Langsung ke konten utama

Nyaman Menjadi Berbeda, Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Pendekatan yang waras demi menjalani hiup yang baik. (dok.windhu)
Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Pendekatan yang waras demi menjalani hiup yang baik. (dok.windhu)



Budaya saat ini  menggiring kita terobsesi untuk mewujudkan harapan-harapan positif yang mustahil diwujudkan : Menjadi lebih berbahagia. Menjadi lebih sehat. Menjadi paling baik, lebih baik daripada lainnya. Menjadi lebih pintar, lebih cepat, lebih kaya, lebih seksi, lebih populer, lebih produktif, lebih diinginkan, dan lebih dikagumi.

Kalimat-kalimat menyentak ini disampaikan oleh Mark Manson, seorang bloger kenamaan asal New York, Amerika dalam bukunya Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat.

Menjadi sempurna. Ya, tanpa sadar setiap orang terpacu ingin menjadi sempurna. Sejak kecil, hal biasa dibandingkan dengan orang lain untuk bisa lebih unggul . Menjadi orang yang selalu lebih dan lebih dari yang lainnya.

Indra Gunawan Masman (dok.windhu)


Padahal, saat berhenti sejenak dan benar-benar merenung, segala macam nasihat motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih positif atau menyenangkan seperti yang sering kita dengar, kata Mark Manson, sebenarnya justru memberi penekanan pada kekurangan yang dimiliki. Langsung menyoroti yang dianggap sebagai kekurangan dan kegagalan pribadi.

Anda mempelajari cara terbaik untuk mencari uang karena sudah merasa tidak punya cukup uang. Anda berdiri di depan cermin dan terus mengafirmasi kalau Anda cantik karena Anda sudah merasa tidak cantik.

Mark mengutip sebuah ungkapan di Texas : “Anjng paling mungil menggonggong paling keras.” Seseorang yang percaya diri tidak merasa perlu untuk membuktikan kalau dia percaya diri. Seorang wanita yang kaya tidak merasa perlu untuk meyakinkan seorang pun kalau dia kaya.

Bedah Buku Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. di Grameia Matraman (dok.windhu)


Sebab, setiap memimpikan sesuatu, sebenarnya saat itu sedang menguatkan realitas bawah sadar, kita bukanlah orang seperti itu. Masalahnya, masyarakat kita saat ini kerap menggunakan media sosial sebagai ajang pamer. Kata Mark, hal ini telah melahirkan generasi manusia yang percaya bahwa memiliki pengalaman-pengalaman negatif ini, seperti rasa cemas, takut, bersalah, dan lain-lain, sangat tidak baik.

Menurut Mark, jika melihat feed Facebook. Seakan-akan si pemilik akun sedang menjalani saat-saat yang menyenangkan. Misalnya, 8 orang  menikah minggu ini. Pada sebuah tayangan televisi, sejumlah remaja putri mendapat  Ferrari sebagai hadiah ulang tahun yang ke-17.

Di sisi lain, kita merasa terjebak di rumah dalam keseharian, sehingga merasa memiliki hidup yang menyebalkan.  Terjebak dalam sebuah lingkaran setan yang lantas  membuat tertekan, gusar, bahkan membenci diri sendiri

Bedah Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat di Gramedia Matraman (dok.windhu)



Semua inilah, lanjut Mark, mengapa bersikap masa bodoh menjadi kuncinya. Jika kita bisa menerima dunia ini apa adanya dan memang seperti itu, jauh lebih baik. Menginginkan sebuah pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif, menerima pengalaman negatif adalah pengalaman positif.

Bodo Amat, Ketika Memandang dari Sisi Berbeda

Membaca kalimat-kalimat dalam lembaran buku Mark Manson yang berjudul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, terkadang sesekali harus menarik napas. Terbiasa menyimak buku pengembangan diri yang menganjurkan untuk selalu berpikir, bersikap, dan bertindak positif, membuat harus mencoba untuk memahami buku  Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat.

