Beraktivitas Fisik, Periksa Kesehatan Rutin, Konsumsi Buah dan Sayur, Untuk Sehat dan Cegah Penyakit Tidak Menular
Mendengar kata kanker, yang terbayang langsung adalah seketika ngeri. Tahu kenapa? Meski tergolong kategori Penyakit Tidak Menular (PTM), menderita penyakit ini bisa berakhir dengan kematian. Datangnya seringkali tidak diketahui. Menghindari faktor risiko dengan pola hidup sehat menjadi jawaban untuk mencegahnya.
Mbak, kenapa sekarang banyak orang yang kena kanker? Tiba-tiba pertanyaan itu muncul dari Ega,
adik bungsu, saat melakukan percakapan dalam grup whatsapp keluarga.
Adik saya itu tampaknya sedang
sedih menerima kenyataan beberapa teman
kantornya terkena sakit kanker. Bahkan ada yang meninggal dunia di usia yang
belum memasuki usia 50 tahun dan masih memiliki anak yang masih usia sekolah
dasar.
“Sepertinya kanker mewabah.
Padahal, mereka masih aktif. Usia masih muda. Apa penyebab kanker? Kenapa
sekarang banyak yang sakit kanker?” tanyanya panjang.
Saya terdiam. Ingatan saya
langsung terbawa teman saya di kantor lama, yang meninggal akibat menderita
penyakit kanker payudara. Sempat berobat ke rumah sakit di luar negeri dan
menghabiskan banyak biaya, senior saya itu akhirnya meninggal dunia. Saat itu,
anaknya juga masih menempuh pendidikan menengah.
Pemberitaan mengenai penyakit kanker saat ini memang sangat banyak.
Di lingkungan tempat tinggal pun,
ada beberapa yang mengidapnya. Siapapun ternyata bisa berisiko terkena penyakit
kanker.
Kanker bisa terjadi pada
semua orang dan semua golongan usia. Tidak memandang status kaya atau miskin.
Tidak memilih orang terkenal maupun orang biasa-biasa saja. Tidak hanya dari luar negeri, maupun di dalam
negeri Indonesia sendiri.
Sebut saja,aktris Holllywood
Angelina Jolie yang pernah melakukan operasi masektomi, yakni pengangkatan
kedua payudara pada tahun 2013 dan harus kehilangan rahimnya di tahun 2015.
Di Indonesia, salah satu artis
Julia Perez alias Jupe yang meninggal
bulan Juni 2017 akibat kanker serviks di
tubuhnya. Pada tahun 2019 ini, sejumlah tokoh bangsa juga meninggal dunia.
|
Ada Ani Yudhoyono, istri dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkena penyakit kanker darah.Selain itu ada juga ustad Arifin Ilham yang terkena penyakit kanker kelenjar getah bening. Terakhir adalah Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi (Pusdatin) dan Humas BNPB karena kanker paru-paru stadium 4 B.
Menurut GLOBOCAN tahun 2018,
angka kejadian kanker secara global diperkirakan telah meningkat menjadi 18,1
juta kasus baru dan 9,6 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia pada tahun
2018.
Satu dari 5 pria wanita dan satu dari 6 wanita di seluruh dunia menderita kanker selama masa hidup mereka. Di seluruh dunia, jumlah total orang yang hidup 5 tahun setelah didiagnosis kanker, berjumlah sekitar 43,8 juta orang.
Menurut Buku Cerdas yang diterbitkan
pertama kali oleh Pelayanan Onkologi Terpadu FKUI/RSCM tahun 2019/Komite
Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN), Kanker sendiri merupakan istilah untuk
penyakit akibat pembelahan sel abnormal yang tak terkendali dan dapat menyerang
jaringan di sekitarnya.
|
Dalam buku dengan
koordinator penerbitan Prof. DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, Sp. Rad (K) Onk.
Rad dalm bab Kanker dan Gaya Hidup, Sel kanker adalah sel yang tidak normal.
Kita dapat menganalogikan kanker dengan program/software pada komputer yang
memberikan instruksi dan mengatur umur dan tata hidup sel.
