Langsung ke konten utama

Perempuan Indonesia, Akses Internet dan Teknologi Digital

Women Connected to Mobile Intenet, dari perempuan untuk perempuan agar melek internet (foto:riapwindhu)
POTENSI perempuan Indonesia untuk berkembang melalui penggunaan akses internet dan teknologi digital sangat besar. Tidak hanya karena jumlah perempuan saat ini mencapai hampir separuh dari 250 juta total penduduk Indonesia. Sebanyak 60 % pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti industri rumahan ternyata digerakkan oleh perempuan.   

Sayangnya, meski di Jakarta ibukota negara, jumlah perempuan pengguna internet secara dominan mencapai 73 %, tidak demikian halnya dengan di daerah lain di Indonesia. Secara nasional, masih banyak perempuan Indonesia yang belum tersentuh mobile digital technology. Banyak perempuan belum memiliki pengetahuan bagaimana menggunakan internet dan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas kehidupan.

Hal ini terungkap dalam acara talkshow Indosat Ooredo yang menghadirkan para digital super woman dari berbagai bidang, yakni Meutya Hafid ( Wakil Ketua Komisi I Bidang Telekomunikasi dan IT DPR RI), Niluh Djelantik (Founder dan CEO Niluh Djelantik), Destriana Cantik Dewi (Founder HOPE- House of Perempuan ), Kurie Suditomo (Founder Coding Indonesia), dan Nuriyah (kelompok Soka Ayu).

Dalam kegiatan yang bertajuk Women Connected to Mobile Internet : Women in Digital Era,  ratusan perempuan tampak memadati talkshow yang secara keseluruhan juga menghadirkan narasumber perempuan. Kegiatan digelar di podium lantai II gedung Indosat Ooredo, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/3) lalu. 

Kegiatan serba perempuan ini berkaitan dengan peringatan hari perempuan sedunia (Women’s International Day), yang jatuh tanggal 8 Maret lalu. Selain mengajak perempuan Indonesia untuk lebih memanfaatkan internet dan teknologi digital,  kegiatan juga merupakan tindak lanjut komitmen Indosat Ooredo, setelah mendukung inisiatif global GSMA Connected Women untuk meningkatkan akses perempuan ke mobile internet menjado 43 % pada tahun 2020.

Menyimak informasi teknologi (foto:riapwindhu)

Deva Rachman, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredo mengatakan, hingga kini masih ada perempuan yang takut menggunakan internet karena tidak mengerti fungsinya. Akses internet pun banyak yang masih sulit diakses di sejumlah desa di Indonesia, yang terdiri atas 17.000-an pulau.

Berbeda sekali dengan perempuan ibukota yang sudah sangat terbiasa berinternet dan media sosial. Bahkan terkadang memiliki smartphone lebih dari satu dengan akses internet Ketidakmerataan akses ini merupakan salah satu kendala perempuan Indonesia masih belum melek internet.

Padahal, perempuan memiliki peranan penting dalam membangun ekonomi digital Indonesia, untuk mendukung terwujudnya ekonomi digital nation. Saat krisis ekonomi pada tahun 1998 lalu misalnya, kemampuan usaha kecil yang didominasi perempuan terbukti tangguh menghadapi krisis.

Kini, datangnya era digital telah membawa banyak perubahan sekaligus peluang.
Chief Human Resource Officer Indosat Ooredo, Ripy Mangkusubroto menyatakan, di era digital seperti sekarang ini, pemberdayaan perempuan harus mencakup aspek digital, sehingga perempuan Indonesia mampu berperan dan memiliki pengetahuan digital dan keahlian yang setara dengan laki-laki, ataupun perempuan di negara lain.

Setidaknya dengan digital knowledge dan skill yang dimiliki, perempuan Indonesia akan mampu meraih berbagai kesempatan yang ditawarkan oleh ekonomi digital, termasuk akses pendanaan.

antusiasme para perempuan untuk berkembang maju (foto :riapwindhu)
Berkembang Karena Internet
KISAH-kisah keberhasilan menggunakan akses internet dan teknologi digital untuk usaha, disampaikan oleh para perempuan yang telah berhasil menjadi ‘Digital Super Women’

Nuriyah  dari kelompok Soka Ayu, pengrajin batik Banyumasan yang mendapatkan pendampingan dari Indosat Ooredo mengakui usahanya berkembang melalui penggunaan intenet dan sosial media.

Niluh Djelantik, pengusaha alas kaki asal Bali juga mengungkapkan, internet sangat membantu dan berperan dalam perkembangan usaha yang dijalankannya. Karena itulah, para perempuan Indonesia wajib untuk menguasi internet dan teknologi digital.

