Langsung ke konten utama

Mencari Bibit Pesepakbola dari Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019




Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019   berlangsung  di Jakarta, mulai 28 Oktober 2018 hingga pertengahan April 2019 dan diikuti oleh 20 SSB se-Jabodetabek dan Bandung (dok.windhu)
Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019   berlangsung  di Jakarta, mulai 28 Oktober 2018 hingga pertengahan April 2019 dan diikuti oleh 20 SSB se-Jabodetabek dan Bandung (dok.windhu)



Menjadi bagian dari sebuah Tim Nasional merupakan hal yang membanggakan bagi yang mengimpikan jadi pemain sepak bola profesional. Dua pemain Tim Nasional Indonesia U-16, Rendy Juliansyah dan Andre Oktaviansyah, bisa jadi adalah contoh dua remaja yang bisa mengasah bakat dan kemampuannya melalui suatu bentuk kompetisi.

Saat dihadirkan sebagai bintang tamu dalam konferensi pers jelang Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019 di bilangan Senayan 23 Oktober 2018, baik Rendy  maupun Andre mengaku jika ajang kompetisi sepakbola yang diikuti sangat membantu. Bisa membuat kemampuan bermain sepak bola  yang dimiliki meningkat.

Pesepekbola yunior, pelatih, presenter, senior brand Nivea Men, hinga MC Jebreet (dokwindhu)


Dalam kesempatan itu, ada juga Darius Sinathrya (presenter olahraga, aktor sekaligus anggota Selebritis FC), Michael Suwito ( Senior Brand Manager NIVEA MEN Face Care, PT Beiersdorf Indonesia),  Fachry Husaini, (Pelatih Tim Nasional Indonesia U-16) dengan dipandu oleh Valentino Simanjuntak (Jebreet).

Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019 merupakan turnamen ini  bagi ratusan pemain sepak bola U-17. Periode kali ini diikuti oleh 20 SSB (sekolah sepak bola) se-Jabodetabek dan Bandung.



20 Kapten Kesebelasan peserta Liga Nivea Men 2018/2019 (dok.windhu)

Melalui liga ini, para pesepak bola remaja mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diri pantas masuk ke dalam Tim Nasional Indonesia. Tentu saja hal itu juga dapat diartikan semakin dekatnya langkah untuk mewujudkan karier  sebagai pemain sepak bola profesional.

                          
Kompetisi Memacu Semangat
Rendy mengatakan, beda sekali rasanya jika berlatih dengan target untuk menjadi juara pada kompetisi liga bergengsi dibanding berlatih seperti biasa. Adanya kompetisi Liga U-16 yang sangat kompetitif benar-benar membantu kami mengasah teknik bermain di lapangan.

Kompetisi sepak bola seperti Liga NIVEA MEN TopSkor U-16 berhasil  memacu semangatnya  untuk mampu memberikan yang terbaik. Semangat yang sama  dan terjaga  hingga  bisa  mengharumkan nama Indonesia di Piala AFF U-16 dan AFC U-16, bersama pelatih dan teman-teman timnas lainnya.

Dari kompetisi bisa didapatkan bibit bibit pesepakbola tim nasional (dok.windhu)


Membina Bibit Baru Dunia Sepak Bola
Fachry Husaini, Pelatih Tim Nasional Indonesia U-16, tak menutupi jika menyambut gembira diadakannya kompetisi pembinaan bibit-bibit baru di dunia sepak bola Indonesia.

 “Tidak ada jalan lain dalam mengembangkan sepak bola nasional selain melalui kompetisi yang berkelanjutan. Dengan diadakannya kompetisi seperti Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 ini, tugas saya sebagai Pelatih Timnas Indonesia U-16 sangat terbantu, karena perkembangan teknik bertanding mereka dapat terus diuji, “ tukas Fachry.


Preparation is Everything. Persiapan yang baik mendapatkan bibit pesepak bola muda. (dok.windhu)


Kompetisi liga yang diadakan, lanjut Fachry, juga memberi sebuah kesempatan bagi pelatih seperti dirinya untuk memantau talenta-talenta baru yang belum terdeteksi di kompetisi-kompetisi sebelumnya.