Kanker terjadi akibat ada perubahan pada
“instruksi” dan pengaturan” pertumbuhan sel ditambah dengan adanya faktor
pencetus oleh bahan-bahan karsinogen. Nah,
karsinogen adalah zat yang mampu mengubah program sel tersebut sehingga terjadi
mutasi pada sel.
Penyakit
Tidak Menular
Kanker merupakan salah satu
sejumlah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang mengalami peningkatan. Riskesdas
2018, yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Penyakit tidak
menular itu antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes
melitus, dan hipertensi.
|
Prevalensi kanker naik dari
1,4% (Riskesdas 2013) menjadi 1,8%; prevalensi stroke naik dari 7% menjadi
10,9%; dan penyakit ginjal kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. Berdasarkan
pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9% menjadi 8,5%; dan hasil
pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%.
Sesuai dengan namanya,
Penyakit Tidak Menular (PTM) memang tidak menular dari penderita kepada orang
yang berada di sekitarnya. Lalu kenapa bisa terkena PTM? Kenapa jumlahnya
semakin meningkat saat ini ?
Kenaikan prevalensi penyakit
tidak menular ini ternyata berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok,
konsumsi minuman beralkohol, kurangnya melakukan aktivitas fisik, serta
konsumsi buah dan sayur.
Sayangnya, sejak tahun 2013
prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2%
(Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas 2018). Data
proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi 3,3%.
Contoh kanker payudara (rversideonline.com)
Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1% menjadi 33,5% dan 0,8% mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.
Sudah pasti, jika mengidap salah satu PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Selain itu, memberatkan beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar.
Sudah pasti, jika mengidap salah satu PTM dapat menurunkan produktivitas sumber daya manusia, bahkan kualitas generasi bangsa. Selain itu, memberatkan beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar.
Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Arianie
menyebutkan data masing-masing jenis PTM dari Kemenkes pada 2018.
Tercatat penyakit jantung menghabiskan dana Rp10,5 triliun, kanker Rp3,4
triliun, stroke Rp2,6 triliun, gagal ginjal kronik Rp2,4 triliun, thalasemia
Rp490 miliar, haemofilia Rp358 miliar, cirosis hepatis Rp334 miliar, dan
leukimia Rp333 miliar.
Jika terkena PTM, masyarakat
yang masih dalam usia produktif tidak bisa berkarya dengan baik, yang berujung
pada kontribusi pada pembangunan. Keluarga penderita pun juga berdampak.
Kesehatan memang sangat berpengaruh secara sosial dan ekonomi.
GERMAS
untuk kita lakukan dan untuk kita tularkan
Kementerian Kesehatan RI
selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui gerakan masyarakat
hidup sehat (GERMAS). Tujuannya tentu saja untuk mewujudkan Indonesia sehat.
Dikutip dari www.depkes.go.id, Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
GERMAS merupakan gerakan
nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI. Germas mengedepankan upaya promotif
dan preventif. Di sisi lain, upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat tetap dilakukan.
Berolahraga tidak perlu haruslah meluangkan waktu khusus ke gym atau punya perlengkapan olahraga mahal (dok.windhu)
Aktivitas Fisik, Konsumsi Sayur, dan Cek Kesehatan Rutin
Mencegah penyakit, bisa
dipastikan cara paling ampuh dan paling jitu untuk bisa sehat. Dengan tubuh
yang sehat, hidup seseorang bisa lebih berkualias, terutama pada kelompok usia
produktif. Kalau sakit, sudah pasti tidak saja merugikan diri sendiri dan orang
lain.
Nah untuk mencegah penyakit
dapat dilakukan dengan mencegah faktor risiko. Selain itu menerapkan gaya hidup
sehat. Untuk penyakit kanker, menurut Buku Cerdas Kanker terbitan KPKN, faktor
pencetusnya bisa dari internal dan eksternal.
Untuk faktor internal,
meliputi mutasi genetik, hormon, dan kondisi imunitas tubuh. Faktor eksternal
meliputi gaya hidup dalam kehidupan sehari-hari, seperti diet, merokok,
terpapar infeksi, obesitas, alkohol, terpapar radiasi, dan lainnya.
