Rumah pohon, sesuatu yang saya ingin miliki saat masih kecil (foto:detikbuzzer) |
ENTAH mengapa, saya sangat suka berada di atas ketinggian
seperti ini. Seakan tengah melayang di udara. Dahan kecil yang melintang persis
di depan dahan lebih besar, yang tengah saya duduki, selalu saya anggap sebagai
kemudi. Tatkala dahan berayun-ayun, saya
akan semakin senang. Bahagia seperti terbang di antara awan.
Saya
selalu membayangkan tak ubahnya seperti Oki dan Nirmala yang sering berada di
atas awan dan memberikan kejutan-kejutan tidak terduga, seperti yang sering
saya baca di majalah anak Bobo.
Terkadang,
sering menganggap diri saya sedang berada di balon udara ataupun tengah berada
di atas rumah pohon. Ya, rumah pohon seperti yang sering saya baca di buku-buku
novel anak, seperti Lima Sekawan ataupunTrio Detektif.
Itu masa lalu. Dulu
era 1990-an, saya belum tahu ada atau
tidaknya tempat peristirahatan atau wisata, dengan model rumah pohon, yang
banyak seperti saat ini. Jadi saya hanya membayangkan ada disana seperti yang
tergambar di buku cerita.
Ya,
imajinasi saya selalu berasal dari buku yang saya baca. Karenanya, saya selalu
mengusahakan membawa buku untuk dibaca saat di atas. Serta sedikit penganan dan
sebotol minuman, dalam sebuah tas kecil, yang saya letakkan di bahu agar mudah sampai
ke atas pohon. Melalui panjatan gesit kedua kaki kecil saya.
Pohon
jambu biji setinggi hampir 3 meter itu,
menjadi tempat favorit saat masih duduk di sekolah dasar. Tak hanya saat
senang. Terkadang, saat marah pun, saya akan segera naik ke atas pohon itu. Melepaskan
unek-unek, melihat kupu-kupu, dan burung yang terbang. Memandang ke arah genteng-genteng
rumah tetangga.
Saat
pohon jambu sedang berbuah, saya akan lebih bersuka hati. Buah yang ada di
sekitarnya dapat dipetik langsung. Jika sedang bawa saputangan kecil, saya akan
mengelap buah itu ataupun mencucinya
dengan bekal minum yang tersisa. Jika tidak , buah itu tidak dicuci pun akan
masuk ke perut saya.
Untungnya,
saya tidak pernah merasakan sakit perut. Kala itu, saya selalu menganggap jika
buah yang ada di atas pohon pastilah bersih J.
Sayangnya
ibu tidak pernah suka kalau saya naik ke atas pohon Jambu itu. Ibu akan marah.
Ibu akan mengomel. Banyak sekali nasihat yang ibu berikan.
Jangan
naik-naik,nanti kamu jatuh !
Kalau
jatuh bahaya, lihat di bawah pohon itu
ada pagar lancip!
Anak
perempuan,nggak pantas manjat-manjat!
Nanti
kalau kamu luka, kamu sakit !
Itu
beberapa omeln ibu. Saya terdiam biasanya. Saya mengangguk dan mendengarkan
begitu saja. Dengan nakal, saya tidak pernah mengubah kesukaan saya untuk
memanjat pohon jambu itu.
Saya
tidak pernah terpikir untuk berhenti memanjat pohon. Saya jatuh cinta
berada di atas ketinggian pohon, yang terkadang berayun-ayun perlahan saat
angin datang. Saya merasa terbang. Saya ada atas di awan.
Toh
ibu pun selalu pulang malam, usai berjualan di kios. Seorang pengasuh tidak
akan cukup untuk menghalangi saya, yang dengan lincah memanjati batang pohon
dan mencapai posisi dahan yang asyik untuk duduk.
Kenyataannya,
saya memang tidak pernah jatuh dari pohon itu. Entah karena sudah mahir karena
terbiasa ataupun keberuntungan. Bertahun-tahun lamanya, saya tetap suka ada di
atasnya. Menikmati bunyi dedaunan yang bergerak. Menikmati pemandangan dari ketinggian.
Beberapa
tahun kemudian, pohon itu tidak ada. Ditebang oleh bapak karena menjulang
semakin tinggi. Bapak bilang, kalau dibiarkan tetap ada, maka akarnya bisa
merusak pagar yang ada.
Saya
kehilangan pohon jambu kesayangan saya. Belakangan saya tahu, beberapa tetangga
pun menegur bapak dan ibu dan
mengucapkan betapa berbahayanya ada seorang anak kecil berada di atas dahan
tertinggi. Seandainya saya jatuh dan terluka pasti akan menimbulkan sebuah
tragedi hebat. Tepat di bawah pohon, pagar berduri sudah siap mengancam untuk
melukai bila terjatuh.
Hingga
kini, saya menyimpan memori kenangan masa kecil di atas pohon. Meskipun pohon
itu tidak pernah ada lagi, saya merasakan indahnya berada di ketinggian.
Kebahagiaan seperti sedang berada di atas rumah pohon ataupun balon udara. Semuanya
tetap terasa indah dan tidak pernah dapat hilang terhapus. Kamu juga punya?
#riapwindhu
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.