Festival film pendek merupakan salah satu ajang adu kreativitas komunitas film pendek (dokpri |
Sesuai
dengan namanya film pendek, tentu saja film yang dibuat pun dalam waktu tayang
yang singkat. Pendek, namun sudah mampu mengisahkan dan meninggalkan pesan
kepada siapa pun yang menonton film pendek itu. Tak perlu rumit kisah yang
diangkat. Cukup keseharian yang dialami sehari-hari justru lebih mengena
tersampaikan.
Hal yang menarik, pembuat film pendek ini adalah komunitas film yang anggotanya memiliki latar belakang berbeda. Tak mesti dari film. Mereka hanya menyatu dalam kesukaan dan minat yang sama. Belajar, berdiskusi, dan menuangkan ide yang muncul dalam bentuk film pendek.
Setidaknya, itulah yang diungkapkan Anggi, dari komunitas Film Freaktivitas, dalam sebuah kegiatan diskusi di Palmerah. Menurutnya, lantaran berbentuk komunitas, maka tidak ada pilah-pilih dalam keanggotaan. Siapa pun yang tertatik dan suka dengan dunia film dan pembuatannya diperkenankan bergabung. Mengeluarkan kemampuan yang ada sesuai dengan bidang, untuk dihadirkan dalam bentuk film pendek.
Dalam kegiatan itu, sempat diputar film berjudul Tangan-Tangan Kecil 2, yang mengisahkan tentang dua kelompok anak dalam sebuah
desa, kelompok yang lebih modern dan kelompok yang sederhana. Mereka mengusung permainan tradisional, yang saat ini mulai tergerus oleh permainan modern. Sebuah tema yang sederhana, namun mampu menyentak dengan pesan yang disampaikan.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.