Perempuan sebaiknya tidak membuang waktu dengan menggunakan media sosial yang ada hanya untuk sekedar mengunggah status atau melakukan hal-hal yang tidak penting dengan internet.

Sebaliknya, dengan internet yang ada, maka perempuan harus mampu memaksimalkan kemampuannya. Niluh Djelantik mencontohkan, jika membeli sebuah smartphone seharga jutaan, maka sejumlah itu pula yang harus diupayakan untuk bisa dihasilkan.

Dalam menjalankan usahanya, Niluh memastikan semua karyawannnya menggunakan akses internet untuk menjalankan yang berkaitan dengan usaha.Niluh  yang bercita-cita agar produksi alas kaki yang dihasilkannya menjadi pililihan kaum perempuan, melalui internet, mampu memasarkan produksinya di dalam dan luar negeri.     
  
Sejak dibuka tahun 2003 dan berjalan selama 13 tahun, produksi alas kaki Niluh Djelantik menggunakan online shopping. Semuanya serba go online,  mulai dari instagram, website, facebook fanpage.

Meski demikian, Niluh tetap mengutamakan sentuhan personal kepada konsumennya. Selain itu, Niluh Djelantik dalam berbagi ilmu usaha tak melalu menceritakan kisah kesuksesan. Kisah kegagalan pun kadang dia bagikan. Alasannya, dengan mengungkapkan kegagalan yang pernah dialaminya, orang yang akan berwirausaha dapat menilai dan pastinya justru akan sukses dengan tidak mengulangi apa yang dilakukan di atas.

Baginya, sebanyak 99 % adalah kerja keras, sisanya adalah 1 % keberuntungan. Rezeki sudah diatur oleh yang di atas, tetapi rezeki tidak akan terjadi jika tidak berusaha. Tentu saja perbaikan apa yang kita lakukan hari demi hari.

Master Class (foto:riapwindhu)
Gugah Anak Membuat Game
PESATNYA perkembangan era digital sehingga menimbulkan rasa panik pada orang tua ketika melihat anak lebih dekat dengan gadget membuka celah usaha bagi Kurie Suditomo,founder Coding Indonesia.

Saat ini, terkadang  orang tua malah kurang update dibandingkan dengan anak-anak mereka. Bahkan tidak jarang gadget anak diberi pasword sehingga orang tuanya tidak bisa membuka ketika ingin mengetahui aktivitas internet anaknya.

Melihat itu, maka Kurie Suditomo kemudian memiliki ide untuk mengajak anak tidak sekedar menjadi pengguna komputer dan internet saja.  Anak-anak dapat ditantang untuk membuat game sendiri dengan belajar coding. Dalam kelas-kelas yang diadakannya, ternyata anak-anak mampu membuat game sendiri.

Sebaliknya, anak-anak justru terlihat senang meskipun  coding berlatar ilmu matematika. Secara tidak sadar, anak-anak berlajar mengenai logis, repetition, axis, plus, dan minus. Betah dalam bentuk game. Misalnya  permainan kucing mengejar tikus.
penjelasan di salah satu booth cipika bookmate (foto:riapwindhu)
Curhatan Para Perempuan
RIUHNYA cuitan perempuan melalui media twitter menggagas Destriana Cantik Dewi  untuk mendirikan HOPE- House of Perempuan)  sebagai rumah curhat, pada tahun 2013.

Celotehan ramai ini semuanya serba perempuan. Seperti halnya masalah tidak punya baju yang akan digunakan untuk ke sebuah acara ataupun masalah perempuan yang selalu mengkhawatirkan tubuhnya bila bertambah gendut.

Menurut Destriana, kebiasaan perempuan untuk menulis di diary yang selama ini tidak pernah terjawab, maka melalui HOPE, semua curhatan bisa segera ditanggapi langsung. Bila pun memerlukan penanganan lain, segera untuk dicarikan pihak yang dapat mengatasi permasalahan.

Bukan Sekedar Angka

KISAH keberhasilan para perempuan menggunakan akses internet dan media digital yang dihadirkan cukup menginspirasi para perempuan yang hadir dalam kegiatan. Kendati demikian, masih tetap diperlukan adanya usaha untuk lebih membuat para perempuan, terutama di daerah terpencil mampu melek internet dan teknololgi digital.

