh.

Media sosial bisa menunjang perluasan jangkauan bisnis rumahan (dok.windhu)
Media sosial bisa menunjang perluasan jangkauan bisnis rumahan (dok.windhu)



Lalu seperti apa optimalisasi media sosial untuk bisnis rumahan yang bisa dilakukan?  Simak yang disampaikan Loretta Kartikasari, SE Mikom, seorang  dosen, influecer communication digital expert dan founder sahabat media grup, mengenai pentingnya optimalisasi media sosial untuk bisnis rumahan.

Dalam Gelar Mapan 2020  diselenggarakan di Gandaria City, Sabtu 11 Januari 2020, Dya loretta mengatakan, untuk menjalankan bisnis di media sosial harus tahu lebih dulu tujuan bisnis yang ingin dicapai. Hal ini akan berkaitan langsung dengan konten yang disampaikan karena setiap media sosial punya karakteristik yang berbeda. 

Menurut Dya Loretta, saat ini kebanyakan penggunaan media sosial lebih suka tayangan visual yang memanjakan mata. Karenanya, penggunaan youtube dan instagram saat ini melejit dibandingkan media sosial yang lain.

Dya Loretta, dose sekaligus influencer digital markting 9dok.windhu)



Melalui youtube dan instagram, pelaku bisnis dapat menampilkan tayangan iinformasi dan instruksional ‘how to’ yang menimbulkan rasa ingin tahu calon konsumen yang menontonnya.

Penggunaan whatsapp sebagai sarana komunikasi juga sangat efektif untuk pemasaran suatu produk. Melalui whatsapp, dapat dibuat member sesuai grup, membuat database, dan menyampaikan informasi dan promo produk.

Facebook, media sosial awal pemasaran digital hingga kini tidak ditinggalkan. Tayangan gambar dan video masih tetap bisa ditampilkan untuk informasi dan promo produk.

Pengguaan facebook fanpage tetap yang lebih utama untuk sarana berbisnis online. Facebook activities, berdasarkan pengguna faceboook  April 2017, yakni pertama membaca timeline, memberi like and comment di atas 50 %, mencari berita sebanyak 40 %.

Namun terjadi pergeseran usia karena lebih tepat untuk menjangkau usia yang lebih dewasa.  “Kelompok usia 20 tahun ke bawah kemungkinan saat ini sudah tidak memiliki facebook, “ kata Dya Loretta.

Sebaliknya, banyak anak muda saat ini merupakan pengguna setia media sosial LINE untuk sarana berkomunikasi dan beraktivitas. Jadi menentukan tujuan promosi dan target pemasaran produk, harus disesuaikan dengan karakterikstik dan pengguna media sosialnya.

Jaman now, biasa melihat  orang mencari colokan di tembok agar smartphone tetap hidup? (dok.windhu)
Jaman now, biasa melihat  orang mencari colokan di tembok agar smartphone tetap hidup? (dok.windhu)


Perhatikan Kekuatan Konten Media Sosial

Keuntungan menggunakan content marketing adalah meningkatan brand awareness dan engagement dengan user, membangun krebilitas, bertahan lama, dan SEO (search engine optimization) friendly.  Media sosial merupakan saluran yang powerful untuk mendongkrak bisnis.

“Menciptakan konten cerita itu sama sepertu berbagi, yakni menceritakan tentang bisnis ke semua orang yang ditemui. Konten cerita ini bisa bertahan lama,” ujar Dya Loretta.

Konten media sosial tentu saja disesuaikan dengan sasaran target konsumen dan pengguna media sosial. Begitupun dengan usia penggunanya. Jadi, tentu berbeda pembuatan konten untuk instagram, youtube, facebook, dan whatsapp.

Satu hal lagi, saat ini muncul influencer marketing yang termasuk hal baru di dunia pemasaran.  Keberadaannya terkait saat ini kebanyakan penguna sudah kebal dengan metode pemasaran yang kuno dan mudah diterapkan. Selain itu, word of mouth merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan pertumbuhan.

Salah satu kegiatan Mapan 2020 dengan anak (dok.windhu)
Salah satu kegiatan Mapan 2020 dengan anak (dok.windhu)



Dalam penggunaan media sosial, beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni 

1. Melampirkan foto
Foto harus disertakan sebagai tampilan visual yang bisa memikat mata. Foto merupakan sarana yang menarik calon konsumen.
2. Membuat caption atau keterangan foto yang mudah dimengerti. Dapat dengan memasukkan sumber/info terkait. Boleh menggunakan  Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris.
3.Penggunaan ragam aplikasi
Sebaiknya dalam penggunaan berbagai aplikasi tidak sampai mengubah warna asli produk (baju, make up, warna makanan) sehingga calon konsumen mendapat gambaran utuh produk yang djual.
Edit foto/gambar dengan level terang yang sama.  Berbagai aplikasi saat ini bisa digunakan secara resmi atau berbayar, seperti Canva.
4.Etika bermedia sosial
Dalam bermedia sosial terlebih untuk bisnis, tetap harus memegang aturan media sosial. Postingan status harus disajikan menarik dan bisa dipercaya kebenarannya.  Media sosial semata untuk berbagi promosi penjualan, menyampaikan tips dan trik dalam berbisnis. 

Elisa Koraag dalam kelas media sosial (dok.windhu)



Hal senada mengenai konten disampaikan oleh Elisa Koraag selaku bloger senior dalam kelas usaha media sosial Mapan 2020. Menurutnya, konten yang menarik itu bertujuan, memancing percakapan/diskusi, mengajak melakukan tindakan, memberi nilai lebih, memikirkan orang lain/berempati.

Pada dasarnya, konten adalah informasi yang tersedia melalui media/produk eletronik, konten digunakan untuk mengidentifikasi beragam format sebagai nilai tambah media, tujuan konten yakni untuk menarik audiens yang tepat sasaran dan mendorong seseorang menjadi pelanggan/customer.

Hingga saat ini, saya menggunakan media sosial sebagai sarana promosi tulisan yang telah tayang di blog. Sebelum era  berkembangnya, media sosial youtube dan instagram, saya sudah menggunakan Blackberry Messenger (BBM)  untuk promosi pakaian/sepatu/jam tangan yang ditampilkan dalam display status.

Nah, perkembangan era diigital memungkinkan jangkauan pasar online lebih luas, selain membutuhkan kreativitas dalam menyampaikan konten. Jadi, sudah siap untuk optimalisasi media sosial untuk bisnis rumahan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan