Langsung ke konten utama

Optimalkan Daging Qurban Berbentuk Kemasan, Superqurban Solusi Ketahanan Pangan Indonesia dan Dunia


Hewan qurban yang diolah dan dikemas dalam bentuk kornet dan rendang bisa menjadi solusi tahan pangan bagi Indonesia, bahkan dunia (dok. windhu)


Hari raya Idul Adha hampir tiba. Momen penuh berkah. Buat  yang mampu  secara ekonomi, inilah saatnya  menjalankan ibadah menyumbang hewan qurban untuk disembelih. Sementara untuk yang kurang beruntung, dapat merasakan nikmatnya makan daging.

Suatu pemandangan biasa, jika melihat pembagian daging qurban melalui masjid tepat saat hari raya Idul Adha. Masyarakat memegang kupon dan mengantri. Terkadang berdesak-desakan untuk mendapatkannya.

Padahal dalam setiap momentum Idul Adha, selalu ada potensi protein hewani sebanyak jutaan ton. Sangat disayangkan jika daging qurban habis begitu saja hanya dalam waktu tiga hari , tidak merata, tidak sesuai sasaran, dan tidak bisa mengakses pelosok.



Adanya Superqurban, bisa jadi solusinya. Nur Efendi, CEO  Rumah Zakat mengatakan, Superqurban adalah program optimalisasi qurban dengan mengolah dan mengemas daging qurban menjadi cadangan pangan dari protein hewani dalam bentuk kornet ataupun rendang.

Superqurban mengacu hadis yang disampaikan oleh Aisyah. Dulu mereka biasa mengasinkan (mengawetkan) daging udhiyyah (qurban) sehingga bisa dibawa ke Madinah. Kemudian, Nabi Muhammad SAW bersabda,” Janganlah kalian menghabiskan daging udhiyyah (qurban) hanya dalam waktu tiga hari (HR Bukhari Muslim), kata

Selain itu, program cadangan pangan dari hewan qurban ini juga terinspirasi dari  Nabi Yusuf , yang memprediksi bahwa akan ada masa 7 tahun normal dan 7 tahun paceklik, dan Ia menyarankan agar menyimpan cadangan pangan selama 7 tahun pertama (QS Yusuf 47-48).

Diproses dengan menggunakan teknologi tinggi, superqurban  dalam bentuk kemasan bisa  bertahan hingga tiga tahun. Hal ini yang membuat Superqurban bisa dinikmati sepanjang tahun oleh masyarakat pelosok Indonesia, bahkan dunia. Daging qurban tidak habis begitu saja dalam waktu tiga hari. Bahkan bisa menjangkau banyak orang dan wilayah.




Sesuaikah dengan syariah?

Sesuaikah dengan syariah? Pertanyaan ini langsung muncul, saat seorang kawan melihat daging qurban dalam bentuk kemasan. Menurut Nur Efendi,  sejak tahun 2000 yang berarti sudah memasuki 19 tahun,  proses qurban dilakukan sesuai dengan syariah yang dicontohkan pada zaman nabi.

Hewan qurban  dipilih  yang sudah sesuai umur, sehat, dan tidak ada cacat berdasarkan pengawasan dewan syariah dan dokter hewan. Pemotongannya dilakukan di hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik. Penyembelihnya bersertifikat.

 Menggunakan inovasi teknologi dan dipanaskan dalam suhu tertentu sehingga bisa bebas kuman,  membuat Superqurban bisa bertahan tiga tahun. Kenyataannya, Superqurban selalu habis didistribusi sebelum masa itu.




Berbentuk kemasan, inovasi Superqurban mampu dibagikan secara lebih merata di berbagai wilayah sepanjang tahun. Pemilihan penerima Superqurban adalah masyarakat yang tinggal di kawasan 3 T (Tertinggal,Terluar dan Terdepan Indonesia).

Penentuan lokasi penerima ini bekerja sama dengan Kementerian Desa Tertinggal dengan menurunkan seseorang untuk mensurvey terlebih dulu, agar pemberian benarp-benar tepat sasaran. Dengan cara ini, daging qurban juga dapat menjangkau korban bencana di Indonesinm bahkan para korban perang di sejumlah negara 

Prof. Dr. H. Hasanuddin AF., M.A, Ketua Komisi Fatwa MUI mengatakan, inovasi teknologi pengolahan dan  pengemasan dalam bentuk kornet dan rendan Superqurban dari segi syariah tidak masalah, mubah. Boleh dilakukan.
“Maslahatnya untuk masyarakat lebih luas dan lebih banyak. Bisa sepanjang tahun dan tidak hanya satu atau dua hari,” kata Hasanadin.

Tujuan hukum Islam, jelas Hasanudin, untuk kemaslahatan. Senantiasa dan harus senantiasa sesuai zaman, kondisi, dan tempatnya. Meski diakui, belum ada fatwa mengenai pengembangan teknologi mengenai pengolahan dan pendistribusian hewan qurban.”Tapi kalau ada yang minta fatwa mengenai program ini, dalam waktu dekat Insha Allah lebih kuat,” ujar Hasanudin.



Solusi Ketahanan Pangan
Menjadi ketahanan pangan. Menjadi energi berkelanjutan. Terlebih Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) memprediksikan adanya potensi rawan bencana di Indonesia yang cukup tinggi. Superqurban sejalan dengan SDGs.

Sebagai negara yang  terletak di wilayah yang rawan bencana, Indonesia harus terus meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana serta potensi kerawanan pangan.

Selama  tahun 2018, Rumah Zakat telah menyalurkan 502.521 pakat Superqurban untuk 251.257 penerima manfaat. Dari Januari hingga Juni 2019, Rumah Zakat telah menyalurkan 161.986 paket Superqurban untuk 80.993 penerima manfaat. 

Jumlah terbanyak disalurkan di desa dan pelosok, terbanyak kedua untuk wilayah bencana. Pada Idul Adha tahun 2019 ini, Rumah Zakat menargetkan 15.000 pequrban dengan satu juta paket Superqurban untuk didistribusikan ke 1435 desa. Dengan proses satu bulan, kornet dan rendang kemasan bisa didistribusikan.


Masyarakat desa  yang mendapatkan bantuan gizi seimbang akan memiliki energi lebih produktif, maju, dan berdaya. Termasuk masyarakat di daerah bencana.
Dalam kondisi serba terbatas karena mengalami bencana, asupan pangan sumber protein sangat dibutuhkan, sebagai sumber energi. Disinlah, Superqurban masuk untuk memenuhi kebutuhan itu.

Solusi pemenuhan pangan ini tidak hanya diperuntukkan bagu masyarakat yang ada di Indonesia, tapi juga bagi para pengungsi di empat negara yang mengalami bencana perang dan kelaparan, seperti  Palestina, Suriah, Myanmar, Bangladesh. Selama tahun 2018-2019  Superqurban  telah disalurkan untuk ribuan pengungsi tersebut.


Raih Rekor Muri
Inovasi Superqurban yang sudah dilakukan sejak tahun 2000 ini  mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya dari Museum Rekor Indonesia (Muri). Rumah Zakat mendapat penghargan dari Muri karena telah jadi pionir dalam inovasi pengolahan daging kurban menjadi kornet dan rendang.

Piagam penghargaan dari Muri untuk Rumah Zakat diberikan oleh Senior Manager Muri, Ngadmi kepada CEO Rumah Zakat Nur Efendi atas inovasi sebagai  Pengolah dan Pengemas Daging Kurban Pertama di Indonesia.




Komentar

  1. seperti ini lebih praktis ya dan sebarannya akan lebih luas

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Iya bener juga ya, Bund. Bisa disimpan untuk beberapa waktu ke depan, jadi nggak mubazir juga

    BalasHapus
  4. Jelas lebih simpel dan praktis ya. Selain itu yang paling penting, bisa didistribusikan sampe ke pelosok juga, jadi semua masyarakat bisa kebagian tanpa takut daging udah basi. Pilihannya juga ada kornet sama rendang, duh jadi bayangin enaknya

    BalasHapus
  5. Ini berguna banget ya kak buat daerah pelosok hingga daerah bencana.
    superqurban memang pelopor ide qurban dikalengkan.
    Dan seperti ini juga menghindari daging qurban tidak fresh ketika sampe.

    BalasHapus
  6. Fresh gak ya daging qurban kemasannya?
    Tapi kalau dilihat dari kemasannya jadi lebih simple ya.
    Apalagi kalau dikirim ke luar kota ya.

    BalasHapus
  7. MasyaAllah.. dengan adanya inovasi ini daging kurban jadi bisa lebih tahan lama dan penyalurannya bisa lebih merata karena tidak takut rusak untuk dikirim ke daerah-daerah bencana atau yang jauh dari lokasi kurban

    BalasHapus
  8. Inisiatif yang sangat bermanfaat banget, daging kurban jadi lebih bermanfaat karna jadi lebih awet bisa didistribusikan kapan saja dan dimana saja, selama belum kadaluarsa

    BalasHapus
  9. Saluuut
    Inovasi Superqurban ternyata sudah dilakukan sejak tahun 2000. Pantesan mendapat apresiasi dari berbagai pihak seperti dari Museum Rekor Indonesia (Muri).
    Sebuah program yang bisa jadi solusi dalam masalah ketahanan pangan dan bantuan buat pengungsi bencana. Sungguh bermanfaat ya

    BalasHapus
  10. Idenya bagus banget untuk membagi qurban sampai ke pelosok desa.Cuma soal kemasanya mungkin bisa di up grade.Kemasan sekarang mirip Sarden zaman dulu susah di buka😁

    BalasHapus
  11. Ini sih keren menurutku. Jadi banyak orang terutama di pelosok dapat merasakan juga daging qurban. Keren ini Superqurban... Mantap!

    BalasHapus
  12. Jadi daging qurban yang sudah dipotomg langsung masuk kemasan? Hmm.. memang praktis sih, tapi mungkin belum familiar dilingkungan kita ya. Jadi perlu ekspos lebih sering nih untuk sosialisasi.

    BalasHapus
  13. Bagus idenya, kalau kyk gini sebarannya bisa lebih merata ya mbak, trus juga tahan lama utk dagingnya, jd gak ada kasus daging kurban yang kadaluwarsa, duh jgn sampai yaaaaa

    BalasHapus
  14. Ohhh aku baru. Tau kalo hasil kurban boleh di bentuk jadi kemasan. Itu dagingnya dibentuk sudah matang atau belum? Bentuk daging di dlm kemasanya seperti corner or potongan?

    BalasHapus
  15. cara ini keren dan dijadikan solusi di nusa tenggara yang daging sapinya murah, bisa dijual ke luar winwin solution. asal jangan sampai kapitalis masuk saja.

    BalasHapus
  16. Membantu banget nich kalo dagingnya dikemas kayak gitu. Jadi kalau pas dapat daging dan kebetulan kita belum sempat masak, nggak perlu bingung atau khawatir akan rusah ya ..

    BalasHapus
  17. Idemya sih masya Allah sekali ya. Kesempatan mendistribusikan daging kurban bisa semakin jauh dan semakin luas. Keren lah Inovasi Superkurban ini

    BalasHapus
  18. sangat cemerlang idenya nih.
    tetapi hal seperti ini haruslah banyak diketahui masyarakat luas, artinya disosialisasikan secara luas dan global. Karena mengacu pada beberapa point tadi, akan selalu ada pertanyaan Syari'ah tidak? Apakah hewan qurbannya sudah sesuai kriteria? atau proses penyembelihannya sudah sesuai syariat atau belum...

    Semangat Rumahzakat untuk selalu berinovasi untuk ummat

    BalasHapus
  19. Keren banget ya inovasinya, jadi memudahkan dalam menyalurkan daging kurbannya

    BalasHapus
  20. Inovasi Rumah Zakat bagus sekali. Bener banget kalau buat ketahanan pangan ini berguna banget. Semoga banya juga yang mengikuti jejaknya

    BalasHapus
  21. Keren banget inovasinya! Bisa lebih awet tahan lama ya kalau dikemas seperti inii

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas t...

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembica...

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pind...