Seorang teman bahkan berkata, jika ada kata-kata yang cenderung kasar dalam penyampaian. Sehingga, harus mencerna lebih seksama maksud sebenarnya yang disampaikan.  Begitulah, buku Bodo Amat karya Mark Manson.

Penulis yang punya berjuta-juta pembaca ini menyajikan hal yang berbeda dalam tulisannya. Dengan gaya tuturnya, buku dengan sampul oranye dan judul unik ini telah menjadi magnet yang memikat pembaca.

Buku Pengembangan Diri yang laris manis dan sudah cetak ulang 31 kali dalam jangka waktu kurang setahun (dok.windhu)



Tak heran jika bedah buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Pendekatan yang waras demi menjalani hidup yang lebih baik , yang dilangsungkan di Gramedia Matraman, tanggal 22 November 2019, dipenuhi para generasi muda milenial. Mereka hadir penuh minat dan rasa ingin tahu mengenai buku self improvement ini,

Wajar karena jika datang ke toko buku-toko buku Gramedia, buku pengembangan diri Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat terbitan PT Grasindo, yang  sebelum alih bahasa berjudul  “The Subtle Art of Not Giving a F*CK”  terbitan HarperOne di New York USA ini sangat laris manis. Berada di jajaran rak pajangan buku-buku terlaris.

Tak berbeda halnya di Indonesia. Sejak cetakan I pada Februari 2018,  hingga November 2019 sudah cetak ulang hingga ke-36.  Meski tak dipungkiri, saat ini buku memang lebih berkembang daripada suratkabar dan majalah.

Bodo Amat (dok.windhu)



Buku bisa beralih platform, misalnya dalam bentuk  film, e-book, bahkan merambah media sosial (facebook, blog, instagram). Mark Manson pun sukses sebagai penulis blog, yang tulisan-tulisannya kemudian dicetak menjadi buku.

 Indra Gunawan  Masman, MBA, dosen Komunikasi yang juga seorang konsultan
mengatakan, Marks Manson bisa dibilang sebagai motivator, tetapi berada di kutub yang lain. Selama ini kita selalu berada di kutub positif, yang selalu mengatakan letakkan mimpimu.

“Kalau mau tahu, harus tahu sepintar apa. Mau punya saldo Rp.1 M, belum tentu si A butuh. Nah Mark Manson punya sudut pandang bahwa positif dan negatif  berdampingan. Mark mengambil dari sudut pandang yang negatif dulu,” kata Indra Gunawan.

Bersikap Bodo Amat perlu untuk kewarasan (dok.windhu)



Meski demikian, kata Indra Gunawan, Bodo Amat bukanlah berarti kita benar-benar cuek, tidak peduli, ataupun apatis terhadap apapun. Tetap perlu menyikapi bahagia dan masalah yang selalu muncul. Jangan menghindar dari masalah. Jangan merasa kita baik-baik saja jika ada masalah, kita nggak sakit. Jangan membohongi diri dengan seakan  tidak ada masalah.

“Nah, setelah ketemu masalah, jangan kita melempar. Oo, si dia sih bikin maslaah. Masalah dipecahkan dengan tanggung jawab dan jangan melemparkan masalah pada orang lain, pemerintah, orang tua, institusi, “ tukas Indra.

3 Seni Untuk Bersikap Masa Bodoh

Cuek dan masa bodo adalah cara yang sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup dan memilih apa yang penting dan tidak. Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat karya Mark Manson ini tidak akan mengajari bagaimana cara mendapat atau mencapai sesuatu.

Namun, buku ini membuka bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi dan mengarah untuk menyortir hal-hal yang penting saja. Berpikir lebih jelas untuk memilih mana yang penting dalam kehidupan dan mana yang sebaliknya.