Fachry menyampaikan, seandainya liga-liga di daerah pun bisa dilakukan maka memudahkan untuk pengembangan bakat pesepak bola muda Indonesia. Kenyataannya, tak semua daerah memiliki kompetisi.



Rendy Juliansyah dan Andre Oktaviansyah, dua pemain tim nasional U-16 (dok.windhu)



Semakin Kompetitif
Persaingan antar sekolah sepak bola (SSB) kompetisi Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019  di Indonesia akan berlangsung  sengit dan kompetitif. Digelar di Jakarta, mulai 28 Oktober 2018 hingga pertengahan April 2019 mendatang, suguhan permainan oleh 20 SSB se-Jabodetabek dan Bandung akan menarik

Pada Liga NIVEA MEN TopSkor U-16, yang diselenggaraka  Februari hingga Mei 2018 lalu, kompetisi ini  berhasil menemukan 17 pemain baru bagi Tim Nasional Indonesia U-16.
Ternyata, kontribusi para pemain baru dari kompetisi itu sangat  penting bagi prestasi tim nasional menjuarai AFF U-16 2018. Indonesia berhasil menjadi juara untuk pertama kalinya dalam sejarah sejak kompetisi ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2002.

Darius Sinathrya (presenter olahraga, aktor sekaligus anggota Selebritis FC) (dok.windhu)



Sementara, tim yang sama  juga bisa berada  di puncak klasemen sebagai juara grup Piala AFC U-16. Capaian yang baik karena  berhasil menembus babak perempat final, yang merupakan prestasi terbaik Indonesia sejak 1990.

Michael Suwito, Senior Brand Manager NIVEA MEN Face Care, Beiersdorf Indonesia, mengatakan, prestasi yang bisa diraih pemenang kompetisi yang berhasil membawa nama Indonesia, menjadi penyemangat  NIVEA MEN untuk terus mendukung  berkelanjutan penyiapan para pemain sepak bola usia muda menuju karier profesional.

Dalam penyelenggaraan Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019 selama beberapa bulan ke depan, NIVEA MEN akan mendampingi terus agar prestasi yang dimiliki tidak terhenti.

Pesepak bola Andre Ulang Tahun (dok.windhu)


Melalui  kompetisi, teknik bertanding akan dipertajam melalui 122 pertandingan liga yang telah dirancang. Untuk di luar lapangan, Nivea menjaga  kepercayaan diri pesepak bola remaja  melalui  rangkaian produk-produk perawatan kulit. 

Menutup kegiatan, para kapten tim dari 20 SSB peserta Liga NIVEA MEN TopSkor U-17 2018/2019  yang akan bertanding ditampilkan kepada pengunjung. Dari 20 tim tersebut, akan dibagi menjadi dua kelompok dalam babak penyisihan.


Komentar

  1. Pada masanya persepakbolaan kita cukup tangguh lho. Senang juga kalau tumbuh bibit bibit baru gini. Yang akan terus melanjutkan nama nama sebelumnya

    BalasHapus
  2. Semoga dengan adanya orogram ini makin semangat berlatih ya mba...

    BalasHapus
  3. Kompetisi atau ajang seperti ini memang sangat dibutuhkan buat mencari bibit baru dan meningkatkan keterampilan.

    BalasHapus
  4. Waa...sekolah sepakbola anakku masuk namanya. Go Mutiara 97 FC!

    BalasHapus
  5. Mudah2an makin banyak bibit2 baru buat dunia per sepak bola an yah

    BalasHapus
  6. NIVEA memang patut diapresiasi..ikut andil dalam sepak bola tanah air..semoga makin banyak pihak yang menaruh perhatian pada sepak bola Indonesia ya agar bisa bersaing dengan negara-negara lain..salam

    BalasHapus
  7. Aduh, Darius Sinarthrya ganteng bingits..*gagal fokus* :)

    BalasHapus
  8. Positif ya mba yang dilakukan Nivea, supportnya pada olahraga Indonesia, khususnya sepakbola.
    Salut deh buat Nivea

    BalasHapus
  9. senangnya liat anak muda sudah prestasi apalagi bisa membawa nama bangsa di luar negeri makin bangga sama mereka

    BalasHapus
  10. Seponsor nya keren ni bisa menyaring bakat 2 baru kaum muda , maju terus sepak bola Indonesia

    BalasHapus
  11. Semoga dg adanya liga seperti ini, sepak bola Indonesia mkin maju

    BalasHapus
  12. Bibit pesepak bola lucu-lucu ya pemainnya. Bener banget harus di latih dari sekarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberikan komentar positif demi kemajuan dan kenyamanan pembaca.