Untuk faktor eksternal,
menerapkan gaya hidup sehat, harus dilakukan untuk menciptakan hidup yang sehat
dan menghindarkan kebiasan buruk yang bisa mengganggu kesehatan.
|
Melakukan gaya hidup sehat juga berarti melakukan berbagai upaya untuk membiasakan hidup dengan perilaku bersih dan sehat. Tentu saja, juga dengan menjaga lingkungan.
Tiga penerapan gaya hidup
sehat yang bisa dilakukan secara individu dan
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah, sekarang juga,
dan tidak dengan biaya tinggi, yakni :
1) Melakukan aktivitas fisik
30 menit per hari
Melakukan aktivitas fisik
sehari-hari, tidak harus datang ke gym dengan meluangkan waktu khusus ataupun
punya peralatan olahraga yang lengkap dan berharga mahal. Untuk memulai dan
membiasakan aktivitas fisik 30 menit sehari, bisa dilakukan dengan sering
berjalan kaki menuju tempat kerja.
Sebisa mungkin tidak
menggunakan kendaraan pribadi, naik kendaraan umum sehingga memaksa untuk
melangkah. Begitupun halnya lebih memilih untuk naik tangga ke tingkat jika ada
waktu, daripada naik lift.
Saat di rumah juga bisa
dilakukan dengan cara sederhana, yakni
beres-beres rumah ataupun senam ringan. Tidak semua pekerjaan rumah
harus dilakukan oleh asisten rumah tangga.
Membiasakan diri untuk
selalu bergerak juga penting untuk
menghindari kegemukan. Saat hari
libur, pergi sendiri atau dengan teman-teman ataupun keluarga, bisa dilakukan
dengan datang ke taman-taman kota, misalnya kalau di Jakarta, bisa datang ke
Taman Menteng ataupun Taman Cattleya.
Selain bisa berjalan, jalan
cepat (joging), berlari, bersepeda dan
memanfaatkan sarana olahraga yang tersedia disana. Semua ini bisa dilakukan
secara gratis alias tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.
|
2) Mengonsumsi buah dan sayur
Seringkali dalam menu makan
sehari-hari, konsumsi buah dan sayur tertinggal. Terkadang makan hanya sekedar
mengenyangkan perut saat di warung. Makanan yang disantap nerlalu banyak
mengandung unsur karbohidrat ataupun lemak. Hanya makan dengan unsur
hewani
Buah dan sayur sangat penting untuk dikonsumsi. Buah dan sayur mengandung vitamin, serat, dan
fitokimia. Vitamin yang terkandung seperti vitamin C dan vitamin E dapat memberikan efek protektif terhadap jenis
kanker tertentu.
Untuk Untuk pola makan sehat,
sebenarnya Kemenkes telah menerbitkan yang disebutkan dengan Isi Piringku,
yakni porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap kali makan.
Porsi Isi Piringku yang
dianjurkan Kemenkes adalah Makanan pokok (sumber kabohidrat) dengan porsi 2/3
dari 1/2 piring.
Lauk pauk (sumber protein) dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring.
Sayur-sayuran (sumber vitamin dan mineral) dengan porsi 2/3 dari 1/2 piring dan
buah-buahan (sumber vitamin dan mineral) dengan porsi 1/3 dari 1/2 piring.
Inilah porsi isi piringku (Kemenkes) |
Mengonsumsi buah dan sayur, memang harus dibiasakan. Tidak perlu cari buah yang mahal-mahal. Buah-buahan lokal yang tersedia di pasar tradisional banyak. Sayur-sayuran asal pertanian Indonesia juga banyak.
3) Memeriksakan kesehatan secara rutin
Melakukan deteksi dini untuk
mencegah penyakit tidak menular sangat bisa dilakukan dengan cara yang tidak
memberatkan. Cukup dengan mendatangi pusat layanan kesehatan yang terdekat untuk kontrol rutin, baik tekanan
darah, kadar gula darah, cek asam urat, hingga cek kolesterol.
Terkadang, bisa memanfaatkan
saat ada kegiatan kontrol kesehatan yang terkadang ada. Melakukan cek tekanan darah
juga bisa di rumah, jika punya alat pendeteksinya.
Dengan memeriksakan kesehatan
secara rutin, jadi bisa tahu dan segera mengambil tindakan seandainya
terdeteksi hal-hal yang tidak wajar ataupun tidak normal.
Misalnya saja, kadar
tekanan darah, kadar gula darah, dan
kada asam urat. Tentu saja, supaya terhindar ‘tiba-tiba’ jatuh sakit. Menteri Kesehatan RI Nila
Moeloek mengatakan cek kesehatan rutin sedini mungkin sangat penting. Katanya,
makin dini penyakit ditemukan, makin mudah mengobatinya dan mencegah agar tidak
semakin parah.
Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin (dok.windhu) |
Untuk mencegah kanker
paru-paru bisa dilakukan dengan menghindari kebiasaan merokok.Walaupun batang
rokok dihisap sendiri, tetapi juga merugikan orang-orang lain di sekitarnya,
yang juga bisa terdampak.
Namun, aktivitas Gerakan
Masyarakat Sehat (GERMAS) akan lebih sukses bila melibatkan semua pihak.
Tentunya harus diterapkan di seluruh lapisan masyarakat, dan bisa dimulai dari
individu, keluarga, masyarakat tempat tinggal, teman sekantor.
Peran Kementerian dan
Lembaga di sektor lainnya, selain peran sektor kesehatan juga mempengaruhi
semangat menerapkan GERMAS. Perhatian pemerintah daerah dengan menyediakan
sarana olahraga di tempat umum juga membantu masyarakat untuk sehat.
Menerapkan pola hidup sehat, melakukan aktivitas fisik, dan menghindari faktor risiko lebih menyenangkan dan efektif bila dilakukan bersama-sama. Jadi, cegah Penyakit Tidak Menular (PTM)
dengan GERMAS ! Sehat itu Investasi!
Sumber
Tulisan :
1.http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/topik/rilis-media/,
antara lain : - http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20190204/0229306/deteksi-dini-cegah-kanker
-
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/fokus-utama/20190131/2329273/hari-kanker-sedunia-2019/
-
https://tirto.id/kemenkes-biaya-penyakit-tidak-menular-capai-rp20-triliun-pada-2018-dK5x
2.
Depkes.go,id :
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
3.
Buku Cerdas Kanker, Komite Penanggulangan Kanker Nasional,Penerbit : Pelayanan
Onkologi Terpadu FKUI/RSCMm tahun 2019
Kalau bicara penyakit seperti kanker emang ngeri ngeri sedap ya mbak. Tapi memang perlu pencegahan dari awal. memeriksa secara rutin, mengatur pola hidup dengan baik dan benar.
BalasHapusSemoga kita terhindar dari penyakit penyakit yang mengerikan. Aamiin
Iya ya, semakin hari kabar siapa menderita kanker semakin banyak aja. Kadang nggak pernah terlihat sakit, tahu-tahu sudah Stadiun 4. Informasinya bagus banget nih, Mbak. Hidup mati memang di tangan Tuhan. Kita cukup berikhtiar memelihara kesehatan semaksimal mungkin.
BalasHapusJujur, seumur hidup belum pernah cek kesehatan secara rutin. Paling cek kalau udh timbul gejala.
BalasHapusSemoga aku bisa cek kesehatan secara menyeluruh dan review tentang pola hidup yang udh dijalani hehe
Iya, Mbak. Saya jujur juga ngeri dengar penyakit kanker ini. Tidak memandang usia. Anak-anak bisa kena. Bahkan orang yang badannya sehat bugar pun, bisa terkena.
BalasHapusMakanya sangat perlu pola hidup sehat dan rajin olahraga ya, Mbak.
Lifestyle yang bener2 harus diubah dari masyarakat sekarang ya mba. Secara masyarakat cenderung suka yang instan. Akhirnya kesehatan dipertaruhkan.
BalasHapusinfonya lengkap dan bermanfaat banget untuk memulai hidup sehat.Menjaga kesehatan lebih murah dan meriah dari pada harus berbaring di rumah sakit
BalasHapusMakasih infonya mbak, bermanfaat banget. Penyakit Tidak menular memang bisa kena siapa saja. pola hidup memang wajib kita ubah ya. duh, aku masih males yag namanya olahraga padahal tahu bener manfaatnya
BalasHapusNah kebiasaan org kita tuh jarang yg mau cek up sebelum sakit. Seringnya dah sakit parah baru deh dtg ke dokter. Macam ibuku begitu. Dinikmati sakit kanker payudaranya.. hiks.. jadi ingat beliau lg T_T
BalasHapusSetuju, penyakit kanker adalah penyakit berbahaya, banyak yang berakhir dengan kematian, sedikit yang survive, tapi bisa dengan pencegahan dini, mulai dari hal2 sederhana.
BalasHapusDuh serem ya penyakit zaman sekarang, kita harus pintar mengatur pola hidup sehat nih, makanan bergizi, olahraga teratur penting banget untuk mencegah penyakit datang ke tubuh kita
BalasHapusIya sekarang kanker itu mudah sekali terkena pada siapapun, karena juga jaman sekarang udah banyak makanan yang menagndung pengawet, jaman dulu mah kanker itu suatu penyakit yang jarang ditemui.
BalasHapusKu baca ini aja ngeri kak. Mau makan sayur tahunya sayurnya pakai pestisida. Makan ayam, ayamnya disuntik. Makan buah.. banyak yang rekayasa genetika. Mau olahraga... Jakarta polusi.
BalasHapusBenar banget mba, siapa lagi kalo kita yang melakukan perubahan untuk hidup lebih sehat, pencegahan lebih baik daripada mengobati, semoga kita di jauhi dari penyakit yang mengerikan ini ya
BalasHapusOlah raga dan makanan yang hijau dapat mencegah terserang nya kanker, karena sayuran hijau mengandung anti oksidan atau penangkal racun/radikal bebas. Setuju banget dengan olah raga teratur.
BalasHapusBermanfaat sekali artikelnya nih Mbak..semoga kita bisa terhindar dari penyakit kanker. Kuy, mari jalankan pola hidup sehat. Tfs
BalasHapusPenyakit kanker sekarang-sekarang kian santer terdengar di media penyakit mematikan. Di sisi lain gaya hidup dan pola makan sepertinya sudah gabkaruan. Perlu ekstra jaga pola makan dan gaya hidup memang..
BalasHapuskakanya ummi terserang penyakit kanker ini, dan sungguh penyakit yang mengerikan menurutku. Jadi selalu ngingetin ummi buat tetap gerak setiap hari dan konsumsi makana sehat juga. Alhamdulillah setidaknya bisa membelikan ummi buah ketika ada rejeki
BalasHapusMba windu itu kan foto aku waktu bloggerday di bogor. Mau dong dikirimin ke wa ya. Tetap semangat hidup sehat ya windu.
BalasHapusKalau menurutku, kenapa penyakit kanker jadi banyak yang terkena? Memang karena gaya hidup manusia zaman now yang tidak sehat. Junk food dan malas bergerak itu membuat rentan tubuh semakin drop. Semoga mba Windhu sehat selalu ya*
BalasHapusIyess.. kanker adalah silent killer yg kdg kita ga tau kapan dtgnya, gejalanya, smp akhirnya udh stadiun lanjut kita br tau.
BalasHapusMakanya perlu bgt nih kita ubah lifestyle kita soal pola hidup, pola makan, pola pikir demi kesehatan kita.
Semangat sehat
Tinggal olahraga nih yang terkadanga ku susah. Tapi semenjak ibuku meninggal karena kangker,aku lebih banyak olahtaga dan makan buah sekarang
BalasHapusSerem ya mbak kalo udah denger penyakit kanker. Memang intinya sih di pola hidup. Jaga nutrisi dan olahraga serta rutin cek ke dokter terutama yang sudah berusia 35 atau 40 tahun.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusku juga nih, dulu ogah makan sayur eh pas suka sakit2an, jadi rajin makan sayur dan buah. ternyata enak juga dan tentunya sehat :D
BalasHapus