Presiden Director and CEO Indosat Ooredo, Alexander Rusli mengatakan,Indosat Ooredo ingin memastikan bahwa akses internet dan teknologi digital dapat membantu perempuan memaksimalkan potensinya sehingga perempuan dapat mencapai mimpi dan cita-cita , meningkatkan kualitas hidup untuk menjadi seorang Digital Super Woman.
Parenting In Digital Area (foto:riapwindhu)
Peningkatan konektivitas yang terjadi diharapkan juga bukan sekedar angka.
Saat ini Indosat Ooredo memiliki program CSR yang dikhususkan kepada perempuan, yakni Inspirasi perempuan Indonesia (INSPERA). Inspera memiliki fokus pada dua program utama, yakni (1) meningkatkan kemampuan dan keterampilan untuk dapat memperoleh penghasilan serta memberikan akses pendanaan dan layanan keuangan. (2) meningkatkan jumlah perempuan untuk mendapatkanakses informasi dan fasilitas telekomunikasi melalui berbagai layanan dan aplikasi, kegiatan komunitas perempuan, seminar, sharing, pameran digital, dan kewirausahaan.

Meutya Hafid  selaku Wakil Ketua Komisi I Bidang Telekomunikasi dan IT DPR RI menyatakan kesenjangan akses internet dan digital yang ada di masyarakat antara perempuan dan laki-laki harus dapat dikurangi.

Septriana Tangkary, Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jendral Aplikasi dan Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informasi RI mengatakan, perempuan perlu belajar menggunakan internet dan digital untuk peningkatan kualitas dirinya. Perkembangan zaman tidak bisa dilawan. Internet dapat dilakukan untuk kebaikan maupun sebaliknya.

Kegiatan  Indosat untuk mengajak perempuan mamanfaatkan internet dan teknologi digital dilanjutkan dengan Master Class, yang terbagi dalam empat tema, yakni Parenting In Digital Era (Vera Itabiliana/psikolog anak), Women in Digital Ekonomi  (Citra Damayani Agus/CEO IMX), Digital Security for Women and Family (Septrianan Tangkary/Direktur Pemberdayaan Informatika Direktorat Jendral Aplikasi dan Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informasi RI), serta Commercial Product Photography (Arino Mangan/Arino Mangan Photography.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

Beli Buku Hanya Bayar Setengah di Buka Gudang Gramedia

Selama satu bulan, digelar Gudang Buku Gramedia, di Jl. Palmerah Barat, Jakarta. Diskon sebesar 50 % untuk semua jenis buku. Untuk buku komik hanya Rp.1000, dengan ketentuan minimal pembelian 10 buah (dok.windhu) There is no friend as loyal as book . Kalimat kutipan Ernest Hemingway, novelis yang karya-karyanya mendunia itu benar adanya. Buat sebagian orang, termasuk saya, buku sudah menjadi teman yang sangat setia. Sejak masih anak-anak hingga kini dewasa. Nah, begitu mata memandang seluruh ruangan yang disebut Buka Gudang Gramedia, Jl Pamerah Barat dan melihat tumpukan ratusan buku sesuai dengan kategorinya jelas terlihat di depan mata, rasa senang timbul.  Jumlah buku di rumah, si teman setia sudah jelas akan bertambah.Harga buku di zaman sekarang kalau karya top atau penulis bermutu pastilah mendekati Rp.100.000 atau lebih, per satu bukunya. Kegiatan diskon buku seperti Buka Gudang Gramedia, jadi salah satu solusi menambah bahan bacaan.  Ragam pilihan buku ba

D’Flora, Lipstik Untuk Bibir Hitam dengan Pilihan Warna Bagi Perempuan Aktif

Pilihan Lipstik untuk Bibir Hitam saat ini beragam. D'Flora, hadir dengan kandungan Jojoba dan vitamin yang membuat bibir terlihat menarik dan sehat. (dok.windhu) Awalnya saya tidak begitu memperhatikan mengenai masalah bibir hitam. Semua itu baru saya sadari saat Arni, salah seorang kakak perempuan   saya   mengeluhkan warna bibirnya. Jika warna lipstiknya sudah memudar, warna bibir aslinya langsung terlihat. Kakak merasa perlu lipstik untuk bibir hitam yang tepat digunakan sehari-hari.  “Pernah merokok, kali,” ucap saya asal sambil bercanda. Ups, jelas kakak saya tidak terima.Kakak tidak pernah menyentuh ataupun mencoba-coba rokok. Bahkan mencium bau asap rokok di suatu tempat keramaian umum,   kakak sudah tidak suka. Mungkin saya cukup beruntung karena warna bibir saya tidaklah segelap bibir kakak. Saya tahu usaha kakak untuk membuat warna bibirnya lebih merah dan menarik. Sesekali saya juga mengikutinya. Buat perempuan, memiliki warna bibir hitam, bibir g