Nah, 3 arti Seni Untuk Bersikap Bodo Amat itu adalah  :
Seni #1. Masa Bodo bukan berarti menjadi acuh tidak acuh; masa bodoh berarti nyaman menjadi berbeda
Seni #2. Untuk bisa mengatakan “Bodo Amat” pada kesulitan, pertama-tama harus peduli  terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitn.
Seni #3. Entah disadari atau tidak, seseorang selalu  memilih suatu hal untuk diperhatikan.

Adinto F Susanto, editor buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat menekankan,  jika membaca buku Mark Manson, janganlah mengganggapnya sebagai pedoman yang selalu benar. “Saya rasa hal ini juga tidak diinginkan oleh penulis tersebut,” kata Adinto.

Selain itu tidak perlu mengaitkannya jauh pada agama, tapi bagaimana masing-masing dari kita tahu realitas. Itu menjadi sangat c air, karena masing-masing orang punya prioritas sendiri-sendiri. Nah, buku Mark Manson ini menjelaskan misi dulu baru visi. (dhu)

DATA BUKU : 


Judul Buku      : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat.
                          Pendekatan yang Waras demi Menjalankan Hidup yang Lebih Baik.
Penerbit           : PT  Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan ke-1   : Februari 2018, November 2019 cetakan ke-31
Tebal                : 247 halaman, 9 bab
Terbitan asal    : HarperOne, New York dengan judul asli The Subtle Art Of Not Giving A Fuck.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

Beli Buku Hanya Bayar Setengah di Buka Gudang Gramedia

Selama satu bulan, digelar Gudang Buku Gramedia, di Jl. Palmerah Barat, Jakarta. Diskon sebesar 50 % untuk semua jenis buku. Untuk buku komik hanya Rp.1000, dengan ketentuan minimal pembelian 10 buah (dok.windhu) There is no friend as loyal as book . Kalimat kutipan Ernest Hemingway, novelis yang karya-karyanya mendunia itu benar adanya. Buat sebagian orang, termasuk saya, buku sudah menjadi teman yang sangat setia. Sejak masih anak-anak hingga kini dewasa. Nah, begitu mata memandang seluruh ruangan yang disebut Buka Gudang Gramedia, Jl Pamerah Barat dan melihat tumpukan ratusan buku sesuai dengan kategorinya jelas terlihat di depan mata, rasa senang timbul.  Jumlah buku di rumah, si teman setia sudah jelas akan bertambah.Harga buku di zaman sekarang kalau karya top atau penulis bermutu pastilah mendekati Rp.100.000 atau lebih, per satu bukunya. Kegiatan diskon buku seperti Buka Gudang Gramedia, jadi salah satu solusi menambah bahan bacaan.  Ragam pilihan buku ba

D’Flora, Lipstik Untuk Bibir Hitam dengan Pilihan Warna Bagi Perempuan Aktif

Pilihan Lipstik untuk Bibir Hitam saat ini beragam. D'Flora, hadir dengan kandungan Jojoba dan vitamin yang membuat bibir terlihat menarik dan sehat. (dok.windhu) Awalnya saya tidak begitu memperhatikan mengenai masalah bibir hitam. Semua itu baru saya sadari saat Arni, salah seorang kakak perempuan   saya   mengeluhkan warna bibirnya. Jika warna lipstiknya sudah memudar, warna bibir aslinya langsung terlihat. Kakak merasa perlu lipstik untuk bibir hitam yang tepat digunakan sehari-hari.  “Pernah merokok, kali,” ucap saya asal sambil bercanda. Ups, jelas kakak saya tidak terima.Kakak tidak pernah menyentuh ataupun mencoba-coba rokok. Bahkan mencium bau asap rokok di suatu tempat keramaian umum,   kakak sudah tidak suka. Mungkin saya cukup beruntung karena warna bibir saya tidaklah segelap bibir kakak. Saya tahu usaha kakak untuk membuat warna bibirnya lebih merah dan menarik. Sesekali saya juga mengikutinya. Buat perempuan, memiliki warna bibir hitam, bibir g