Postingan populer dari blog ini

Minggu Pagi di Aksi #TolakPenyalahgunaanObat Car Free Day

MATA saya menatap kemasan kotak bertuliskan Dextromethorphan yang ada di meja BPOM. Di atas meja itu terdapat sejumlah obat-obatan lain bertuliskan warning, yang berarti peringatan. Ingin tahu saya memegangnya. Membaca kotak luar kemasan obat itu.  “Ini obat apa?” tanya saya. Adi, petugas BPOM itu memperlihatkan isi kotak kemasan. Menurutnya, obat Dextromethorpan sudah ditarik dari pasaran. Sudah tidak digunakan lagi karena dapat disalahgunakan oleh pemakainya. Dextromethorpan yang di kotak kemasannya tertera generik dan terdiri dari 10 blister ini masuk dalam kategori daftar G. Banyak yang menyalahgunakannya untuk mendapatkan efek melayang (fly). Fly? Pikiran saya langsung teringat kepada peristiwa penyalahgunaan obat yang menghebohkan negeri ini satu bulan lalu di Kendari, Sulawesi Tenggara. Korbannya yang anak-anak masih pelajar dan mahasiswa ini. Pertengahan September 2017, semua terkaget-kaget dengan kabar yang langsung menjadi topik pembicaraan

PopBox, Solusi Anti Repot Untuk Kirim, Titip, dan Ambil Barang via Loker

Pernah lihat lemari loker seperti ini? Smart locker yang disebut PopBox saat ini berjumlah 300 buah, yang tersebar di pusat perbelanjaan, apartemen, spbu, dan perkantoran, fungsinya untuk kirim, titip, dan ambil barang (dok.windhu) Waktu mulai merambat sore. Sudah memasuki pukul 17.00.   Saya memandang ke bawah dari balik kaca di lantai 11 Ciputra World, Lotte Avenue, Jl. Dr Satrio, Jakarta Selatan. Jalan terlihat dipadati mobil dan motor yang bergerak sangat lambat, termasuk di jalan layang. Cuaca pun berubah gelap   pertanda sebentar lagi hujan.     “Dilihat dari atas, mobil-mobil banyak ini seperti mainan, ya?” kata Sasi, salah seorang pengusaha batik muda asal Semarang, Jawa Tengah, yang ikut berpameran di ajang pertemuan perempuan yang diselenggarakan selama dua hari, yang saya ikuti. PopBox yang ada di pusat perbelanjaan Lotte Shopping Avenue (dok.windhu) Saya tersenyum. Kelihatannya begitu kalau dilihat. Mobil jelas terlihat kecil dan menari

Go-Box, Solusi Pindahan Nggak Pakai Repot

Go-Box, jasa pindahan rumah yang memudahkan (dok.www.go-jek.com) SENYUM mengembang dari wajah Ani, saat sudah pasti akan segera pindah rumah. Maklum, menjadi kontraktor alias orang yang mengontrak selama ini cukup melelahkan. Mimpi tinggal secara tenang di rumah milik sendiri menjadi kenyataan. Di rumah baru, segala sesuatunya pasti lebih tenang. Apalagi setelah menikah 5 tahun. Memang, bukanlah rumah besar. Punya dua kamar tidur, dengan ruang tamu, ruang makan, dapur, dan kamar mandi. Sedikit halaman kecil buat menanam tumbuhan ataupun bunga. Sudah pasti membahagiakan.   Lokasi rumah baru di wilayah Gunung Putri, Bogor. Selama ini, tinggal di Pluit, pada lokasi cukup padat dan nyaris tidak memiliki halaman. Ah, betapa menyenangkan, pikir Ani. Segera, semua barang yang ada di rumah pun dikemas. Packing ini dan itu. Tidak ada yang boleh tertinggal karena sebenarnya tidak banyak juga barang yang dibeli. Pertimbangannya saat itu, khawatir repot jika akan pindahan