Search Content dan Social Content, dua hal yang berbeda mengenai konten (slide CNI) |
Pernahkah merasa telah melakukan yang terbaik
agar dapat menghasilkan konten yang berkualitas? Tulisan yang menyenangkan dan
infomatif pun sudah diupayakan dan lengkap dengan tips bagus. Plus ditambah
sejumlah gambar agar banyak orang tertarik untuk melihat dan berlama-lama di web/blog yang dimiliki.
Sayangnya, tidak sesuai dengan kemauan. Usaha
yang dilakukan tentunya berharap ada di halaman 1 google atau viral di media
sosial. Syukur-syukur kalau bisa memperoleh keuntungan dengan menjual sesuatu
dari blog.
Niko Riansyah memaparakan Search Content dan Socia Content (dokpri) |
Kenyataannya adalah, leads tidak dapat, yang
nge-like tidak ada, dan begitu dicari di google, jauh banget dari halaman 1. Padahal,
jika berada di halaman 5, orang sudah
malas untuk mencari atau membuka blog/web yang dibuat.
Lalu kenapa? Sudah berupaya membuat konten
yang bagus, tetapi apa yang salah?
Niko Riansyah, Digital Marketing Spesiaslis
PT CNI Indonesia mengatakan, sebenarnya bukan terletak pada konten yang
bermasalah. Melainkan, perlu diingat positioning dari konten tersebut. Ranah Content Marketing Strategy. Konten
dibuat untuk search content atau social content.
“Itu yang beda. Harus bedakan konten yang
kita buat, apakah social content atau search content,” kata Niko, dalam
workshop Search Konten VS Social Content, yang diadakan oleh ISB dan PT CNI, di
Bebek Dower, Rasuna Said, Jakarta.
Perbedaaam Search Content dan Social Content (slideCNI) |
Dalam Search content, orang pasti mencari
informasi, sedangkan social content hanya menawarkan ada konten yang bagus
untuk pembaca dan mempersilahkan untuk dibaca
Mengenai Search Content, dengan target yang dicari harus ada di hal 1 google,
harus tahu dulu google suka dengan
website yang sepeti apa. Setidaknya, dalam web harus ada Product Page, Home
Page, About Us, dan Blog Post.
Untuk
mempermudah SEO, setiap halaman disisipkan dengan SEO. Jika ingin
mengetahui tentang SEO bisa juga dicek di SEOworker.com. Cobalah search yang
gampang dicari dan digoogling. Misalnya saja travel.
Search Content dan Social Content itu berbeda dalam sebuah blog/web (slidepaparanCNI) |
Ingat,
ada tiga hal yg orang cari digoogle, yakni navigasi ke web yang bagus, responsive,
saat masuk dimanjain sehingga betah untuk berada di web,
Saat orang surfing di internet, bukanlah
untuk berlama-lama di google, tetapi
akan mencari informasi di dalam website kita. Informasi yang ada di dalam
kontenlah yang dicari.
Saat ini dengan tersedianya beraneka media
sosial dapat membantu keeksisan sebuah blog. Ragam media sosial itu adalah facebook,
twitter, linked in, instagram, youtube, blog posts (trending topics, news, top
ten news, top ten lists, emotional content).
Seseorang tidak mencari banyak informasi di
media sosial, namun bila mereka menemukannya akan merasa tertarikdan suka. Bahkan, banyak yang dengan suka rela
memberikan likes ataupun nge-share.
Search Content vs Social Content (slide CNI) |
Mudahnya, perbedaan Search Content dan Social conten adalah Search content is for when audience wants to find you, Social Content is for when you want to find an audience
Dalam buyer funnel, Social Content meningkatkan
perhatian seseorang, menemukan solusi bagi yang memiliki problem, dan lebih
mengenal brand yang ada dalam sebuah blog/web.
Niko mencontohkan content media sosial, yakni
Quoka Selfie, yang menurut algoritma google diasumsikan dengan pencari
membutuhkan informasi mengenai quokka dan bisnis yang berkaitan dengan quokka.
Tidak ada yang mengenai selfie dengan hewan quokka!
Secara lebih tegasnya mengenai perbedaan
Search Content dan Social Content adalah sebagai beikut:
Search
Content
Konten adalah informasi dan meyakinkan, memastikan keywords dan semantic themes, SEO
Keyword di URL, H1, H2, dan body tulisan, meta deskripsi yang mengarahkan klik,
memancing orang untuk ambil tindakan (transaksi atau temukan tujuannya).
Social
Content
Konten menawarkan yang menghibur dan
memancing emosi, didesain untuk mobile, keywor tidak diutamakan, visual secukupnya. Konten yang menarik, bukan
produk.
Bagaimana
dengan Youtube?
Menurut
Yonna Kairuppan, seorang Content Creater, sebuah konten memegang peranan
penting. Terlebih bila tampil dalam bentuk visual, seperti channel youtube.
Saat ini, banyak orang yang sudah memiliki akun youtube, terutama
yang memang sudah bergerak di dunia blogging.
Hanya saja banyak orang yang sudah memiliki
akun youtube tak rajin mengunggah videonya bahkan berhenti sama sekali. Rata-rata
yang subscribe youtube berada dalam jumlah yang sangat kecil. Bahkan kurang
dari 10.
