Langsung ke konten utama

Tiga Hari Menyesap Literacy in Diversity GWRF 2019


Antusiasme para pengunjung untuk menulis di Coment Wall saat Gramedia Writers Readers Festial selama tiga hari, 2-4Agustus di Perpustakaan Nasional RI (dok.windhu)

Suara empuk Ayudya Bing Slamet yang  ditemani Dito suaminya, mengalun di teras depan Perpustakaan Nasional RI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Minggu 4 Mei 2019. Tidak sedikit yang mengelilingi dan ikut mendengarkan. Sebagian besar di antaranya mengambil foto, menayangkan langsung di IG, ataupun merekam videonya.

Usai sudah tiga hari perhelatan Gramedia Writers Readers Forum 2019, yang diselenggarakan mulai 2-4 Mei oleh Gramedia bersama Perpustakaan Nasional RI. Sebuah pengalaman berharga bisa hadir dan mengikuti langsung kelas-kelas literasi yang ada. Semuanya terbuka untuk umum.

Ayu dan Dito menghibur pengunung GWRF di hari terakhir pelaksanaan (dok. windhu)



Berburu buku murah di ajang GWRF 2019. Ada yang cuma Rp.10.000 (dok.windhu)

Kesempatan  menambah ilmu dan pengetahuan yang pasti akan saya ingat terus. Bayangkan saja, selama tiga hari berturut-turut saya mengikuti delapan kelas berbeda di GWRF 2019 , yang mengusung tema 'Literacy in Diversity'. Untungnya, bersama dengan kawan-kawan,  keberagaman di dunia literasi dapat dinikmati penuh.

Benar juga, Indonesia memang majemuk. Literasi nusantara terdiri atas rentang usia, wilayah, dan latar belakang yang berbeda. Sebanyak 45 penulis buku dan pemateri profesional berbagi pengalaman dari praktik literasi yang telah dilakukannya.

Ngomongin masalah ilustrasi bersama Emte dan Lala Bohang  (dok.windhu)

Selain ada kelas talkshow dan workshop, GWRF 2019 menghadirkan Editor's Clinic berupa konsultasi langsung dengan editor penerbit, Film Review yang mengundang ingin tahu, Book Bazaar yang menawarkan banyak buku murah, Music Performance yang menghibur, dan Awarding Gramedia Short Film Festival.

Senang rasanya. Namun dari semua itu, yang membuat saya menyesal adalah tidak memiliki naskah yang layak untuk diajukan ke Editor’s Clinic. Duh, padahal ini merupakan momen yang paling tepat untuk berkonsultasi bila ingin menerbitkan buku. Semoga tahun depan bisa ikutan.

Nah, di GWRF 2019, ada kelas-kelas yang sama jamnya. Jadi, benar-benar harus memilih yang sesuai dengan minat. Nah kelas apa saja yang saya pilih? Semuanya akan saya tuliskan kembali
sesuai dengan hari pelaksanaan.

Simak Tulisan Terkait GWRF disini :




Spot bagus untuk foto di perpusnas (dok.windhu)



Komentar

  1. Tahun kemarin aku hadir di GWRF dan benaaar bangets Mbak, banyak workshop bergizi yg jamnya samaan. Bikin galau aja hahahahaa. Ayoook Mbak tahun depan ikutan Editors Clinic hehee

    BalasHapus
  2. Pernah ikutan tahun lalu dan materinya bagus bgt dari narsum langsung. Ada lomba bikin naskah singkat dan yg terpilih lgsg dpt kesempatan menulis utk Gramedia. Sayang saya gak kepilih haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan