Hari
raya Idul Adha hampir tiba. Momen penuh berkah. Buat yang mampu secara ekonomi, inilah saatnya menjalankan ibadah menyumbang hewan qurban untuk
disembelih. Sementara untuk yang kurang beruntung, dapat merasakan nikmatnya
makan daging.
Suatu
pemandangan biasa, jika melihat pembagian daging qurban melalui masjid tepat
saat hari raya Idul Adha. Masyarakat memegang kupon dan mengantri. Terkadang
berdesak-desakan untuk mendapatkannya.
Padahal
dalam setiap momentum Idul Adha, selalu ada potensi protein hewani sebanyak
jutaan ton. Sangat disayangkan jika daging qurban habis begitu saja hanya dalam
waktu tiga hari , tidak merata, tidak sesuai sasaran, dan tidak bisa mengakses
pelosok.
Adanya
Superqurban, bisa jadi solusinya. Nur Efendi, CEO Rumah Zakat mengatakan, Superqurban adalah
program optimalisasi qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi
cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet ataupun rendang.
Superqurban
mengacu hadis yang disampaikan oleh Aisyah. Dulu mereka biasa mengasinkan
(mengawetkan) daging udhiyyah (qurban) sehingga bisa dibawa ke Madinah.
Kemudian, Nabi Muhammad SAW bersabda,” Janganlah kalian menghabiskan daging
udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari (HR Bukhari Muslim), kata
Selain
itu, program cadangan pangan dari hewan qurban ini juga terinspirasi dari Nabi Yusuf , yang memprediksi bahwa akan ada
masa 7 tahun normal dan 7 tahun paceklik, dan Ia menyarankan agar menyimpan
cadangan pangan selama 7 tahun pertama (QS Yusuf 47-48).
Diproses
dengan menggunakan teknologi tinggi, superqurban dalam bentuk kemasan bisa bertahan hingga tiga tahun. Hal ini yang
membuat Superqurban bisa dinikmati sepanjang tahun oleh masyarakat pelosok
Indonesia, bahkan dunia. Daging qurban tidak habis begitu saja dalam waktu tiga
hari. Bahkan bisa menjangkau banyak orang dan wilayah.
Sesuaikah dengan syariah?
Sesuaikah
dengan syariah? Pertanyaan ini langsung muncul, saat seorang kawan melihat
daging qurban dalam bentuk kemasan. Menurut Nur Efendi, sejak tahun 2000 yang berarti sudah memasuki
19 tahun, proses qurban dilakukan sesuai
dengan syariah yang dicontohkan pada zaman nabi.
Hewan
qurban dipilih yang sudah sesuai umur, sehat, dan tidak ada
cacat berdasarkan pengawasan dewan syariah dan dokter hewan. Pemotongannya
dilakukan di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik. Penyembelihnya
bersertifikat.
Menggunakan inovasi teknologi dan dipanaskan
dalam suhu tertentu sehingga bisa bebas kuman, membuat Superqurban bisa bertahan tiga tahun.
Kenyataannya, Superqurban selalu habis didistribusi sebelum masa itu.
Berbentuk
kemasan, inovasi Superqurban mampu dibagikan secara lebih merata di berbagai
wilayah sepanjang tahun. Pemilihan penerima Superqurban adalah masyarakat yang
tinggal di kawasan 3 T (Tertinggal,Terluar dan Terdepan Indonesia).
Penentuan
lokasi penerima ini bekerja sama dengan Kementerian Desa Tertinggal dengan
menurunkan seseorang untuk mensurvey terlebih dulu, agar pemberian benarp-benar
tepat sasaran. Dengan cara ini, daging qurban juga dapat menjangkau korban
bencana di Indonesinm bahkan para korban perang di sejumlah negara
Prof.
Dr. H. Hasanuddin AF., M.A, Ketua Komisi Fatwa MUI mengatakan, inovasi
teknologi pengolahan dan pengemasan
dalam bentuk kornet dan rendan Superqurban dari segi syariah tidak masalah,
mubah. Boleh dilakukan.
“Maslahatnya
untuk masyarakat lebih luas dan lebih banyak. Bisa sepanjang tahun dan tidak
hanya satu atau dua hari,” kata Hasanadin.
Tujuan
hukum Islam, jelas Hasanudin, untuk kemaslahatan. Senantiasa dan harus
senantiasa sesuai zaman, kondisi, dan tempatnya. Meski diakui, belum ada fatwa mengenai
pengembangan teknologi mengenai pengolahan dan pendistribusian hewan qurban.”Tapi
kalau ada yang minta fatwa mengenai program ini, dalam waktu dekat Insha Allah
lebih kuat,” ujar Hasanudin.
Solusi Ketahanan Pangan
Menjadi
ketahanan pangan. Menjadi energi berkelanjutan. Terlebih Badan Penanggulangan
Bencana Nasional (BNPB) memprediksikan adanya potensi rawan bencana di
Indonesia yang cukup tinggi. Superqurban sejalan dengan SDGs.
Sebagai
negara yang terletak di wilayah yang
rawan bencana, Indonesia harus terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap
kemungkinan terjadinya bencana serta potensi kerawanan pangan.
Selama
tahun 2018, Rumah Zakat telah
menyalurkan 502.521 pakat Superqurban untuk 251.257 penerima manfaat. Dari
Januari hingga Juni 2019, Rumah Zakat telah menyalurkan 161.986 paket
Superqurban untuk 80.993 penerima manfaat.
Jumlah
terbanyak disalurkan di desa dan pelosok, terbanyak kedua untuk wilayah
bencana. Pada Idul Adha tahun 2019 ini, Rumah Zakat menargetkan 15.000 pequrban
dengan satu juta paket Superqurban untuk didistribusikan ke 1435 desa. Dengan proses
satu bulan, kornet dan rendang kemasan bisa didistribusikan.
Masyarakat
desa yang mendapatkan bantuan gizi
seimbang akan memiliki energi lebih produktif, maju, dan berdaya. Termasuk
masyarakat di daerah bencana.
Dalam
kondisi serba terbatas karena mengalami bencana, asupan pangan sumber protein
sangat dibutuhkan, sebagai sumber energi. Disinlah, Superqurban masuk untuk
memenuhi kebutuhan itu.
Solusi
pemenuhan pangan ini tidak hanya diperuntukkan bagu masyarakat yang ada di
Indonesia, tapi juga bagi para pengungsi di empat negara yang mengalami bencana
perang dan kelaparan, seperti Palestina,
Suriah, Myanmar, Bangladesh. Selama tahun 2018-2019 Superqurban
telah disalurkan untuk ribuan pengungsi tersebut.
Raih Rekor Muri
Inovasi
Superqurban yang sudah dilakukan sejak tahun 2000 ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah
satunya dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Rumah Zakat mendapat penghargan
dari Muri karena telah jadi pionir dalam inovasi pengolahan daging kurban
menjadi kornet dan rendang.
Piagam
penghargaan dari Muri untuk Rumah Zakat diberikan oleh Senior Manager Muri,
Ngadmi kepada CEO Rumah Zakat Nur Efendi atas inovasi sebagai Pengolah dan Pengemas Daging Kurban Pertama di
Indonesia.
seperti ini lebih praktis ya dan sebarannya akan lebih luas
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIya bener juga ya, Bund. Bisa disimpan untuk beberapa waktu ke depan, jadi nggak mubazir juga
BalasHapusJelas lebih simpel dan praktis ya. Selain itu yang paling penting, bisa didistribusikan sampe ke pelosok juga, jadi semua masyarakat bisa kebagian tanpa takut daging udah basi. Pilihannya juga ada kornet sama rendang, duh jadi bayangin enaknya
BalasHapusIni berguna banget ya kak buat daerah pelosok hingga daerah bencana.
BalasHapussuperqurban memang pelopor ide qurban dikalengkan.
Dan seperti ini juga menghindari daging qurban tidak fresh ketika sampe.
Fresh gak ya daging qurban kemasannya?
BalasHapusTapi kalau dilihat dari kemasannya jadi lebih simple ya.
Apalagi kalau dikirim ke luar kota ya.
MasyaAllah.. dengan adanya inovasi ini daging kurban jadi bisa lebih tahan lama dan penyalurannya bisa lebih merata karena tidak takut rusak untuk dikirim ke daerah-daerah bencana atau yang jauh dari lokasi kurban
BalasHapusInisiatif yang sangat bermanfaat banget, daging kurban jadi lebih bermanfaat karna jadi lebih awet bisa didistribusikan kapan saja dan dimana saja, selama belum kadaluarsa
BalasHapusSaluuut
BalasHapusInovasi Superqurban ternyata sudah dilakukan sejak tahun 2000. Pantesan mendapat apresiasi dari berbagai pihak seperti dari Museum Rekor Indonesia (Muri).
Sebuah program yang bisa jadi solusi dalam masalah ketahanan pangan dan bantuan buat pengungsi bencana. Sungguh bermanfaat ya
Idenya bagus banget untuk membagi qurban sampai ke pelosok desa.Cuma soal kemasanya mungkin bisa di up grade.Kemasan sekarang mirip Sarden zaman dulu susah di buka😁
BalasHapusIni sih keren menurutku. Jadi banyak orang terutama di pelosok dapat merasakan juga daging qurban. Keren ini Superqurban... Mantap!
BalasHapusJadi daging qurban yang sudah dipotomg langsung masuk kemasan? Hmm.. memang praktis sih, tapi mungkin belum familiar dilingkungan kita ya. Jadi perlu ekspos lebih sering nih untuk sosialisasi.
BalasHapusBagus idenya, kalau kyk gini sebarannya bisa lebih merata ya mbak, trus juga tahan lama utk dagingnya, jd gak ada kasus daging kurban yang kadaluwarsa, duh jgn sampai yaaaaa
BalasHapusOhhh aku baru. Tau kalo hasil kurban boleh di bentuk jadi kemasan. Itu dagingnya dibentuk sudah matang atau belum? Bentuk daging di dlm kemasanya seperti corner or potongan?
BalasHapuscara ini keren dan dijadikan solusi di nusa tenggara yang daging sapinya murah, bisa dijual ke luar winwin solution. asal jangan sampai kapitalis masuk saja.
BalasHapusMembantu banget nich kalo dagingnya dikemas kayak gitu. Jadi kalau pas dapat daging dan kebetulan kita belum sempat masak, nggak perlu bingung atau khawatir akan rusah ya ..
BalasHapusIdemya sih masya Allah sekali ya. Kesempatan mendistribusikan daging kurban bisa semakin jauh dan semakin luas. Keren lah Inovasi Superkurban ini
BalasHapussangat cemerlang idenya nih.
BalasHapustetapi hal seperti ini haruslah banyak diketahui masyarakat luas, artinya disosialisasikan secara luas dan global. Karena mengacu pada beberapa point tadi, akan selalu ada pertanyaan Syari'ah tidak? Apakah hewan qurbannya sudah sesuai kriteria? atau proses penyembelihannya sudah sesuai syariat atau belum...
Semangat Rumahzakat untuk selalu berinovasi untuk ummat
Keren banget ya inovasinya, jadi memudahkan dalam menyalurkan daging kurbannya
BalasHapusInovasi Rumah Zakat bagus sekali. Bener banget kalau buat ketahanan pangan ini berguna banget. Semoga banya juga yang mengikuti jejaknya
BalasHapusKeren banget inovasinya! Bisa lebih awet tahan lama ya kalau dikemas seperti inii
BalasHapus