Yonna Kairupan menjelaskan Optimasi Youtube (dokpri) |
Lalu apa saja yang akhirnya membuat orang berhenti
menjadi Youtuber?
Kata Yonna yang juga merupakan founder
Indonesian Female Blogger ini dan memiliki 7896 subscriber ini, ada beberapa
alasan yang menyebabkan orang berhenti ber-youtube, sebagai berikut :
1. Sudah
banyak YouTubers
Saat ini sekitar 3-5 miliar orang yang online. Hal ini
merupakan potensi yang sangat besar. Jumlah youtubers yang ada belum bisa
memenuhinya.
2. Nggak
punya uang
Padahal
jadi youtuber nggak perlu punya semuanya.Tidak perlu juga mempunyai uang yang
sangat banyak. Bisa dimulai dari smartphone dan akun youtube pastinya.
3. Nggak
bakat
Padahal bukan ajang pencari bakat, yang
diperlukan autentik dan ada value/nilainya. Orang yang selalu mencari konten
yang otentik dan bernilai.
4. Nggak
ada waktu
What? Banyak youtubers sudah berkeluarga dan
punya anak. Yona itu ibu empat anak ! Jadi, atur waktumu.Yang dibutuhkan cuma waktu
beberapa jam.
5. Nggak
punya koneksi
Koneksi yang dibutuhkan itu hanyalah konek internet
dan koneksi orang yang mau masuk dalam konten video.
6. Ide gue udah diambil
Ide bisa diambil dari mana saja dan didapat
kapan saja. Selalu ada marketnya. Gaya seseorang berbeda dengan yang lain.
Ingat seperti di pasar, orang berjualan yang sama, tetapi tetap ada yang beli.
Tidak ada alasan untuk tidak menggunakan Youtube. Cuku memulai (dokpri) |
Yonna memberikan tips, sebelum memulai dan
memutuskan untuk jadi Youtubers, yakni (1) inginnya seperti apa dengan youtube,
(2) impak yang ingin diraih, (3) apa benefitnya. Berikan alasan yang jelas guna
mendapatkan alasan yang tepat.
Nah, langkah menjadi Youtuber yang
dibutuhkan, sebagai berikut:
1. Kenali Dirimu
Kenali yang menjadi kekuatan dan kelemahan.
Sadari apa yang ada. Sebuah kelemahan
malah bisa jadi suatu kekuatan tersembunyi.
2. Focus/clarity
Kejelasan. Fokus. Niche yang jelas sehingga
branding juga menjadi jelas. Selalu ada benang merah ke niece. Kejelasan pesan,
konten, dan pertanyaan.
Kesalahan terbesar banyak Youtuber adalah
terlalu general dan tidak jelas
3. Value
Ajukan pertanyaan : siapa yang menjadi
target? Kenapa mereka harus melihat isi kontenmu? Apa yang akan dilakukan
sehingga memiliki diferensiasi sehingga memiliki nilai.
4.
Mulailah
Musuh terbesar yang menyebabka orang tidak
memulai adalah terlalu banyak menganalisa dan menginginkan kesempurnaan (perfeksionis).
Lakukan dan mulai dengan yakin pada diri sendiri.
5. YouTube Search
You tube saat ini merupakan search engine
kedua setelah Google. Jadi usahakan video yang diunggah terdata.
6. Konsistensi
Cari tahu 4 pertanyaan yang dicari audiens
sesuai dengan Niche
Tentukan di kalender 1-2 hari untuk shooting.
Upload setidaknya 1 video perminggu
7. Bersiap dengan para haters
Bila video sudah diunggah di Youtube,
bersiap-siaplah. Tidak semua orang akan menyukai video yang kita buat. Jadi
bersiap juga untuk kemungkinan adanya haters.
8. Ramaikanlah
Punya akun youtube dan selalu mengunggahnya
berarti mau tidak mau harus diramaikan melalui media sosial. Tujuannya, biar
orang tahu kalau baru saja mengunggah di yotube.
Selain melalui media sosial, bisa juga melalui
email list, dan blog post. Lakukanlah lebih dari sekali. Untuk menjalin relasi
dengan penonton video, jawablah setiap pertanyaan yang muncul di kolom komentar
you tube yang diunggah, bergabung dengan komunitas.
Yona
menekankan, belajar menjadi youtuber memang tidak bisa instan. Ada tahapannya.
Keberanian memulai itu yang utama. Bila semua semua tahapan dilalui, tujuan
hingga penghasilan yang diinginkan bisa diraih.
Ani Berta (ISB) menekankan pentingnya tahu Search Content dan Social Content (dokrpri) |
Dalam kesempatan itu, Ani Berta dari ISB menambahkan, pemahaman mengenai Search Conten dan Social Content penting diketahui buat mereka yang bergerak di dunia blogging. Sebab, saat ini blog tak hanya menyajikan informasi semata, Blog sudah banyak menyajikan review produk, yang tentu saja berkaitan dengan marketing.
Mengenai kegiatan yang dilakukan bersama CNI, Gusti Alendra mengatakan ingin menegaskan kehadiran CNI sebagai produsen asli Indonesia, yang sudah berusia usia 31 tahun dan masih ada hingga saat ini.
Pemberian plakat dari CNI kepada pemateri Yonna Kairupan (dokpri) |
Ilmu bermanfaat dan acara seru :)
BalasHapus